Conclusion DrawingVerification Penarikan Kesimpulan
1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS tidak diberlakukan sehingga dampak yang muncul adalah menurunnya optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya pada daerah Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. 2. Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup berdasarkan kajian
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diberlakukan sehingga dampak yang timbul antara lain munculnya tingkah laku pemanfaat
sumberdaya alam yang berorientasi kepada keuntungan sosial dan ekonomi saja tanpa memperdulikan keseimbangan lingkungan.
3. Pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup tidak diberlakukan, sehingga dampak yang timbul yaitu kerusakan lingkungan
meluas, hanya terdapat sedikit peran aktif masyarakat dalam upaya mengatasinya, salah satunya adalah Desa Pasir Sakti menetapkan Peraturan
DesaNomor 01 Tahun 2014 tentang Kontribusi Pengangkutan dan Tata Laksana Galian C sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten
Lampung Timur Nomor 07 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Penanggulangan pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup dilakukan setengah-setengah, sehingga permasalahan yang timbul tidak hanya
permasalahan kondisi lahan, akan tetapi berdampak kepada munculnya permasalahan perekonomian terkait dengan hasil potensi lahan pertanian di
sekitar lokasi galian tambang. Selain itu, muncul pula permasalahan sosial yang berakibat pada menurunnya penghasilan, tingkat konsumsi, kesadaran
berpendidikan, dan penghidupan masyarakat setempat yang sebagian besar berprofesi di bidang pertanian.
5. Pemulihan fungsi lingkungan hidup tidak optimal dalam pelaksanaannya, terdapat saling melempar tanggung jawab, dampaknya pemerintah memiliki
kesan buruk bagi masyarakat. 6. Pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup dilakukan tidak menyeluruh
sehingga kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur terselenggara secara
praktis dan kondisional dengan orientasi tujuan jangka pendek tanpa mengikuti panduan kebijakan yang telah ditetapkan.
7. Partisipasi masyarakat yang difasilitasi pemerintah daerah dilakukan tidak menyeluruh sehingga dampaknya antara lain terbentuknya pola tingkah laku
masyarakat pelestari lingkungan yang tidak merata. 8. Pengawasan dan sanksi hampir tidak dilakukan, kalaupun ada tidak
menyeluruh sehingga dampaknya kerusakan lingkungan tidak dapat ditanggulangi, serta melahirkan masyarakat yang pasif.
9. Pos pengaduan masyarakat tidak ada, sehingga dampaknya masyarakat cenderung pasif, bantuan dari pemerintah tidak berfungsi kontinyu dan
masyarakat tidak memiliki kemandirian sosial ekonomi.