paratyphi A Serotipe group A, S. paratyphi B Serotipe group B, S. paratyphi C Serotipe group, dan S. typhi dari Serotipe group D Jawetz et al. 2005.
2.1.2 Patogenesis
S. typhi, S. paratyphi A, B dan C merupakan penyebab infeksi utama pada manusia. Bakteri ini selalu masuk melalui jalan oral dan biasanya dengan cara
mengkontaminasi makanan dan minuman Jay 2000. Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap infeksi Salmonella sp adalah
keasaman lambung, flora normal dalam usus dan ketahanan usus lokal Jawetz et al. 2005. Menurut Robinson et al. 2000 Salmonella juga terdeteksi pada
daging, susu, telur, buah dan Sayur. Telur yang terkontaminasi Salmonella yang disimpan pada suhu kamar dapat mencapai 10
11
seltelur Robinson et al. 2000. Mekanisme patogenesis Salmonella biasanya melalui proses infeksi
sistemik yang mengakibatkan demam, diare, abdominal pain, dan vomitting. Gejala timbul tergantung daya tahan tubuh, umumnya setelah terpapar 3-4 hari
Bhunia 2008. Dosis infeksi Salmonella bervariasi yaitu 1-10
9
cfug, menurut Bhunia 2008 dosis minimal Salmonella yang mengakibatkan penyakit adalah
10
3
cfug. Menurut Cooper 1994 dosis 10
3
dapat menyebabkan wabah salmonellosis
pada manusia. Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar. S typhi,
paratyphi A, B, dan C masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar Rabson et al. 2005. Setelah berhasil melampaui usus
halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain Gambar 3. Akibatnya
feses dan urin penderita bisa mengandung kuman S. typhi, S. paratyphi A, B dan C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman yang
tercemar. Pada penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bisa ada terus menerus di feses dan urin sampai bertahun-tahun Rabson et al. 2005.
Gambar 3 Mekanisme masuknya Salmonella pada tubuh manusia Smida 2011
Bakteri tersebut melalui aliran darah juga akan menyerang hati, kantong empedu, limpa, ginjal, dan sumsum tulang dan menyebabkan infeksi organ-
organ tersebut Ray 2001. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah mereka menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia sekunder.
Bakteremia sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis Rabson et al. 2005.
Gejala klinis pada salmonellosis tergantung pada sifat virulensi dan invasi bakteri, jumlah bakteri, daya tahan tubuh hospes umur dan kesehatan. Masa
inkubasi infeksi Salmonella pada manusia adalah 5-72 jam tetapi gejala umumnya terjadi setelah 12-36 jam menelan makanan yang terkontaminasi Salmonella.
Tanda-tanda awal adalah diare, dehidrasi, sakit perut, mual-mual, dan muntah. Salmonellosis bila tidak ditangani dengan tepat akan mengakibatkan kematian
Rabson et al. 2005.
2.1.3 Mekanisme Wabah Salmonellosis di Lingkungan