BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan merupakan isu sentral di Negara kita, terutama setelah Indonesia dilanda krisis multi dimensional yang memuncak pada periode 1997-
1999. gejalanya berawal dari krisis moneter dan ekonomi yang tidak bisa dihadapi karena semakin tumpang tindihnya berbagai permasalahan seperti kolusi , korupsi
dan nepotisme yang merajalela. krisis ini membawa dampak yang secara keseluruhan dirasakan oleh masyarakat Indonesia yaitu dengan bertambahnya
jumlah rumah tangga miskin di pedesaan maupun di perkotaan yang disebabkan hilangnya pekerjaan dan hilangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pokok yaitu pendidikan, kesehatan dasar dan sosial. Badan pusat statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
maret tahun 2007 sebesar 37,17 juta 16,58, atau turun 2,13 juta dibandingkan maret tahun 2006 yang mencapai 39,30 juta 17,75.
Badan Pusat Statistik BPS melaporkan jumlah penduduk miskin penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret
2006 sebesar 39,05 juta 17,75 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yang berjumlah 35,10 juta 15,97 persen, berarti tingkat
kemiskinan meningkat 1,78 persen, atau bertambah sebanyak 3,95 juta orang.
1
1
http:kfm.depsos.go.id , Pusat Data Kemiskinan DEPSOS RI
Kemiskinan dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang
dalam memanfaatkan kesempatan yang ada di masyarakat. faktor penghambat tersebut secara umum meliputi faktor internal yang datang dari dalam diri si
miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambatan budaya. Sedangkan yang merupakan faktor eksternal adalah dari luar kemampuan orang
yang bersangkutan, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumber daya.
2
Parsudi Suparlan mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat
hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
3
Standar kehidupan yang rendah ini secara tidak langsung tampak pengaruhnya terhadap berbagai aspek sosial, ekonomi, psikologi, pendidikan dan
politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya takar rendah, tabungan nihil dan lemah mengantisipasi peluang. Dari
aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas dan merasa terisolir. sedangkan dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap
berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambilan keputusan.
4
2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Rafika Aditama, 2005, hal. 135
3
Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995, hal. 1
4
http : www.Kimpraswil.go.id, Memahami Kemiskinan,
Kemiskinan bukanlah merupakan masalah individu atau perorangan, akan tetapi masalah kita bersama yang pengentasannya harus dilakukan oleh segenap
masyarakat luas, orang miskin itu sendiri dan pemerintah. Dengan adanya berbagai program dalam upaya mengentaskan kemiskinan
adalah merupakan wujud kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan yang pada realitanya semakin meningkat.
Maka tidak mengherankan mengapa masalah kemiskinan ini telah mengundang banyak pakar untuk mencari solusi yang berkaitan dengan masalah
tersebut dari berbagai aspek kehidupan, salah satu pendekatannya adalah dengan adanya usaha pengokohan lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang bergerak
dalam bidang sosial. Atas dasar itulah saya merasa tertarik untuk mengadakan penelitian pada salah satu yayasan yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan sosial
seperti yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bakti Sosial DHARMAIS yang berada di desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor.
DHARMAIS merupakan yayasan yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan sosial di antaranya tentang pendidikan bagi anak putus sekolah drop out,
pengangguran dan pemberdayaan ekonomi. Dalam upaya menanggulangi permasalahan kemiskinan pada tahun 2004
DHARMAIS bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk melakukan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat Cimandala Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor memberikan berbagai keterampilan hidup life skill guna membekali mereka suatu keahlian yang nantinyan dapat digunakan untuk
menjalankan kehidupannya secara mandiri, aktif, kreatif dan produktif serta memiliki semangat untuk maju dan berkembang.
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya mengembangkan masyarakat lemah dari keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya
yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
5
Menurut Payne bahwa suatu proses pemberdayaan pada intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki antara lain melalui transfer daya dari
lingkungan.
6
Bentuk kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh DHARMAIS sendiri dalam implementasinya dilakukan melalui bentuk keterampilan yaitu berupa
keterampilan tata rias dan perbengkelan. Bentuk kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui keterampilan tata
rias berupa pengenalan berbagai tipe sanggul pengantin, berbagai macam alat kosmetik riasan wajah dan rambut serta berbagai macam tipe riasan atau tata cara
bermake up yang sesuai dengan keinginan klien. Sedangkan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui keterampilan perbengkelan berupa
5
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi Komunitas, Pengantar Pemikiran Dan Pendekatan Praktis
, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001 hal. 54
6
Ibid , hal. 54
keahlian membongkar pasang aksesoris motor sampai mereparasi setiap kerusakan-kerusakannya.
Peserta didik yang sudah terampil dalam tata rias dan perbengkelan, yayasan DHARMAIS akan memberikan dana bantuan atau modal untuk
membuka usaha salon dan bengkel, dengan begitu mereka akan mampu mendayagunakan keterampilan yang sudah didapat pada lapangan kerja yang
sesungguhnya. Adapun penulis memilih Yayasan Dharma Bakti Sosial DHARMAIS
sebagai obyek dalam penelitian ini karena penulis melihat eksistensi yang diperlihatkan
oleh DHARMAIS
dengan bentuk
programnya dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat melalui keterampilan tata rias dan perbengkelan
mempunyai peranan
yang sangat
positif dalam
upaya menanggulangi permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bogor.
Setidaknya melalui program yang dilakukan oleh DHARMAIS ini dapat membekali masyarakat suatu keahlian hidup sehingga nantinya masyarakat
mampu menjalankan kehidupannya secara mandiri dan siap menghadapi setiap momentum yang meresahkan seperti krisis ekonomi yang sedang dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengangkat permasalahan
tersebut dan kemudian menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: Upaya Yayasan Dharma Bakti Sosial DHARMAIS dalam Memberdayakan
Ekonomi Masyarakat di Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor melalui Keterampilan Tata Rias dan Perbengkelan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah