melalui aliran darah. Injeksi Amfetamin memiliki bioavailability tertinggi dan menghasilkan efek yang cepat dan hebat. Ketika diinjeksi, efek
Amfetamin akan muncul dengan segera namun memiliki durasi efek yang singkat Kramer, 1967.
2.2.4. Farmakologi Amfetamin
Amfetamin merupakan campuran dari isomer d-amfetamin dan l- amfetamin Usdin, 1979. D-amfetamin bekerja dengan cara membebaskan
dopamin ke celah sinaptik sedangkan isomer l-amfetamin bekerja dengan cara membebaskan norepinefrin. Oleh karena itu, Amfetamin dikatakan sebagai obat
simpatomimetik yang bekerja secara tidak langsung dengan menekankan pada pembebasan neurotransmitter simpatetik daripada bekerja secara aktif pada
reseptor α- maupun β- adrenergik Katzung, 2009.
2.2.5. Derivat Amfetamin
Berikut ini merupakan derivat dari Amfetamin : 1. Metamfetamin
Amfetamin dan Metamfetamin merupakan dua simpatomimetik amin yang memiliki hubungan yang erat dan keduanya juga banyak disalahgunakan.
Metamfetamin yang dikenal sebagai shabu-shabu berbentuk kristal bening seperti butiran gula, tetapi ukurannya sedikit lebih besar sehingga ada
yang menyebutnya crystal meth. Metamfetamin lebih banyak dipilih oleh para penyalahguna karena norepinefrin yang dibebaskan lebih sedikit
dibandingkan Amfetamin. Selain itu, Metamfetamin lebih mudah dibakar dan dihirup. Efek yang dihasilkan dengan cara menghirup shabu-shabu
lebih besar dibandingkan efek yang dihasilkan dengan cara mengonsumsi secara oral. Hal ini mungkin dikarenakan oleh cepatnya peningkatan kadar
dopamin di dalam otak Kelly, 2001.
Gambar 2.2. Sabu-sabu Sulistyo, 2012
2. 3,4- methyldioxymethamphetamine MDMA MDMA merupakan obat sintetik, psikoaktif yang struktur kimiawinya
sama seperti Metamfetamin. MDMA atau yang lebih dikenal dengan nama ekstasi, menghasilkan efek psikostimulan dan psikomimetik dengan cara
meningkatkan kadar dopamin dan serotonin di dalam otak. MDMA dikonsumsi secara oral, biasanya dalam bentuk tablet. MDMA bersifat
neurotoksik pada neuron serotonergik, terlihat degenerasi jalur serotonergik dengan jelas pada hewan percobaan. Penggunaan MDMA
pada manusia akan menghancurkan neuron serotonergik di dalam otak yang berkontribusi pada beberapa komplikasi psikiatri seperti reaksi panik,
psikosis, depresi dan bunuh diri Ricaurte, 2001.
Gambar 2.3. Ekstasi Kabar Banten, 2012
2.2.6. Penggunaan Klinis Amfetamin dan Derivatnya
Amfetamin dan Metamfetamin dilegalkan untuk beberapa kondisi medis antara lain :
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD ADHD adalah suatu kelainan neurobehaviour yang terjadi sekitar 5
pada anak-anak. Tiga bentuk dasar ADHD menurut Diagnostic and Statistical