pedagang kecil, para penganggur dan kaum papa.
34
Dengan demikian ekonomi rakyat atau masyarakat lebih mengutamakan ekonomi yang berskala kecil dan
menengah yang berpartisipasi secara demokratis. Menurut Mubyarto ekonomi rakyat adalah sebagian besar dari cara-
cara rakyat bergumal dan bertahan untuk menjaga kelangsungan hidupnya di pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan dalam industri-
industri kecil dan kerajinan serta dalam perdagangan atau kegiatan swadaya lainnya baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, dengan modal utama
tenaga kerja keluarga dan modal serta teknologi seadanya.
35
Dari beberapa pengertian tentang ekonomi rakyat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional.
Pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat merupakan salah satu tugas kemanusiaan paling asasi. Upaya pemberdayaan ekonomi rakyat atau
masyarakat tidak dapat dilakukan sebatas pemberian subsidi, retribusi, dan program-program yang sifatnya karikatif, melainkan harus paradigmatif,
strukturalis kelembagaan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
36
2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Tujuan pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat yang hendak dicapai tidak hanya berupa daftar keinginan yang bernuansa mimpi namun
34
M Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, Jakarta: Nuansa Madani, 2001, cet ke 1, hal 4
35
Mubyarto, Revolusi Sistem Ekonomi, Yoyakarta: Aditya Media, 1999, cet ke 1, hal 46
36
Julius Bobo, Transformasi Ekonomi Rakyat, Jakarta: Cidesindo, 2003, cet ke 1, hal 56
tidak juga terlalu simplisistis. Adapun ekonomi rakyat yang dituju adalah sebagai berikut:
a Pembangunan ekonomi
yang partisipatif dan menempatkan ekonomi rakyat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluas-luasnya
dan didukung dengan pemihakan kepada pelaku ekonomi di masa depan. b
Penyebaran atau perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif ke tangan rakyat agar dapat dipunyai oleh sebagian besar masyarakat.
c Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujudnya ekonomi kesetaraan
dan pengembangan secara total bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi yang mempunyai potensi.
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling penting dan membuat sumber organisasi lainnya bekerja. Sumber daya manusia penting,
karena mempunyai efisiensi dan efektifitas organisasi. Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa sumber daya manusia
human resource adalah skill kemampuan, kapasitas, kecakapan, yang dimiliki oleh perorangan, yang memungkinkan untuk mendapatkan
penghasilan.
37
Adapun Bukhari Zainun mengemukakan bahwa “sumber daya manusia adalah daya yang bersumber dari manusia,” jadi sumber daya manusia adalah
suatu potensi yang dimiliki manusia itu sendiri.
38
Dengan demikian yang
37
Hassan Sadily, et. al. ed, Sumber Daya Manusia, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ikhtiar Baru, 1983, Jilid 4, hal. 2139
38
Bukhari Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gunung Agung, 2001, cet. ke- 6, hal. 64
dimaksud dengan sumber daya manusia itu adalah kekuatan daya fikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan
digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia.
Sumber daya manusia adalah tempat menyimpan daya.
39
Yang dimaksud dengan daya dalam hal ini ialah daya fikir atau daya cipta manusia
yang tersimpan dalam dirinya. Berapa besarnya daya yang tersimpan itu tidak dapat diketahui secara pasti. Kenyataan membuktikan bahwa dari masa ke
masa ada saja temuan-temuan baru, antara lain dibidang IPTEK. Yang mengagumkan. Temuan-temuan itulah yang dikembangkan kepada sesama
manusia di samping dimanfaatkan untuk menggali sumber daya. Dalam menggali dan menggunakan sumber daya manusia tersebut
secara lebih terarah dan produktif, perlu pengelolaan, pengurusan dan pengaturan pemanfaatannya secara terprogram. Pekerjaan penggalian dan
pendayagunaan tersebut harus dilakukan oleh manusia itu sendiri, sementara orang lain, misalnya manajer atau pemimpin hanya dapat membantu dan
mengarahkannya. Dalam menggali sumber daya, sikap mental berperan sebagai
pendamping hati nurani, sekaligus sebagai motor penggerak untuk menggali potensi diri manusia. Oleh karena itu, sikap mental tersebut perlu dibina dan
dibentuk serta dipersiapkan sejak awal, yaitu sejak manusia itu dilahirkan terutama pada masa kanak-kanak di dalam lingkungan keluarga.
39
Emil Salim dan Jusuf Suit Al Masdi, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996, cet ke-1, hal. 32
Khusus dalam menggali sumber daya, penekanan sikap mental adalah pembinaan, kemauan dan kebisaaan mendisiplinkan diri terutama dalam
memanfaatkan waktu, baik sewaktu dalam masa pendidikan maupun setelah berada di lapangan. Kebisaaan- kebisaaan itulah yang berperan dalam
menggali sumber daya. Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya meningkatkan
sumber daya manusia yaitu:
40
a Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya,
seperti jasmani, rohani dan kejuangan maupun kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat.
b Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan upaya
pemerataan penyebarannya. c
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK yang berwawasan
lingkungan serta d
Pembangunan pranata meliputi kelembagaan dan peningkatan hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut, yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non
fisik kecerdasan dan mental. Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut dua aspek juga yaitu: fisik kualitas Fisik, dan non fisik kualitas non fisik
40
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003, cet ke- 2, hal. 21
yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan- keterampilan lain.
4. Kebijakan Ekonomi yang Memihak Rakyat