Agama Upaya Kesehatan di Puskesmas

2. Agama

Kota Sibolga merupakan kota berbilang kaum dengan keanekaragaman sosial budaya masyarakat termasuk agama yang dianut. Meskipun demikian hubungan antar umat beragama terjalin dengan harmonis. Data dari Badan Statistik Kota Sibolga pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Sibolga beragama Islam 57,32 kemudian Kristen Protestan sebesar 35,24, Katolik 4,43 dan sisanya Hindu dan Budha sebesar 3,1.

3. Perekonomian Potensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa,

perdagangan dan industri maritim. Angkatan kerja di Kota Sibolga yaitu penduduk yang berusia 15 tahun keatas adalah sebesar 57,31 penduduk yang bekerja + aktif mencari kerja, sedangkan sisanya sebesar 42,69 adalah bukan angkatan kerja anak sekolah, mengurus rumah tangga, dan lain-lain. Jika dilihat dari status pekerjaannya, maka 48,72 angkatan kerja di Kota Sibolga adalah bekerja sebagai buruh karyawanpegawai. Penduduk yang berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain ada sekitar 29,22, berusaha dengan dibantu atau buruh tidak tetaptidak dibayar ada 8,49, buruh tetap 4,62, pekerja bebas di sektor non pertanian sebesar 2,43, pekerja bebas di sektor pertanian 1,51 dan penduduk yang bermata pencaharian sebagai pekerja keluarga adalah sebesar 5. Berdasarkan lapangan usaha utama dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel menempati Universitas Sumatera Utara urutan teratas yaitu 29,12. Kemudian sektor jasa kemasyarakatan 23 dan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu 21,25. 4.2. Gambaran Umum Puskesmas

4.2.1 Gambaran Umum Puskesmas Sambas

Puskesmas Sambas terletak di Jalan Tongkol Nomor 11 Kelurahan Pancuran Gerobak Kecamatan Sibolga Kota. Puskesmas Sambas menanggungjawabi wilayah Kecamatan Sibolga Kota yang merupakan pusat perkotaan di Kota Sibolga. Kecamatan Sibolga Kota mempunyai luas wilayah 1.566 dan jumlah penduduk sebesar 14.484 jiwa yang terdiri dari 7.119 orang laki-laki dan 7.365 orang perempuan dengan pendidikan sebagian besar SMA sederajat dan berprofesi sebagai PNS, pedagang, nelayan dan buruh. Sebanyak 4.842 orang 33 penduduk kecamatan ini tergolong penduduk miskin dan masuk dalam kepesertaan Jamkesmas. Kecamatan ini terdiri dari 4 kelurahan yaitu: 1 Kelurahan Pancuran Gerobak, 2 Kelurahan Pasar Belakang dengan, 3 Kelurahan Pasar Baru dengan, dan 4 Kelurahan Kota Baringin. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sibolga Kota ini sudah cukup memadai, berikut tabel jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sibolga Kota. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2012 No Fasilitas Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 2 2. Rumah Bersalin 1 3. Puskesmas Pembantu 3 4. Puskesmas Keliling 1 5. Poskesdes 4 6. Posyandu Balita 21 7. Posyandu Lansia 20 8. Praktek Dokter Swasta 15 9. Laboratorium Kesehatan 1 10. Apotek 5 11. Toko Obat 3 Sumber: Puskesmas Sambas 4.2.2. Gambaran Umum Puskesmas Aek Habil Puskesmas Aek Habil terletak di Jalan Merpati Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan. Puskesmas Aek Habil bertanggung jawab atas wilayah Kecamatan Sibolga Selatan yang merupakan kecamatan yang paling luas wilayahnya yaitu 3.333 km dan paling besar jumlah penduduknya yakni sebesar 30.436 jiwa yang terdiri dari 15,513 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 15.121 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9,13km. Jumlah penduduk miskin peserta Jamkesmas yang paling besar juga berada di Kecamatan ini yakni sebesar 6.723 jiwa atau sekitar 22 dari seluruh penduduk Kecamatan Sibolga Selatan. Kecamatan Sibolga Selatan terdiri dari 4 kelurahan yaitu : 1 Kelurahan Aek Habil, 2 Kelurahan Aek Manis, 3 Kelurahan Aek Parombunan dan 4 Kelurahan Aek Muara Pinang. Kecamatan ini di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebelah barat dengan Kecamatan Sibolga Sambas, Universitas Sumatera Utara sebelah Selatan dengan Samudra Hindia dan sebelah Utara dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Seperti hal nya di Kecamatan Sibolga Kota, fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Sibolga Selatan ini juga sudah cukup memadai seperti yang terdapat dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2012 No Fasilitas Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 1 2. Rumah Bersalin 2 3. Puskesmas Pembantu 5 4. Puskesmas Keliling 1 5. Poskesdes 2 6. Posyandu Balita 25 7. Posyandu Lansia 20 8. Praktek Dokter Swasta 10 9. Laboratorium Kesehatan 0 10. Apotek 1 11. Toko Obat 1 Sumber: Puskesmas Aek Habil

4.2.3. Gambaran Umum Puskesmas Pintu Angin

Puskesmas Pintu Angin berada di Kecamatan Sibolga Utara tepatnya di Kelurahan Sibolga Ilir. Wilayah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas ini adalah Kecamatan Sibolga Utara yang memiliki luas wilayah 3.138 dan secara administratif memiliki 5 kelurahan, yaitu: 1 Kelurahan Hutabarangan, 2 Kelurahan Hutatonga-tonga, 3 Kelurahan Angin Nauli, 4 Kelurahan Simare- mare dan 5 Kelurahan Sibolga Ilir. Universitas Sumatera Utara Kecamatan Sibolga Utara memiliki jumlah penduduk 20.039 jiwa yang terdiri dari laki-laki 10.023 jiwa dan perempuan 10.016 jiwa yang sebagian besar memiliki pendidikan SMA sederajat dan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, nelayan, PNS dan buruh. Sementara jumlah penduduk miskin yang sudah terdaftar dalam kepesertaan Jamkesmas tercatat sebanyak 4.855 orang atau sekitar 24 dari penduduk Kecamatan Sibolga Utara. Untuk fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sibolga Utara ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.4 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sibolga Utara Tahun 2012 No Fasilitas Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 0 2. Rumah Bersalin 0 3. Puskesmas Pembantu 4 4. Puskesmas Keliling 1 5. Poskesdes 4 6. Posyandu Balita 27 7. Posyandu Lansia 23 8. Praktek Dokter Swasta 4 9. Laboratorium Kesehatan 0 10. Apotek 1 11. Toko Obat 0 Sumber: Puskesmas Pintu Angin

4.2.4. Gambaran Umum Puskesmas Pelabuhan Sambas

Puskesmas Pelabuhan merupakan puskesmas termuda di Kota Sibolga, puskesmas ini berawal dari puskesmas pembantu yang kemudian dikembangkan menjadi puskesmas sejalan dengan terbentuknya Kecamatan Sibolga Sambas sebagai pemekaran dari Kecamatan Sibolga Selatan. Puskesmas ini terletak di Universitas Sumatera Utara Jalan Horas Ujung Kelurahan Pancuran Pinang Kecamatan Sibolga Sambas. Berdasarkan data kependudukan, luas wilayah Kecamatan Sibolga Sambas 554,9 Ha dengan jumlah penduduk tercatat sebesar 20.312 jiwa yang terdiri dari laki- laki 10.304 orang dan perempuan 10.008 orang, sebagian besar memiliki pendidikan SMAsederajat dan bekerja sebagai nelayan, buruh, pedagang dan PNS. Kecamatan Sibolga Sambas terdiri dari 4 kelurahan yaitu : 1 Kelurahan Pancuran Bambu, 2 Kelurahan Pancuran Kerambil, 3 Kelurahan Pancuran Dewa dan 4 Kelurahan Pancuran Pinang. Data mengenai fasilitas kesehatan di Kecamatan Sibolga Sambas dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.5 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sibolga Sambas Tahun 2012 No Fasilitas Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 0 2. Rumah Bersalin 1 3. Puskesmas Pembantu 2 4. Puskesmas Keliling 1 5. Poskesdes 4 6. Posyandu Balita 22 7. Posyandu Lansia 13 8. Praktek Dokter Swasta 12 9. Laboratorium Kesehatan 0 10. Apotek 2 11. Toko Obat 2 Sumber: Puskesmas Pelabuhan Sambas Universitas Sumatera Utara

4.3. Penyajian dan Analisis Data

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, maka pada sub bab ini akan disajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara langsung dan studi dokumentasi. Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1. Implementasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK di Kota Sibolga

Kebijakan BOK telah dilaksanakan sejak tahun 2010 yang mekanismenya berdasarkan Bantuan Sosial Bansos namun sejak tahun 2011 mengalami perubahan menjadi Tugas Pembantuan. Perubahan ini dilakukan untuk lebih memudahkan proses pengelolaan keuangannya. Dana yang diterima selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya diawali hanya Rp.7.000.000,00 per tahun untuk setiap puskesmas pada tahun 2010, kemudian meningkat hingga Rp.440.000.000,00 pada tahun 2012. Alokasi dana untuk puskesmas didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah tenaga kesehatan di puskesmas, jumlah posyandu, jumlah sekolah, dan parameter lain sesuai kearifan lokal. Pelaksanaan kebijakan BOK di Kota Sibolga secara umum telah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa kendala sesuai dengan fenomena yang ditemukan peneliti dalam masa penelitian.

A. Penyusunan Perencanaan Puskesmas

Perencanaan kegiatan puskesmas terdiri dari perencanaan tahunan dan bulanan. Perencanaan tahunan dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Universitas Sumatera Utara Kegiatan RPK tahunan yang akan menjadi pedoman bagi pembuatan rencana bulanan yang dituangkan dalam bentuk Plan Of Action POA melalui kegiatan lokakarya mini. Hasil wawancara terhadap para informan mengenai proses perencanaan di puskesmas disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.6 Pendapat Informan tentang Proses Perencanaan di Puskesmas dan Dasar Pembuatannya Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 01 Maret 2013 Perencanaan Puskesmas dibuat sewaktu minilokakarya yang membicarakan apa yang akan dibuat berdasarkan hasil SPM, kita meminta dari setiap program dikumpulkan semua data untuk dibahas bersama. Dasar pembuatan perencanaannya adalah sesuai dengan kebutuhan yaitu target capaian SPM Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Membuat perencanaan Puskesmas melalui rapat kecil dari seluruh program untuk meningkatkan capaian program kemudian disampaikan di dalam mini lokakarya, untuk dasar pembuatannya adalah usulan dari penanggung jawab program Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Pengelola BOK Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Perencanaan Puskesmas dibuat melalui POA tahunan dengan berdasarkan melalui cakupan kinerja Perencanaan lebih banyak dibuat oleh Pengelola BOK bersama yang lain. Perencanaan dibuat oleh kami bersama-sama dengan usulan pemegang program, kalau dasarnya dari usulan masing-masing program dari target yang belum tercapai. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pembuatan perencanaan dibuat berdasarkan hasil pencapaian kinerja yang belum tercapai yang diusulkan oleh pemegang program dan disesuaikan dengan petunjuk teknis BOK. Sementara untuk penyusunan prioritas dari masalah-masalah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Pendapat Informan Mengenai Penyusunan Prioritas Masalah di Puskesmas Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 01 Maret 2013 Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Pengelola BOK Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Mengenai penyusunan prioritas masalah, kami tidak pernah mengetahuinya dan membuatnya. Namun yang pasti kita membuat berdasarkan capaian program. Mengenai penyusunan prioritas masalah kami belum pernah membuatnya karena memang kami belum mengetahuinya. Penyusunan prioritas masalah belum pernah dibuat. Mengenai penyusunan prioritas masalah kami belum pernah membuatnya karena memang belum mengetahui caranya. Biasanya kami hanya membuat perencanaan berdasarkan usulan program. Melalui wawancara tersebut dapat dilihat bahwa semua puskesmas belum mengetahui penyusunan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sehingga belum pernah diterapkan dalam pembuatan perencanaan. Universitas Sumatera Utara Lokakarya