Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers lembang, Bandung

(1)

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN

METODE PROSES HIERARKI ANALITIK

DI AGROWISATA

LITTLE FARMERS

LEMBANG, BANDUNG

SKRIPSI

IMAM WAHYUDI H34066064

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

IMAM WAHYUDI. Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO).

Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang lebih spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung.

Perubahan preferensi konsumen yang berkembang secara dinamis kearah agrowisata dan tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri pariwisata, membuat agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat.sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang lebih terstruktur untuk dijalankan oleh agrowisata Little Farmers. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi manajemen Little Farmers dalam menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuannya.

Metode pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan dan informasi melalui wawancara dengan pihak manajemen Little Farmers. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuisioner yang diberikan kepada responden. Data hasil kuisioner yang diperoleh dari responden diolah secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan program komputer Expert Choice version 2000. Tujuan dari pengolahan ini untuk memperoleh bobot prioritas bauran pemasaran secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan dari pemasaran.

Berdasarkan hasil analisis prioritas bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik, maka didapatkan prioritas elemen-elemen secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan.. Pada elemen-elemen tujuan pemasaran, tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung mendapat prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,750. Sedangkan tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial mendapat prioritas kedua dengan bobot 0,250.

Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP diperoleh bahwa untuk elemen bauran pemasaran Little Farmers tempat memperoleh prioritas utama


(3)

dengan bobot 0,201, sedangkan strategi operasional tempat yang utama adalah lokasi yang strategis. Produk memperoleh prioritas kedua dengan bobot 0,185, sedangkan untuk strategi operasional produk yang utama adalah kualitas atraksi wisata. Prioritas ketiga dari elemen bauran pemasaran adalah Harga dengan bobot 0,158, sedangkan strategi operasional yang utama dari harga adalah penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. Prioritas keempat dari elemen bauran pemasaranLittle Farmers adalah promosi dengan bobot 0,153, sedangkan strategi operasional utama dari promosi adalah dengan memprioritaskan iklan sebagai prioritas utamanya.

Bukti Fisik memperoleh prioritas kelima dari elemen bauran pemasaran Little Farmersdengan nilai bobot prioritas 0,110, sedangkan strategi operasional dari bukti fisik yang utamanya adalah fasilitas kebun percobaan. Prioritas keenam dari elemen bauran pemasaranLittle Farmers adalah Proses dengan bobot 0,102, sedangkan strategi operasional utamanya adalah kualitas dalam layanan. Prioritas terakhir atau prioritas ketujuh dari elemen bauran pemasaran agrowisata Little Farmers adalah Orang dengan bobot 0,088, sedangkan strategi operasional dari Orang yang mendapat prioritas utama adalah kompetensi karyawan dan pemandu.


(4)

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN

METODE PROSES HIERARKI ANALITIK

DI AGROWISATA

LITTLE FARMERS

LEMBANG, BANDUNG

IMAM WAHYUDI H34066064

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(5)

Judul Skripsi : Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers lembang, Bandung

Nama : Imam Wahyudi

NRP : H34066064

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

Imam Wahyudi H34066064


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Bandung, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 07 Februari 1985. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara, putra Bapak Wasikin (Alm) dan Ibu Tohanah.

Penulis mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri Pabaki 2 Bandung. Seusai menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 41 Bandung dan pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Pasundan 3 Bandung.

Selepas menyelesaikan pendidikan di SMU, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Budidaya Tanaman Hortikultura, Fakultas Pertanian dan memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Dewan Keluarga Masjid Al-Muhajirin Universitas Padjadjaran (DKM Al-Muhajirin UNPAD) dan Keluarga Muslim Ekstensi Institut Pertanian Bogor (KAMUS-IPB).


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, anugerah, kasih sayang dan petunjuk Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh AgrowisataLittle Farmers.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia.

Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Allah SWT, atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis, serta atas segala kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama skripsi yang telah

memberikan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang juga telah memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. 5. H. Muhammad Firdaus, PhD selaku dosen evaluator kolokium yang telah

memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

7. Pihak manajemen Little Farmers, terutama Pak Dandi dan Mas guruh, serta seluruh karyawan/pemandu agrowisata Little Farmers yang telah memberikan izin untuk penyelenggaraan penelitian dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa AGB serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Pariwisata ... 8

2.1.1. Pengertian Pariwisata ... 8

2.1.2. Pemasaran Pariwisata ... 8

2.2. Agrowisata ... 9

2.2.1. Pengertian Agrowisata ... 9

2.2.2. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata... 10

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Agrowisata ... 12

2.2.4. Arah Pengembangan Agrowisata ... 12

2.2.5. Fasilitas Agrowisata... 13

2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata ... 13

2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata ... 14

2.3. Penelitian Terdahulu... 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 20

3.1.2. Pemasaran Jasa ... 21

3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran ... 21

3.1.3.1. Produk ... 22

3.1.3.2. Distribusi/Tempat... 23

3.1.3.3. Harga ... 23

3.1.3.4. Promosi ... 24

3.1.3.5. Proses... 25

3.1.3.6. Orang ... 26

3.1.3.7. Bukti Fisik ... 26

3.1.4. Analisis Pengambilan Keputusan ... 27

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 28

IV METODE PENELITIAN ... 31

4.1. Lokasi Penelitian ... 31

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 31


(11)

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN

METODE PROSES HIERARKI ANALITIK

DI AGROWISATA

LITTLE FARMERS

LEMBANG, BANDUNG

SKRIPSI

IMAM WAHYUDI H34066064

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

IMAM WAHYUDI. Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO).

Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang lebih spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung.

Perubahan preferensi konsumen yang berkembang secara dinamis kearah agrowisata dan tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri pariwisata, membuat agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat.sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang lebih terstruktur untuk dijalankan oleh agrowisata Little Farmers. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi manajemen Little Farmers dalam menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuannya.

Metode pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan dan informasi melalui wawancara dengan pihak manajemen Little Farmers. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuisioner yang diberikan kepada responden. Data hasil kuisioner yang diperoleh dari responden diolah secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan program komputer Expert Choice version 2000. Tujuan dari pengolahan ini untuk memperoleh bobot prioritas bauran pemasaran secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan dari pemasaran.

Berdasarkan hasil analisis prioritas bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik, maka didapatkan prioritas elemen-elemen secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan.. Pada elemen-elemen tujuan pemasaran, tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung mendapat prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,750. Sedangkan tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial mendapat prioritas kedua dengan bobot 0,250.

Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP diperoleh bahwa untuk elemen bauran pemasaran Little Farmers tempat memperoleh prioritas utama


(13)

dengan bobot 0,201, sedangkan strategi operasional tempat yang utama adalah lokasi yang strategis. Produk memperoleh prioritas kedua dengan bobot 0,185, sedangkan untuk strategi operasional produk yang utama adalah kualitas atraksi wisata. Prioritas ketiga dari elemen bauran pemasaran adalah Harga dengan bobot 0,158, sedangkan strategi operasional yang utama dari harga adalah penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. Prioritas keempat dari elemen bauran pemasaranLittle Farmers adalah promosi dengan bobot 0,153, sedangkan strategi operasional utama dari promosi adalah dengan memprioritaskan iklan sebagai prioritas utamanya.

Bukti Fisik memperoleh prioritas kelima dari elemen bauran pemasaran Little Farmersdengan nilai bobot prioritas 0,110, sedangkan strategi operasional dari bukti fisik yang utamanya adalah fasilitas kebun percobaan. Prioritas keenam dari elemen bauran pemasaranLittle Farmers adalah Proses dengan bobot 0,102, sedangkan strategi operasional utamanya adalah kualitas dalam layanan. Prioritas terakhir atau prioritas ketujuh dari elemen bauran pemasaran agrowisata Little Farmers adalah Orang dengan bobot 0,088, sedangkan strategi operasional dari Orang yang mendapat prioritas utama adalah kompetensi karyawan dan pemandu.


