Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa tentang Amfetamin berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.8. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Kurang
Sedang J
J J
J
Laki-laki 5
50 1
50 24 33,8
30 36,1
Perempuan 5
50 1
50 47
66,2 53
63,9
Total 10 100
2 100
71 100
83 100
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa tentang Amfetamin berdasarkan karakteristik umur dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.9. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur Responden
Umur Responden Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Kurang
Sedang J
J J
J
14 1
10 1
50 7
9,9 9
10,8
15 2
20 1
50 16 22,5
19 22,9
16 3
30 28 39,4
31 37,3
17 4
40 17 23,9
21 25,3
18 3
4,2 3
3,6
Total 10 100
2 100
71 100
83 100
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa tentang Amfetamin berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.10. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pengetahuan
Responden Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Kurang
Sedang J
J J
J
Kelas X 2
20 2
100 17 23,9
21 25,3
Kelas XI 3
30 27 38,0
30 36,1
Kelas XII 5
50 27 38,0
32 38,6
Total 10 100
2 100
71 100
83 100
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan siswai yang berpengetahuan baik sebesar 12, berpengetahuan sedang sebesar 85,5 , dan yang berpengetahuan
kurang sebesar 2,4. Berdasarkan distribusi frekuensi umur responden, 10,9 siswa berumur 14
tahun, 22,9 siswa berumur 15 tahun, 37,3 siswa berumur 16 tahun, 25,3 siswa berumur 17 tahun dan 3,6 siswa berumur 18 tahun.
Berdasarkan distribusi frekuensi jenis kelamin responden, 36,1 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 63,9 siswa berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan distribusi frekuensi suku responden, 3,6 siswa berasal dari suku Aceh, 44,6 siswa berasal dari suku Batak, 20,5 siswa berasal dari suku
Jawa, 1,2 siswa berasal dari suku Manado, 9,6 siswa berasal dari suku Melayu, 1,2 siswa berasal dari suku Minang, 2,4 siswa berasal dari suku
Padang, 1,2 siswa berasal dari suku Tamil dan 15,7 siswa berasal dari suku Tionghua.
Berdasarkan distribusi frekuensi agama responden, 56,6 siswa beragama Islam, 13,3 siswa beragama Buddha dan 30,1 siswa beragama Kristen.
Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden, 25,3 siswa duduk di kelas X, 36,1 siswa duduk di kelas XI dan 38,6 siswa duduk di
kelas XII. Berdasarkan hasil crosstab antara tingkat pengetahuan dan jenis kelamin
responden, siswa yang berpengetahuan baik dan kurang adalah sama antara
kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan yaitu masing-masing sebesar 50, sedangkan siswa yang berpengetahuan sedang terbanyak terdapat pada
kelompok jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66,2 Berdasarkan hasil crosstab antara tingkat pengetahuan dan umur
responden, siswa yang berpengetahuan baik terbanyak terdapat pada kelompok umur 17 tahun yaitu sebesar 40, siswa yang berpengetahuan sedang terbanyak
terdapat pada kelompok umur 16 tahun yatu sebesar 39,4, dan siswa yang berpengetahuan kurang terbanyak terdapat pada kelompok umur 14 tahun dan 15
tahun yaitu masing-masing sebesar 50. Berdasarkan hasil crosstab antara tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan responden, siswa yang berpengetahuan baik terbanyak terdapat pada kelompok kelas XII yaitu sebesar 50, siswa yang berpengetahuan sedang
terbanyak adalah sama antara kelompok kelas XI dan XII yaitu masing-masing sebesar 27, dan siswa yang berpengetahuan kurang terbanyak terdapat pada
kelompok kelas X yaitu sebesar 100. Berdasarkan sumber informasi tentang efek dan bahaya Amfetamin yang
diperoleh siswa, 50,6 siswa memperoleh informasi dari sesama teman, 61,4 siswa memperoleh informasi dari anggota keluarga, 83,1 siswa memperoleh
informasi dari guru, 69,9 siswa memperoleh informasi dari media cetak, 74,7 siswa memperoleh informasi dari media elektronik dan 4,8 tidak permah
memperoleh informasi. Berdasarkan penyuluhan yang diperoleh, 80,7 siswa memperoleh
penyuluhan dari pihak sekolah, 27,7 siswa memperoleh penyuluhan dari pihak kepolisian, 28,9 siswa memperoleh penyuluhan dari pihak sosial, 49,4 siswa
memperoleh penyuluhan dari petugas kesehatan dan 12 siswa tidak pernah memperoleh penyuluhan.
Berdasarkan pendapat responden, mengapa orang menyalahgunakan Amfetamin, 14,5 siswa berpendapat bahwa penggunaan Amfetamin untuk
meningkatkan performa, 14,5 siswa berpendapat bahwa penggunaan Amfetamin untuk menurunkan berat badan, 20,5 siswa berpendapat bahwa penggunaan
Amfetamin untuk mengatasi serangan tidur, 79,5 siswa berpendapat bahwa