mini sangat berkaitan erat dengan perencanaan puskesmas karena kegiatan ini merupakan saat dilakukannya pertemuan untuk membahas mengenai perencanaan yang akan dibuat untuk bulan berikutnya. Hasil wawancara mengenai pelaksanaan lokakarya mini disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.8 Tabel Pendapat Informan Perihal Pelaksanaan Lokakarya mini Puskesmas Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 01 Maret 2013 Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Staf Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Pelaksanaan minilokakarya dilakukan setiap bulan.Tetapi untuk tahun ini 2013 belum ada dilaksanakan karena dana belum turun. Sewaktu minilokakarya dibicarakan apa yang mau dibuat yang diminta dari setiap program. Pelaksanaan minilokakarya dilakukan setiap bulan. Pada saat minilokakarya kita membahas pencapaian program serta kendala-kendala yang dialami. Pelaksanaan minilokakarya dilaksanakan setiap bulan pada awal bulan di minggu kedua. Pada saat minilokakarya kita sampaikan semua pencapaian kinerja sekaligus apa yang akan dibuat. Pelaksanaan minilokakarya dilakukan setiap bulan pada akhir bulan.Sewaktu minilokakarya kita membahas masalah-masalah sehubungan pencapaian program.Namun untuk tahun ini 2013 belum ada kita laksanakan karena dana belum turun. Pelaksanaan minilokakrya dilakukan setiap bulan pada minggu kedua. Pada saat minilokakarya membicarakan pencapaian program dan masalah- masalahnya. Universitas Sumatera Utara Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan lokakarya mini sudah dilakukan rutin setiap bulan dengan jadwal yang berbeda-beda yakni Puskesmas Pintu Angin menjadwalkan pada minggu ke 2 setiap bulannya, Puskesmas Pelabuhan memilih pada akhir bulan sementara Puskesmas Aek Habil dan Puskesmas Sambas melaksanakan pada awal bulan, namun untuk bulan Januari dan Februari 2013 ini ada 2 puskesmas yang belum melaksanakan disebabkan oleh dana yang belum turun, baik itu APBD maupun dana BOK. Seluruh informan mengutarakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada saat lokakarya mini adalah evaluasi capaian program, kendala serta rencana kegiatan yang akan dibuat. Perihal perencanaan puskesmas ini juga ditanyakan kepada informan dari Dinas Kesehatan untuk mengetahui bagaimana penilaian mereka terhadap perencanaan yang dibuat oleh puskesmas. Berikut hasil wawancaranya disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.9 Tabel Pendapat Informan Mengenai Perencanaan Puskesmas Informan Pendapat Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sibolga sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran KPA Dana BOK Kota Sibolga wawancara Tanggal 27 Maret 2013 Perencanaan yang dibuat oleh puskesmas sebenarnya masih di bawah harapan, namun perencanaan Puskesmas sudah mulai mendekati ke arah yang lebih baik terutama sejak adanya dana BOK, sangat banyak perubahan terutama mengenai minilokakarya, puskesmas sudah mengetahui apa yang harus dilaksanakan sebenarnya pada saat minilokakarya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Lanjutan Informan Pendapat Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL Dinas Kesehatan Kota Sibolga sekaligus Verifikator BOK Kota Sibolga Kalau masalah perencanaan, memang sudah ada juga puskesmas yang sudah menentukan perencanaannya lumayan baik, namun ada juga yang belum, masalahnya karena data tidak tersimpan dengan baik disana. Kemudian lagi Kapusnya masih belum memahami tentang SPM sehingga menyulitkan ketika membuat perencanaan. Oleh karena itu POA mereka sering disuruh ganti. Pada wawancara tersebut pihak dinas kesehatan mengemukakan bahwa meskipun perencanaan yang dibuat oleh puskesmas masih di bawah harapan namun sudah lebih baik dibanding sebelumnya apalagi setelah adanya dana BOK. Output dari pelaksanaan lokakarya mini bulanan adalah POA , sementara RPK adalah output pada saat lokakarya mini yang pertama di awal tahun . Namun menurut pengakuan para informan, POA tidak dibuat pada saat lokakarya mini melainkan setelahnya yang disusun oleh Kepala Puskesmas atau Pengelola BOK Puskesmas, demikian juga dengan RPK yang tidak melalui lokakarya mini di awal tahun.

