Perumusan Masalah Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers lembang, Bandung

4 Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produkjasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

1.2. Perumusan Masalah

Agrowisata Little Farmers adalah salah satu unit usaha yang ada di unit agribisnis koperasi karyawan PT Bio Farma. Pada awalnya tujuan perusahaan didirikan adalah untuk pemenuhan kebutuhan pakan hewan percobaan PT Bio Farma berupa penanaman rumput gajah dan wortel. Seiring berjalannya waktu usaha jadi berkembang dengan pembudidayaan tanaman hortikultura dengan tujuan efisiensi pemanfaatan lahan, yang hasilnya dipasarkan sendiri oleh pihak koperasi. Pada tahun 1998 Unit Agribisnis Koperasi Karyawan PT Bio Farma menerima rombongan guru dari TK Salman Al Farisi. Pada saat itu rombongan guru ingin melihat anak didiknya memahami proses tumbuh dan berkembangnya tanaman dan ternak. Hal inilah yang menjadi awal mulanya kegiatan mengenalkan secara langsung cara bercocok tanam dan beternak sehingga sampai saat ini pemanfaatan lahan berkembang menjadi kegiatan agrowisata. Agrowisata Little Farmers merupakan salah satu bentuk objek wisata yang bergerak dalam bidang pertanian yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Keunggulan agrowisata Little Farmers yang menjadi daya tarik pengunjung adalah melalui program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman lapangan di alam terbuka bagi masyarakat serta sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bagaimana proses bercocoktanam, beternak hewan dan panen bersama sambil berwisata. Adapun produk paket wisata yang ditawarkan di Agrowisata Little Farmers meliputi Bercocok Tanam dan Berkebun, Petik Strawberry, Pelatihan Agribisnis, Flying Fox , Two Line Bride, Mini Arung Jeram, Family Gathering, Family Camp, Paint 5 Ball , Hiking, dan Kuda Tunggang, serta ada juga paket wisata yang dinamakan “berkebun plus” yaitu paket wisata berkebun yang ditambah dengan Flying Fox atau Two Line Bride. Tabel 3. Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung Agrowisata Little Farmers Tahun 2004-2007 Tahun Jumlah Pengunjung Orang Pertumbuhan Persen 2004 23.899 - 2005 36.935 54,54 2006 40.959 10,90 2007 40.588 -0,90 Sumber : Laporan Tahunan agrowisata Little Farmers, 2008 Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat kunjungan ke agrowisata Little Farmers mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005 pertumbuhan jumlah pengunjung meningkat sebesar 54,54 persen atau sebanyak 36.935 pengunjung. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 10,90 persen atau sekitar 40.588 pengunjung. Meskipun pada tahun 2007 jumlah pengunjung Little Farmers mengalami penurunan namun jika dilihat dari jumlah pengunjungnya Little Farmers masih merupakan agrowisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat. Seiring dengan perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata yang berkembang secara dinamis, berimplikasi pula terhadap meningkatnya permintaan akan agrowisata. Kondisi tersebut menimbulkan banyaknya usaha di bidang pariwisata yang muncul dan berkembang pesat dengan berbagai keunggulan yang ditawarkannya. Hal ini merupakan tantangan bagi agrowisata Little Farmers untuk terus meningkatkan jumlah pengunjungnya serta terus mempertahankan dan meningkatkan keunggulan layanan jasa yang dimiliki mengingat persaingan semakin tinggi di dalam industri pariwisata. Little Farmers sebagai agrowisata menghadapi persaingan yang semakin tinggi, mengingat pada lokasi yang tidak jauh dari Little Farmers terdapat beberapa agrowisata maupun objek wisata lain yang menawarkan berbagai keunggulannya, misalnya agrowisata Vin s Strawberry, Gunung Tangkuban Perahu, dan Wisata Air Ciater. Di sisi lain, hingga saat ini pihak pengelola Little Farmers belum memiliki suatu 6 strategi bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas yang disebabkan tidak adanya tenaga kerja yang memahami secara mendalam mengenai konsep bauran pemasaran pada jasa agrowisata karena mayoritas tenaga kerja Little Farmers merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan dari budidaya pertanian. Melihat kenyataan tersebut, agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Salah satunya untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, penerapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengeruhi serta dampak yang akan timbul. Agar upaya pengembangan agrowisata dapat berhasil dengan baik diperlukan upaya yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Hasil penelitian mengenai strategi bauran pemasaran ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar oleh pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan dua permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan sistem pemasaran yang saat ini diterapkan oleh manajemen Agrowisata Little Farmers ? 2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Agrowisata Little Farmers ?

1.3. Tujuan Penelitian