18
bahwa betapa pentingnya suatu sistem deduktif. Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. Pada tahap ini
memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, jarang atau hanya sedikit sekali anak yang sampai pada tahap berpikir ini
sekalipun anak tersebut sudah berada di tingkat SMA. Keterkaitan teori belajar Van Hielle pada penelitian ini terdapat dalam
materi pembelajaran. Pada penelitian ini materi yang digunakan adalah materi luas permukaan prisma dan limas yang termasuk dalam kategori pembelajaran
geometri.
2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
dengan pelaksanaan antara rencana dengan pelaksanaan Sugiyono, 2010: 52. Menurut Stonner dalam Sugiyono, 2010: 52 mengemukakan bahwa masalah-
masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan,
adanya pengaduan, dan kompetensi. Matematika sangat erat kaitannya dengan pemecahan masalah Problem
Solving. Pemecahan masalah adalah salah satu aspek utama dalam kurikulum matematika yang diperlukan siswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan
banyak konsep-konsep matematika dan keterampilan serta membuat keputusan Tambychik Meerah, 2010. Sedangkan menurut Heh 1999 Pemecahan
masalah adalah semacam representasi dari pemikiran. Itu adalah cara untuk
19
mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan. Ulya 2015 menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih agar terbiasa
menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah
yang ia hadapi. Pemecahan masalah juga dapat membantu siswa mempelajari fakta-fakta,
konsep, prinsip matematika dengan mengilustrasikan obyek matematika dan realisasinya. Menurut Miranda dalam Tambychik Meerah, 2010 menyatakan
bahwa anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam berpikir dan belajar ketika mereka menunjukkan kesulitan dalam memberikan perhatian, menggambarkan
orientasi bentuk dan ruang, membuat persepsi oleh visual dan auditori, menghafal hal-hal sederhana dan memahami bahasa. Akibatnya, siswa mungkin akan
berjuang dalam fase yang berbeda dengan proses pemecahan masalah. Oleh sebab itu, kemampuan pemecahan masalah siswa untuk memecahkan masalah
matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi, entah itu dalam studi matematika ataupun studi lainnya. Menurut Aisyah
2007 Karakteristik soal dikatakan pemecahan masalah adalah 1 Memiliki lebih dari satu cara penyelesaian 2 Memiliki lebih dari satu jawaban 3 Melibatkan
logika, penalaran dan uji coba 4 Sesuai dengan situasi nyata dan minat siswa. Berbicara pemecahan masalah, kita tidak bisa terlepas dari tokoh utamanya
yaitu Polya. Analisis kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud dalam
20
penelitian ini adalah penyelidikan dan memeriksa dengan teliti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah sesuai langkah pemecahan
masalah yang dikemukakan oleh Polya. Menurut Polya 1957 dalam pemecahan masalah. Ada empat langkah yang harus dilakukan, keempat tahapan ini adalah 1
memahami masalah understand the problem; 2 menentukan rencana devising a plan; 3 melaksanakan sesuai rencana carrying out the plan; 4 memeriksa
kembali looking back. Penjabaran dari keempat fase ini dalam Polya 1957 adalah sebagai berikut.
1. Memahami masalah understand the problem Dalam langkah ini kita harus mengetahui apa saja yang tidak diketahui dalam
suatu permasalahan seperti variabel-variabel yang tidak diketahui dan harus dicari nilainya. Lalu kita juga harus mengetahui data apa saja yang
dibutuhkan untuk penyelesaian masalah, misalnya seperti konstanta atau keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
2. Menentukan rencana devising a plan Dalam tahap ini kita diharuskan untuk mencari hubungan antara data yang
ada dengan variabel-variabel yang belum diketahui atau yang akan kita cari solusinya. Kalau bisa kita juga diharuskan untuk mengingat kembali apakah
masalah seperti ini pernah kita selesaikan sebelumnya atau adakah permasalahan yang miriphampir mirip dengan masalah yang sedang kita
selesaikan, jika koneksi antara data dan variabel yang ada tidak ditemukan. Selanjutnya kita seharusnya sudah mulai memiliki rencana untuk mencari
solusinya.
21
3. Melaksanakan sesuai rencana carrying out the plan Laksanakanlah langkah penyelesaian yang telah kita rancang sebelumnya
untuk memperoleh solusi. Cek setiap langkah yang kita gunakan. Apakah kita sudah yakin langkah-langkah yang digunakan sudah benar? Dapatkah kita
membuktikan bahwa langkah-langkah yang kita gunakan merupakan langkah- langkah yang benar?
4. Memeriksa kembali looking back. Periksa solusi yang telah kita peroleh. Dapatkah kita memeriksa hasilnya
benar-benar valid? Dapatkah kita memeriksa kembali argumen-argumen yang ada sudah valid? Dapatkah kita menurunkan hasil yang sama dengan cara
yang berbeda? Dapatkah kita menggunakan hasil, atau metoda pada masalah yang lain?.
2.1.4 Gaya Kognitif