Fage litik .1 Karakteristik Fage

Tabel 3 Residu antibiotik pada produk ternak Produk Sampel positif Jenis residu Sumber Susu individu 80 antibiotik Sudarwanto 1990 Susu kandang 24 antibiotik Sudarwanto 1990 Susu loper 34.4 antibiotik Sudarwanto 1990 Susu pasteurisasi 32.5 penisilin Sudarwanto et al. 1992 Susu segar 5.5 63.7 70.3 tetrasiklin klortetrasiklin oksitetrasiklin Bahri 2008 Bahri 2008 Bahri 2008 Susu mentah 59.1 penisilin Sudarwanto et al. 1992 Daging sapi super market 100 11.1 22.2 penisilin makrolida tetrasiklin Iniansredef 1999 Iniansredef 1999 Iniansredef 1999 Hati sapi super market 100 12.5 12.5 penisilin makrolida tetrasiklin Iniansredef 1999 Iniansredef 1999 Iniansredef 1999 Daging ayam super market 41.7 penisilin Iniansredef 1999 Hati ayam super market 100 14.3 penisilin aminoglikosida Iniansredef 1999 Iniansredef 1999

2.1.4 Isolasi dan Identifikasi Salmonella pada Makanan

Menurut Adams dan Moss 2008 metode isolasi dan identifikasi Salmonella pada makanan mendapat perhatian lebih dibandingkan penyebab foodborne diseases lainnya. Untuk mengidentifikasi Salmonella pada makanan dapat menggunakan teknik biakan konvensional Ray 2001. Terdapat lima tahapan prosedur untuk mengidentifikasi Salmonella pada makanan, yaitu tahap pre-enrichment pra-pengayaan, selective enrichment pengayaan selektif, selective plating media media pemupukan selektif, uji biokimia, dan uji serologik Ray 2001. 2.2 Fage litik 2.2.1 Karakteristik Fage Fage merupakan parasit obligat intraselular yang dapat menggandakan diri di dalam bakteri dengan menggunakan beberapa atau semua mesin biosintetik sel inang. Fage secara metabolisme hanya dapat bereproduksi setelah menginfeksi sel inang bakteri yang cocok. Fage bersifat sangat spesifik dan tidak bersifat toksik terhadap binatang dan tumbuhan. Seperti pada virus umumnya, fage mengandung asam nukleat DNA berantai tunggal atau ganda dan RNA berantai tunggal yang diliputi selubung protein atau kapsid. Kapsid terdiri atas subunit kapsomer Pelczar dan Chan 2007. Fage berdasarkan sistem klasifikasi dari the International Committee on Taxonomy of viruses, dimasukkan dalam kelompok ordo I, yaitu caudovirales dengan ciri fage yang memiliki DNA double-strand dan berekor. Fage yang merupakan virus penginfeksi bakteri, memiliki 2 tipe yaitu litik dan lisogenik dengan daur siklus yang berbeda Gambar 5. Gambar 5 Siklus replikasi fage Todar 2009 Semua fage mempunyai inti asam nukleat yang ditutupi oleh selubung protein atau kapsid Gambar 6. Kapsid terdiri sub unit morfologis yang disebut kapsomer. Kapsomer terdiri dari sub unit atau molekul protein yang disebut protomer Pelczar dan Chan 2007. A Kepala fage B Struktur fage C Bentuk fage Gambar 6 Kepala, struktur dan bentuk fage Sahrojas 2010 Cara reproduksi fage litik terdiri atas 5 tahap, yaitu tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap sintesis, tahap pematangan, dan tahap lisis. Bila fage litik menginfeksi sel bakteri maka fage akan bereplikasi di dalam sel inang membentuk sejumlah fage baru kemudian akan membuat sel inang pecah Hogg 2005. Pada tahap adsorpsi, ujung ekor melekat pada sel melalui reseptor khusus pada permukaan sel. Proses perlekatan ini bersifat spesifik dimana reseptor dan fage bersifat sebagai pasangan Gambar 7. Reseptor dapat berupa lipopolisakaida, flagela, vili, karbohidrat, atau protein membran dinding sel. Gambar 7 Reproduksi fage Hyglos 2012 Pembentukan kepala, ekor, dan serabut ekor diatur melalui 3 jalur yang dilaksanakan oleh runutan gen yang berlainan. Tahap pematangan atau perakitan merupakan tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh. Tahap perakitan terjadi setelah sintesis protein dan asam nukleat yang diikuti oleh lisis sel bakteri dan pelepasan fage Hogg 2005 2. 2.2 Penelitian dan Aplikasi Fage Penemuan dan penelitian fage telah banyak dilakukan sejak Ernest Hanbury Hankin melakukan pengamatan pertamakali terhadap aktivitas fage yang menginfeksi Vibrio cholerae di India pada tahun 1896. Setelah penemuan fage pada tahun 1915-1917, penggunaan fage secara klinis pada manusia terhadap infeksi bakteri telah dilakukan di Eropa khususnya di Eropa Timur Pelczar dan Chan 2007. Terapi fage telah digunakan untuk melawan penyakit infeksi pada kulit, tulang, saluran gastrointestinal, dada, abdomen, kepala, leher, dan sistem organ tubuh lainnya Abedon 2008. Pada tahun 1921, Bruynoghe dan Maisin menggunakan fage untuk perlakuan terhadap penyakit kulit akibat Staphylococcus. Pada tahun l940-an, perusahaan Eli Lilly di US memproduksi 7 produk fage yang digunakan untuk manusia. Kemudian pada tahun 1980-an, Smith dan Huggins melaksanakan berbagai percobaan terapi fage Abedon 2008. 2.3 Uji In-vivo 2.3.1 Paparan Alergi dan Respon Tubuh