B. Pencairan Dana

Mekanisme pencairan dana BOK diawali dari penyampaian Surat Permintaan Uang SPU dari puskesmas beserta POA bulanan kepada Kuasa Pengguna Anggaran KPA Dinas Kesehatan KabupatenKota kemudian setelah diproses beberapa hari, puskesmas sudah bisa mengambil dana yang dibutuhkan melalui rekening puskesmas. Namun untuk 6 bulan pertama yaitu Januari sampai Universitas Sumatera Utara Juni 2012, dana diterima langsung oleh puskesmas melalui Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan Kota Sibolga. Mengenai waktu antara penyampaian SPU dengan penerimaan dana, seluruh informan menyatakan bahwa proses tersebut memakan waktu seminggu hingga 2 minggu tergantung pada proses verifikasi POA yang dilakukan oleh tim verifikator Dinas Kesehatan Kota Sibolga baru kemudian usulan dana tersebut dapat diproses. Secara lengkap hasil wawancara mengenai jarak waktu pencairan dana dengan pengajuan SPU disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.10 Pendapat Informan Tentang Jarak Waktu Pengajuan SPU dengan Pencairan Dana BOK Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 1 Maret 2013 Pengelola BOK Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 28 Februari 2013 Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan cairnya dana memakan waktu satu minggu. Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan pencairan dana kurang lebih 1 atau 2 minggu Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan keluarnya dana berkisar 2 minggu. Pengelola BOK Puskesmas Sambas wawancara tanggal 25 Februari 2013 Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan pencairan dananya kurang lebih 2 minggu. Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Pengelola BOK Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Jarak waktu antara pengajuan dengan cairnya dana berkisar seminggu sampai 10 hari. Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan pencairan dana bisa seminggu atau lebih. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Lanjutan Informan Pendapat Kepala Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan pencairan dananya kurang lebih 2 minggu. Pengelola BOK Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Bendahara Pengeluaran BOK Dinas Kesehatan Kota Sibolga wawancara tanggal 25 Februari 2013 Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan pencairan dana cairnya dana kurang lebih 2 minggu. Jarak waktu antara pengajuan SPU dengan cairnya dana kurang lebih 2 minggu. Selanjutnya mengenai ketepatan turunnya dana dengan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan serta dampaknya terhadap kegiatan puskesmas disajikan hasil wawancaranya melalui tabel berikut ini. Tabel 4.11 Pendapat Informan Mengenai Ketepatan Turunnya Dana dengan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Dampaknya Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 01 Maret 2013 Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Dana yang turun tidak tepat waktunya dan ini tentu saja sangat menimbulkan masalah karena beberapa kegiatan jadi tidak bisa dilaksanakan, misalnya minilokakarya, pemberian PMT. Turunnya dana tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan, sehingga jadi masalah karena terpaksa petugas kerja dulu baru dibayar, dan menjadi pertanyaan bagi lurah ketika Surat Perintah Tugas SPT kita tanda tangankan karena tanggalnya mundur. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Lanjutan Informan Pendapat Pengelola BOK Puskesmas Sambas wawancara tanggal 25 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Pengelola BOK Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Pengelola BOK Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Pencairan dana tidak tepat dengan waktu rencana pelaksanaan kegiatan dan hal ini menyebabkan terkendalanya pelaksanaan beberapa kegiatan, turunnya dana disemester kedua bahkan sekaligus 3 bulan sehingga sangat menyulitkan kami ketika membuat pertanggungjawaban Turunnya dana tidak sesuai dengan rencana waktu kegiatan, hal ini memang menjadi masalah karena ada beberapa kegiatan terpaksa terkendala dan kadang didahulukan dengan dana pribadi. Turunnya dana nggak sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan, hal ini menimbulkan masalah karena apabila ada terjadi masalah misalnya anak gizi buruk atau gizi kurang tidak bisa dilakukan penyelesaian masalah secepatnya. Dana yang turun tidak sesuai dengan pelaksanaan kegiatan sehingga beberapa kegiatan harus diundur. Hasil wawancara dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa pencairan dana tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas dan hal ini menyebabkan terkendalanya beberapa kegiatan puskesmas terutama hal-hal yang bersifat darurat. Penyebab keterlambatan turunnya dana ini dipertanyakan kembali kepada para informan puskesmas dan Bendahara Pengeluaran BOK di Dinas Kesehatan, dan berikut hasil wawancaranya disajikan dalam tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Pendapat Informan Mengenai Penyebab Keterlambatan Turunnya Dana Informan Pendapat Kepala Puskesmas Aek Habil wawancara tanggal 01 Maret 2013 Kepala Puskesmas Sambas wawancara tanggal 28 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pintu Angin wawancara tanggal 27 Februari 2013 Kepala Puskesmas Pelabuhan Sambas wawancara tanggal 26 Februari 2013 Bendahara Pengeluaran BOK Dinas Kesehatan Kota Sibolga Keterlambatan dana mungkin karena dana nya dari pusat memang terlambat turun, kemudian karena ada keterlambatan pemberian Surat Pertanggung Jawaban SPJ dari puskesmas. Terlambatnya dana karena lama turun dari pusat, akhirnya sampai bulan kedepannya pun jadi agak terlambat. Selain itu, keterlambatan menyerahkan POA dan SPJ juga membuat keterlambatan. Keterlambatan itu karena dana dari pusat memang lama turunnya, kemudian karena laporan terlambat diserahkan ke dinas. Terlambatnya dana itu barangkali karena lama turunnya dari pusat, ditambah lagi dengan lama memasukkan POA dan SPJ. makanya dana lama turunnya. Keterlambatan terjadi karena dana dari pusat memang agak lama turunnya, kemudian karena puskesmas lama memasukkan POA, lama menyerahkan SPJ dan POA yang disuruh ganti oleh verifikator. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa penyebab keterlambatan turunnya dana ini disebabkan oleh terlambatnya dana turun dari pusat, keterlambatan puskesmas memasukkan POA dan berkas pertanggungjawaban keuangan serta adanya perbaikan POA puskesmas. Universitas Sumatera Utara

C. Pemanfaatan Dana

Peneliti telah merekapitulasi pemanfaatan dana BOK berdasarkan POA puskesmas dari bulan Januari hingga Desember 2013, sebagai berikut: 1 Pemanfaatan dana di Puskesmas Aek Habil Tahun 2012 Pemanfaatan dana di Puskesmas Aek Habil untuk tahun anggaran 2012 dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.13 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Aek Habil Tahun 2012 No Ruang Lingkup Kegiatan Biaya Rp Persentase

