34
Jadi, secara umum rumus luas permukaan limas dapat dirumuskan sebagai berikut.
� � �� �� limas = � � � + jumlah luas seluruh sisi tegak
2.4 Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah siswa belum optimal pada pembelajaran matematika. Hal ini terlihat ketika siswa merasa kesulitan ketika diberikan
persoalan yang tidak langsung diketahui solusinya dan siswa juga merasa kesulitan dalam menentukan algoritma dalam menjawab soal. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
PBL adalah salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh peneliti karena pada pembelajarannya model ini mempunyai banyak kelebihan, salah
satunya adalah dapat membantu siswa dalam memahami masalah-masalah konstekstual sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan.
Selain itu pada model PBL siswa dituntut untuk bisa memahami permasalahan sendiri dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator sehingga dapat membantu
siswa dalam proses pemecahan masalah. Tahap-tahap pada teori dan interaksi sosial pada teori piaget sangat mendukung terlaksananya model pembelajaran
PBL. Penyajian materi dan soal-soal pemecahan masalah prisma dan limas pada
penelitian ini dilaksanakan dengan model PBL. Pada materi ini dapat dikaitkan dengan teori Van Hielle yang menyatakan ada 5 tahap dalam pemahaman
geometri yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan.
35
Pada pembelajaran dengan model PBL dilakukan dengan diskusi berkelompok, berkerjasama dan saling mengemukakan pendapat sehingga dapat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan dapat ditinjau dari
gaya kognitif. Gaya kognitif dibedakan menjadi 2 yaitu gaya kognitif reflektif dan impulsif. Gaya kognitif reflektif adalah gaya kognitif dari individu-individu yang
karakteristik lambat dalam merespon masalah, tetapi akurat sehingga jawaban cenderung benar. Sementara gaya kognitif impulsif adalah gaya kognitif individu
yang memiliki karakteristik dalam menanggapi masalah dengan cepat tetapi tidak akurat sehingga jawaban cenderung salah.
Berdasarkan uraian tadi, peneliti menduga bahwa pembelajaran dengan model PBL efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada
penelitian ini peneliti menduga bahwa model pembelajaran PBl dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 75, Pencapaian peningkatan
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model PBL lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
model STAD, Respon siswa baik terhadap pembelajaran, dan aktivitas siswa dapat dikategorikan baik.
Berdasarkan uraian tadi peneliti juga menduga bahwa siswa bergaya kognitif reflektif cenderung lambat dalam mengerjakan soal pemecahan masalah
tetapi teliti dan hasil yang diperoleh akan baik sedangkan siswa impulsif akan cenderung cepat dalam mengerjakan tetapi tidak teliti dan jawaban akan
cenderung salah.
36
Secara umum kerangka berpikir peneliti disajikan dalam Gambar 2.4
Gambar 2.4 Kerangka berpikir peneliti dalam analisis kemampuan pemecahan masalah dan gaya kognitif siswa
Gaya kognitif siswa Gaya kognitif reflektif
Gaya kognitif simultif
Model PBL
Terdeskripsinya kemampuan pemecahan siswa matematika
jika ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif
impulsif melalui model PBL Menganalisis keefektifan
model Pembelajaran PBL dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa
Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
37
2.5 Hipotesis Penelitian