(14)

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN

METODE PROSES HIERARKI ANALITIK

DI AGROWISATA

LITTLE FARMERS

LEMBANG, BANDUNG

IMAM WAHYUDI H34066064

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(15)

Judul Skripsi : Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers lembang, Bandung

Nama : Imam Wahyudi

NRP : H34066064

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

Imam Wahyudi H34066064


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Bandung, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 07 Februari 1985. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara, putra Bapak Wasikin (Alm) dan Ibu Tohanah.

Penulis mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri Pabaki 2 Bandung. Seusai menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 41 Bandung dan pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Pasundan 3 Bandung.

Selepas menyelesaikan pendidikan di SMU, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Budidaya Tanaman Hortikultura, Fakultas Pertanian dan memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Dewan Keluarga Masjid Al-Muhajirin Universitas Padjadjaran (DKM Al-Muhajirin UNPAD) dan Keluarga Muslim Ekstensi Institut Pertanian Bogor (KAMUS-IPB).


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, anugerah, kasih sayang dan petunjuk Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh AgrowisataLittle Farmers.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia.

Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Allah SWT, atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis, serta atas segala kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama skripsi yang telah

memberikan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang juga telah memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. 5. H. Muhammad Firdaus, PhD selaku dosen evaluator kolokium yang telah

memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

7. Pihak manajemen Little Farmers, terutama Pak Dandi dan Mas guruh, serta seluruh karyawan/pemandu agrowisata Little Farmers yang telah memberikan izin untuk penyelenggaraan penelitian dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa AGB serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Pariwisata ... 8

2.1.1. Pengertian Pariwisata ... 8

2.1.2. Pemasaran Pariwisata ... 8

2.2. Agrowisata ... 9

2.2.1. Pengertian Agrowisata ... 9

2.2.2. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata... 10

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Agrowisata ... 12

2.2.4. Arah Pengembangan Agrowisata ... 12

2.2.5. Fasilitas Agrowisata... 13

2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata ... 13

2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata ... 14

2.3. Penelitian Terdahulu... 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 20

3.1.2. Pemasaran Jasa ... 21

3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran ... 21

3.1.3.1. Produk ... 22

3.1.3.2. Distribusi/Tempat... 23

3.1.3.3. Harga ... 23

3.1.3.4. Promosi ... 24

3.1.3.5. Proses... 25

3.1.3.6. Orang ... 26

3.1.3.7. Bukti Fisik ... 26

3.1.4. Analisis Pengambilan Keputusan ... 27

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 28

IV METODE PENELITIAN ... 31

4.1. Lokasi Penelitian ... 31

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 31


(21)

4.4. Metode Pengolahan Data ... 32

4.5. Sistem Hirarki Keputusan ... 39

4.6. Definisi Operasional ... 40

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 43

5.1. Letak Geografis dan Topografi Perusahaan ... 43

5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 43

5.3. Visi dan MisiLittle Farmers ... 45

5.4. Struktur OrganisasiLittle Farmers ... 46

5.5. Sarana dan Prasarana ... 48

VI IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKANLITTLE FARMERS ... 49

6.1. Pengembangan Produk/Jasa ... 49

6.2. Promosi ... 51

6.3. Penetapan Harga ... 52

6.4. Tempat ... 53

6.4. Fasilitas Pendukung (Bukti Fisik) ... 54

VII ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATALITTLE FARMERS ... 57

7.1. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran ... 57

7.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal AgrowisataLittle Farmers ... 59

7.2.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pemasaran ... 59

7.2.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran ... 60

7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional ... 64

7.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal AgrowisataLittle Farmers ... 73

