Kegiatan Penunjang Upaya 4.370.000,00 6,33 Analisis Implementasi dan Evaluasi Efektifitas Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kota Sibolg

kemudian untuk manajemen puskesmas sebesar 43,9 dan persentase ini yang paling besar untuk manajemen puskesmas dari seluruh puskesmas, dan yang terakhir untuk kegiatan penunjang sebesar 6,33. Puskesmas Pintu Angin tidak ada menggunakan dana BOK untuk pembelian barang. Perincian selengkapnya tentang persentase pemanfaatan dana BOK di Puskesmas Pintu Angin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.15 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2012 No Ruang Lingkup Kegiatan Biaya Rp Persentase 1. Upaya Kesehatan di Puskesmas a. KIA 5.505.000,00 7,98 b. Imunisasi 2.915.000,00 4,22 c. Perbaikan Gizi 6.850.000,00 9,92 d. Promosi Kesehatan 9.035.000,00 13,09 e. Kesehatan Lingkungan 350.000,00 0,05 f. Pengendalian Penyakit 4.450.000,00 6,45 g. Lain-lain 5.230.000,00 7,58 Total Upaya Kesehatan di 34.335.000,00 49,29 Puskesmas

2. Kegiatan Penunjang Upaya 4.370.000,00 6,33

Kesehatan 3. Manajemen Puskesmas 30.295.000,00 43,90 4. Barang Penunjang Upaya 0 0 Kesehatan Total 69.000.000,00 100 Tabel tersebut menunjukkan bahwa upaya promosi kesehatan menempati urutan pertama alokasi dana BOK pada upaya kesehatan di puskesmas, dalam upaya promosi kesehatan ini telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok desa siaga, penyuluhan ke posyandu, penyuluhan DBD ke sekolah, penyuluhan dan praktek cara sikat gigi yang benar dan transport kader lansia yang tidak Universitas Sumatera Utara terpenuhi dalam dana APBD Kota Sibolga. Selanjutnya urutan ke 2 adalah upaya perbaikan gizi 9,92 dengan kegiatan berupa pemberian PMT ibu hamil KEK, dan pemberian PMT di posyandu. Selanjutnya urutan ke 3 adalah upaya KIA 7,98 yang digunakan untuk membiayai transport bidan Pegawai Tidak Tetap PTT dalam melakukan pendataan, transport melaksanakan AMP dan transport pelayanan KB. Persentase pemanfaatan dana BOK di Puskesmas Pintu Angin dapat dilihat selengkapnya pada gambar diagram berikut ini. 4 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Pelabuhan Sambas Puskesmas Pelabuhan Sambas memanfaatkan dananya hampir sama dengan yang dilakukan Puskesmas Aek Habil. Prioritas pertama adalah upaya kesehatan di puskesmas dengan persentase sebesaar 49,26, kemudian manajemen puskesmas 30,01, disusul oleh kegiatan penunjang 19 dan terakhir 9.92 6.45 13.09 0.05 4.22 7.98 43.9 6.33 7.58 Gambar 4.3 Diagram Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2012 Perbaikan gizi Pengendalian penyakit Promosi kesehatan Kesehatan lingkungan Imunisasi KIA Manajemen puskesmas Kegiatan penunjang Lain ‐lain Barang Universitas Sumatera Utara barang sebesar 7,3. Untuk rincian persentase pemanfaatannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.16 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Pelabuhan Sambas Tahun 2012 No Ruang Lingkup Kegiatan Biaya Rp Persentase 1. Upaya Kesehatan di Puskesmas a. KIA 4.235.000,00 6,23 b. Imunisasi 1.940.000,00 2,85 c. Perbaikan Gizi 13.615.000,00 20,00 d. Promosi Kesehatan 5.610.000,00 8,25 e. Kesehatan Lingkungan 0 0 f. Pengendalian Penyakit 7.415.000,00 10,90 g. Lain-lain 700.000,00 1,03 Total Upaya Kesehatan di 33.515.000,00 49,26 Puskesmas 2. Kegiatan Penunjang Upaya 10.500.000,00 19,00 Kesehatan 3. Manajemen Puskesmas 23.165.000,00 30,01

4. Barang Penunjang Upaya 820.000,00 7,30

Kesehatan Total 68.000.000,00 100 Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada upaya kesehatan di puskesmas, yang paling besar pemanfaatannya adalah upaya perbaikan gizi sebesar 20 yang digunakan untuk membayarkan transport monitoring tumbuh kembang anak balita di posyandu, pemberian PMT pemulihan pada balita BGM, transport pembagian kapsul vit A, transport petugas gizi ke posyandu, pemberian PMT di posyandu, transport pembagian tablet Fe ke sekolah, serta penyuluhan tentang garam berjodium pada masyarakat. Setelah upaya gizi, selanjutnya urutan kedua adalah upaya pengendalian penyakit 10,9 dengan kegiatan berupa home visit ke rumah penderita TB Paru dan diare, pelacakan kasus DBD, pemberian Universitas Sumatera Utara