2.1.3 Mekanisme Wabah Salmonellosis di Lingkungan
Salmonellosis adalah wabah yang timbul akibat adanya infeksi bakteri Salmonella yang menyerang saluran gastrointestinal setelah mengkonsumsi
makanan yang tercemar Salmonella. Wabah salmonellosis telah terjadi sejak 20 tahun yang lalu di Eropa. Tahun 1980-an terjadi peningkatan yang signifikan
wabah salmonellosis yang diakibatkan oleh S. enteritidis dan pada tahun 1990 wabah ini menyebar ke negara berkembang. Wabah salmonellosis bersifat
epidemik. Wabah ini menurun setelah dilakukan beberapa implementasi kontrol Salmonella. Prosentase wabah Salmonellosis berdasarkan usia disajikan oleh
ACDC 2009 pada Tabel 1.
Tabel 1 Prosentase wabah salmonellosis per 100.000 jiwa periode 2005 - 2009 Kriteria
2005 2006
2007 2008
2009 Berdasarkan Usia tahun
1 8.8
8.2 9.2
5.4 7.5
1 - 4 17.6
18.2 16.9
37.4 19.2
5 - 14 17.4
17.1 15.9
10.4 16.3
15 - 34 20.3
20.6 20.9
17.0 22.7
35 - 44 10.8
8.6 10.5
9.2 9.2
45 - 54 8.1
9.2 7.9
7.1 8.5
55 - 64 6.7
6.6 6.9
5.6 6.4
65 + 10.1
11.5 11.5
7.8 10.3
Tidak teridentifikasi 0.2
0.3 0.2
Berdasarkan Rasetnik Asia
9.7 11.3
10.5 7.0
8.6 Hitam
6.8 7.8
5.9 4.7
6.3 Amerika
45.8 50.0
49.9 65.4
52.0 Putih
36.1 28.8
31.4 19.9
30.7 Lain-lain
0.6 0.3
0.9 0.2
0.8 Tidak teridentifikasi
1.2 1.6
1.4 2.9
1.6
Agen penyebab wabah salmonellosis ini mudah ditransmisikan dari lingkungan ke hewan dan manusia serta sebaliknya baik langsung ataupun tidak
langsung melalui produk pangan asal ternak Grau 1989. Hewan yang terinfeksi Salmonella dari lingkungan dapat menyebarkan bakteri ini melalui feses Tabel
2. Feses tersebut akan mencemari lingkungan sekitar seperti tanah dan air. Mekanisme wabah salmonellosis di lingkungan tersaji pada Gambar 4.
Tabel 2 Infeksi Salmonella spp. pada hewan ternak periode tahun 1990-2003 Salmonella spp.
A B
C D
E F
G H
S. Typhi 16
4 2
5 35
1 2
65 S. enteritidis
197 -
8 59
22 5
3 S. hadar
29 -
1 15
4 3
- 52
S. lexington 4
- 1
10 1
- 1
17 S. ouakam
23 -
2 3
1 -
- 29
S. schwarzengrund 19
2 1
11 4
1 -
38 Keterangan: A = Unggas ayam, itik, burung; B = Ruminansia Sapi, kerbau,
kambing, domba; C = Babi, kucing, anjing; D = Limbah Rumah potong hewan, alat, air, sampah, bulu; E = Pangan asal ternak
karkas, daging, susu, telur dan produknya; F = Pakan ternak; G = Manusia; H = Jumlah Poernomo 2004.
Gambar 4 Siklus transmisi wabah salmonellosis di Lingkungan
Penurunan paparan Salmonella pada hewan ternyata juga dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak sesuai takaran
ternyata memberi efek negatif yaitu produk hasil hewan seperti daging dan susu tidak aman dikonsumsi, menyebabkan reaksi alergis, keracunan, resistensi
mikroba tertentu atau gangguan fisiologis pada manusia. Residu antibiotik pada produk ternak tersaji pada Tabel 3.
Salmonella mencemari lingkungan
Wabah salmonellosis di Lingkungan Hewan
Manusia
Feses mengandung Salmonella Cemaran Salmonella di tanah dan air
Foodborne dan waterborne disease
Tabel 3 Residu antibiotik pada produk ternak Produk
Sampel positif
Jenis residu Sumber
Susu individu 80
antibiotik Sudarwanto 1990
Susu kandang 24
antibiotik Sudarwanto 1990
Susu loper 34.4
antibiotik Sudarwanto 1990
Susu pasteurisasi 32.5
penisilin Sudarwanto et al. 1992
Susu segar 5.5
63.7 70.3
tetrasiklin klortetrasiklin
oksitetrasiklin Bahri 2008
Bahri 2008 Bahri 2008
Susu mentah 59.1
penisilin Sudarwanto et al. 1992
Daging sapi super market
100 11.1
22.2 penisilin
makrolida tetrasiklin
Iniansredef 1999 Iniansredef 1999
Iniansredef 1999
Hati sapi super market
100 12.5
12.5 penisilin
makrolida tetrasiklin
Iniansredef 1999 Iniansredef 1999
Iniansredef 1999
Daging ayam super market
41.7 penisilin
Iniansredef 1999 Hati ayam
super market 100
14.3 penisilin
aminoglikosida Iniansredef 1999
Iniansredef 1999
2.1.4 Isolasi dan Identifikasi Salmonella pada Makanan