7.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Pemasaran ... 74

7.3.2. Analisis Hasil pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 75

7.3.3 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional ... 77

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

8.1. Kesimpulan ... 83

8.2. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Statistik Kunjungan Wisatawan dan Sumbangan Pariwisata

Terhadap Total Ekspor Indonesia Tahun 2002-2007 ... 2 2. Jumlah Wisatawan ke Objek Wisata di Jawa Barat

Tahun 2004-2007 ... 3 3. Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung

AgrowisataLittle Farmers Tahun 2004-2007 ... 5 4. Penelitian Terdahulu ... 16 5. Jenis dan Sumber Data ... 31 6. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 35 7. Matriks Pendapat Individu (MPI) ... 35 8. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) ... 36 9. Nilai Indeks Acak ... 38 10. Harga Paket Wisata AgrowisataLittle Farmers ... 53 11. Hasil Analisis Prioritas Elemen TujuanLittle Farmers ... 60 12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran

AgrowisataLittle Farmers ... 61 13. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional

Untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung ... 65 14. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional

Untuk Tujuan MenjadikanLittle Farmers Sebagai

Agrowisata Yang Potensial ... 69 15. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Pemasaran

AgrowisataLittle Farmers ... 74 16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran

Little Farmers ... 75 17. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional


(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ... 30 2. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan ... 40 3. Struktur Organisasi AgrowisataLittle Farmers ... 48 4. Hirarki Keputusan Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian Pemilihan Prioritas Strategi Bauran

Pemasaran AgrowisataLittle Farmers ... 89 2. Foto-foto Paket Wisata AgrowisataLittle Farmers ... 106 3. Artikel Jelajah wisata AgrowisataLittle Farmers ... 108


(25)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Dengan posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraannya.

Preferensi dan motivasi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara juga berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. Dengan demikian maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional.

Sektor pariwisata termasuk agrowisata sangat berperan bagi perekonomian nasional yaitu melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa mengingat motivasi kunjungan wisata khususnya wisatawan asing adalah karena sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan devisa yang diterima serta sumbangan pariwisata terhadap total ekspor (persen).


(26)

Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan dan Sumbangan Pariwisata Terhadap Total Ekspor (persen) di Indonesia 2002-2007

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2007, 2008 (diolah)

Keterangan * : Untuk data tahun 2005 2006, dan 2007 tidak diketahui persentase berapa penghasil devisa dari pariwisata

Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai tahun 2007 terdapat peningkatan persentase sumbangan pariwisata terhadap total ekspor yaitu sebesar 10,21 persen pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan menjadi 10,35 persen pada tahun 2003. Hal yang sama juga terjadi dari tahun 2003 ke tahun 2004 yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata selama tahun 2007 sebesar US $ 5.345,98 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 20,19 persen dibanding tahun 2006.

Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang lebih spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi.

Perkembangan agrowisata tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai keunikan yang dimiliki serta merupakan bagian dari kegiatan rekreasi untuk wisatawan mancanegara maupun masyarakat lokal. Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan agrowisata. Letak

Tahun Wisatawan Mancanegara (Orang) Rata-rata Pengeluaran/Orang (US $) Rata-Rata lama tinggal (Hari) Devisa (Juta US $) Sumbangan Pariwisata terhadap total ekspor (Persen) Per Kunjungan Per hari

2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56 10,21 2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02 10,35 2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 10,76 2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 * 2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 * 2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98 *


(27)

3 geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Di samping itu, keragaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan.

Potensi pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi daya tarik agrowisata di Jawa Barat sangat besar. Saat ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah agrowisata, seperti perkebunan Teh Gunung Mas, Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Buah Mekarsari, Taman Bunga Nusantara, Kawasan Gunung Salak Endah, dan beberapa perkebunan teh lainnya di Cianjur, Subang, Bandung Selatan, Kawasan Jaring Terapung Jangari, AgrowisataLittle Farmers serta Balai Inseminasi Buatan di Lembang. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, agrowisata dapat menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat pada masa yang akan datang. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah Jawa Barat.