1. Upaya Kesehatan di Puskesmas

a. KIA 3.125.000,00 3,28 b. Imunisasi 3.140.000,00 3,30 c. Perbaikan Gizi 19.335.000,00 20,35 d. Promosi Kesehatan 7.020.000,00 7,38 e. Kesehatan Lingkungan 3.276.000,00 3,45 f. Pengendalian Penyakit 9.800.000,00 10,32 Total Upaya Kesehatan di 45.696.000,00 48,10 Puskesmas 2. Kegiatan Penunjang Upaya 16.425.000,00 17,29 Kesehatan 3. Manajemen Puskesmas 25.905.000,00 27,27 4. Barang Penunjang Upaya 6.974.000,00 7,34 Kesehatan Total 95.000.000,00 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa alokasi terbesar pemanfaatan dana BOK pada tahun 2012 adalah pada upaya kesehatan di puskesmas yakni sebesar 48,10 yang disusul oleh manajemen puskesmas sebesar 27,27 dan akhirnya pada urutan ke 3 dialokasikan untuk kegiatan penunjang. Urutan upaya kesehatan di puskesmas mulai dari yang alokasi dananya Universitas Sumatera Utara paling besar adalah sebagai berikut : 1 Upaya perbaikan gizi yaitu sebesar 20,35 dari seluruh dana BOK, 2 Upaya pengendalian penyakit sebesar 10,32, 3 Upaya promosi kesehatan dengan persentasi 7,38, 4 Upaya kesehatan lingkungan dengan persentasi 3,45, 5 Upaya imunisasi 3,30 dan 6 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak KIA 3,28. Pemanfaatan juga dapat dilihat dalam diagram berikut ini. Adapun kegiatan yang dilakukan pada upaya perbaikan gizi adalah pemberian Pemberian Makanan Tambahan PMT penyuluhan untuk balita gizi buruk, PMT penyuluhan di posyandu, dan pemberian PMT untuk balita Bawah Garis Merah BGM keluarga miskin. Sementara pada upaya pengendalian penyakit dilakukan kegiatan pelacakan kasus Demam Berdarah Dengue DBD, home visit penderita Tuberculosis TB Paru dan kusta, pelacakan kasus, dan 20.35 10.32 7.38 3.45 3.3 3.28 27.27 17.29 7.34 Gambar 4.1 Diagram Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Aek Habil Tahun 2012 Perbaikan gizi Pengendalian penyakit Promosi kesehatan Kesehatan lingkungan Imunisasi KIA Manajemen puskesmas Kegiatan penunjang Barang Universitas Sumatera Utara pembagian bubuk abate. Selanjutnya kegiatan pada upaya promosi kesehatan yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan di posyandu, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS ke sekolah, penyuluhan cara sikat gigi yang benar, dan penyuluhan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di posyandu. Untuk upaya kesehatan lingkungan dilakukan kegiatan pembinaan Tempat-tempat Umum TTU dan Tempat Pengolahan Makanan TPM serta pendataan sanitasi dasar keluarga, selanjutnya untuk upaya imunisasi dimanfaatkan untuk transport pengambilan vaksin dan sweeping imunisasi, sedangkan upaya yang terakhir yaitu KIA dimanfaatkan untuk sweeping ibu hamil yang belum mendapatkan antenatal, transport pemeriksaan kesehatan yaitu haemoglobin, protein urine, golongan darah dan glukosa urin ibu hamil, serta penimbangan murid Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dan Taman Kanak-Kanak TK. 2 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Sambas Puskesmas Sambas mendapat alokasi dana BOK sebesar Rp 68.000.000,00 dengan pemanfaatan dana terbesar untuk upaya kesehatan di puskesmas yakni sebesar 63,72, kemudian yang ke 2 untuk manajemen puskesmas 31,36, selanjutnya kegiatan penunjang 4,11 dan yang terakhir untuk barang penunjang upaya kesehatan yakni sebesar 0,04. Lebih lanjut pemanfaatannya dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas Sambas Tahun 2012 No Ruang Lingkup Kegiatan Biaya Rp Persentase

1. Upaya Kesehatan di Puskesmas