14
2. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Agrowisata sebagai bagian dari usaha pertanian, membutuhkan keharmonisan
semua aspek, salah satunya adalah sumberdaya alam dan lingkungan. Seumberdaya alam dan lingkungan mencakup objek wisata yang dijual serta
lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan kelestarian dan keasrian sumberdaya alam yang dijual sangat
menentukan keberlanjutan agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat sekitar menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Meskipun paket wisata yang
ditawarkan sudah sangat baik namun jika berada di masyarakat yang tidak menerimanya, maka akan menyulitkan dalam pemasaran agrowisata.
3. Promosi Promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi
dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet
, pameran, cinderamata, media massa dalam bentuk iklan atau media audiovisual, serta penyediaan informasi pada tempat publik.
4. Sarana dan Prasarana Kedatangan wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang
diciptakan, mulai dari bentuk pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi, transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Selain itu, dukungan
berupa kebijakan pemerintah juga merupakan kerangka dasar yang diperlukan untuk mendorong perkembangan agrowisata.
5. Kelembagaan Agrowisata dalam hal pengembangannya memerlukan dukungan dari semua
pihak, diantaranya pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan wisata, perguruan tinggi atau institusi pendidikan lainnya, serta masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya agrowisata.
2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata
Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan sebuah agrowisata antara lain adalah : Tirtawinata dalam Masang,
2006
15
1. Potensi agrowista yang belum dikembangkan sepenuhnya. Indonesia memiliki potensi agrowisata yang sangat beragam, meliputi
pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian, teknologi budidaya komoditas pertanian yang khas, paket budaya pertanian setempat, dan
sebagainya. Keunggulan-keunggulan tersebut saat ini belum sepenuhnya dikembangkan.
2. Promosi dan pemasaran agrowisata yang masih terbatas sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Kegiatan
promosi dan pemasaran agrowisata masih terbatas pada promosi individu, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata
tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal itu, diperlukan adanya kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan dan
pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik. 3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan.
Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap
lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak. 4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang.
Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat
aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai penggerak perekonomian rakyat.
5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa
adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu
pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata. 6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata
Pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.
16
2.3. Penelitian Terdahulu
Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian
terdahulu dapat dijadikan acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan.
Pada Tabel 4 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil analisis Utami 2004 di PT Saung Mirwan dapat diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan
pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran
meningkatkan daya saing perusahaan. Dari analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga
sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama
No Nama Judul skripsi
Alat analisis Tahun
1 Margianati Diah Utami
Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran
Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan Pada PT Saung
Mirwan Analisis Tabulasi
PHA Proses Hirarki Analitik
2004
2 Sunaryo Analisis
Proses Pengambilan
Keputusan dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata
Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor, Jawa
Barat, 2006. IPA Important
Performance Analysis 2005
3 Luther masang
Strategi Pengembangan
Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor
Matriks IFE, EFE, dan SWOT
2006
4 Hafnansyah Harahap
Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT.
Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor
Analisis Tabulasi PHA Proses Hirarki
Analitik 2006
5 Fandy
Akhdiar Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pda
Agrowisata Rumah Sutera Alam, Bogor, Jawa Barat
PHA Proses Hirarki Analitik
2008