Tabel 2.Jumlah Wisatawan ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2004-2007

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat , 2008

Tabel 2. memperlihatkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Propinsi Jawa Barat dari tahun 2004 sampai tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2005 ke tahun 2006. Jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara pada tahun 2005 tercatat sebesar 17.098.251 kemudian meningkat sebesar 24.086.615 pada tahun 2006 atau meningkat sebesar 40 persen dari tahun 2005.

Tahun Wisatawan Nusantara

Wisatawan Mancanegara

Jumlah

2004 16.611.680 239.113 16.850.793

2005 16.890.316 207.935 17.098.251

2006 23.859.547 227.935 24.086.615


(28)

Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

1.2. Perumusan Masalah

Agrowisata Little Farmers adalah salah satu unit usaha yang ada di unit agribisnis koperasi karyawan PT Bio Farma. Pada awalnya tujuan perusahaan didirikan adalah untuk pemenuhan kebutuhan pakan hewan percobaan PT Bio Farma berupa penanaman rumput gajah dan wortel. Seiring berjalannya waktu usaha jadi berkembang dengan pembudidayaan tanaman hortikultura (dengan tujuan efisiensi pemanfaatan lahan), yang hasilnya dipasarkan sendiri oleh pihak koperasi. Pada tahun 1998 Unit Agribisnis Koperasi Karyawan PT Bio Farma menerima rombongan guru dari TK Salman Al Farisi. Pada saat itu rombongan guru ingin melihat anak didiknya memahami proses tumbuh dan berkembangnya tanaman dan ternak. Hal inilah yang menjadi awal mulanya kegiatan mengenalkan secara langsung cara bercocok tanam dan beternak sehingga sampai saat ini pemanfaatan lahan berkembang menjadi kegiatan agrowisata.

Agrowisata Little Farmers merupakan salah satu bentuk objek wisata yang bergerak dalam bidang pertanian yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Keunggulan agrowisataLittle Farmers yang menjadi daya tarik pengunjung adalah melalui program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman lapangan di alam terbuka bagi masyarakat serta sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bagaimana proses bercocoktanam, beternak hewan dan panen bersama sambil berwisata. Adapun produk (paket wisata) yang ditawarkan di Agrowisata Little Farmers meliputi Bercocok Tanam dan Berkebun, Petik Strawberry, Pelatihan Agribisnis, Flying Fox,Two Line Bride, Mini Arung Jeram, Family Gathering,Family Camp,Paint


(29)

5 Ball, Hiking, dan Kuda Tunggang, serta ada juga paket wisata yang dinamakan “berkebun plus” yaitu paket wisata berkebun yang ditambah dengan Flying Fox atauTwo Line Bride.

Tabel 3. Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung Agrowisata Little Farmers Tahun 2004-2007

Tahun Jumlah Pengunjung (Orang) Pertumbuhan (Persen)

2004 23.899

-2005 36.935 54,54

2006 40.959 10,90

2007 40.588 -0,90

Sumber : Laporan Tahunan agrowisataLittle Farmers, 2008

Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat kunjungan ke agrowisata Little Farmers mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005 pertumbuhan jumlah pengunjung meningkat sebesar 54,54 persen atau sebanyak 36.935 pengunjung. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 10,90 persen atau sekitar 40.588 pengunjung. Meskipun pada tahun 2007 jumlah pengunjung Little Farmers mengalami penurunan namun jika dilihat dari jumlah pengunjungnya Little Farmers masih merupakan agrowisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat.

Seiring dengan perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata yang berkembang secara dinamis, berimplikasi pula terhadap meningkatnya permintaan akan agrowisata. Kondisi tersebut menimbulkan banyaknya usaha di bidang pariwisata yang muncul dan berkembang pesat dengan berbagai keunggulan yang ditawarkannya. Hal ini merupakan tantangan bagi agrowisataLittle Farmers untuk terus meningkatkan jumlah pengunjungnya serta terus mempertahankan dan meningkatkan keunggulan layanan jasa yang dimiliki mengingat persaingan semakin tinggi di dalam industri pariwisata.Little Farmers sebagai agrowisata menghadapi persaingan yang semakin tinggi, mengingat pada lokasi yang tidak jauh dari Little Farmers terdapat beberapa agrowisata maupun objek wisata lain yang menawarkan berbagai keunggulannya, misalnya agrowisataVin s Strawberry, Gunung Tangkuban Perahu, dan Wisata Air Ciater. Di sisi lain, hingga saat ini pihak pengelolaLittle Farmers belum memiliki suatu


(30)

strategi bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas yang disebabkan tidak adanya tenaga kerja yang memahami secara mendalam mengenai konsep bauran pemasaran pada jasa (agrowisata) karena mayoritas tenaga kerja Little Farmers merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan dari budidaya pertanian.

Melihat kenyataan tersebut, agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Salah satunya untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, penerapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengeruhi serta dampak yang akan timbul.

Agar upaya pengembangan agrowisata dapat berhasil dengan baik diperlukan upaya yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Hasil penelitian mengenai strategi bauran pemasaran ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar oleh pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang.

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan dua permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan sistem pemasaran yang saat ini diterapkan oleh manajemen AgrowisataLittle Farmers ?

2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen AgrowisataLittle Farmers ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sejauh mana sistem pemasaran yang telah dijalankan oleh AgrowisataLittle Farmers

2. Menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran sebagai masukan untuk dijalankan oleh AgrowisataLittle Farmers.


(31)

7 1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, didapat beberapa manfaat yaitu:

1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola agrowisata Little Farmers dalam menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan keputusan strategi pemasaran agrowisata.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini hanya mencakup pada penyusunan prioritas strategi bauran pemasaran agrowisata Little Farmers yang terdiri dari 7P yaitu meliputi : Product, Price, Promotion, Place, Process dan Physical Evidence. Dalam penelitian ini penulis hanya mengidentifikasi dan menganalisis elemen-elemen internal perusahaan yang berhubungan dengan bauran pemasaran kemudian menyusunnya ke dalam sebuah hierarki keputusan, kemudian memberikan nilai-nilai prioritas pada elemen-elemen tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan dalam menetapkan prioritas strategi pemasaran.

Saat ini penulis hanya melakukan penelitian sampai tahapan penyusunan prioritas strategi bauran pemasaran sebagai masukan bagi manajemen Little Farmers, sedangkan implementasi strategi dan evaluasi strategi tidak dibahas. Impelementasi strategi tidak dilakukan karena merupakan kebijakan perusahaan, penulis tidak memiliki wewenang untuk mengimplementasikan strategi yang dihasilkan dari penelitian.


(32)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

2.1.1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan dari pekerjaaan rutin atau mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat negara maju dan sebagian kecil masyarakat berkembang. Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan politik (Damanik dan Weber, 2006).

Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya meningkatkan devisa negara melalui wisatawan asing, menggugah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian, memperluas barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu permbangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata (Wahab, 1992)

2.1.2. Pemasaran Pariwisata

Menurut Kotler dalam buku Marketing Plus mengatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism marketing) dibagi menjadi dua kategori yaitu service marketing danplace marketing.Service marketing berpegang pada tiga P, yaitu presentation, people, dan process. Presentation etat hubungannya dengan “tampak luar” dari karekteristik fisik si pembuat jasa misalnya tata letak ruang, bangunan hotel, dan lain-lain. People dalam industri jasa adalah orang yang memegang peranan kunci, sebab proses konsumsi terjadi bersamaan dengan proses produksi. Sedangkan process artinya proses harus diperhatikan ketika konsumen menikmati sesuatu jasa. Definisi Place Marketing menurut Kotler merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau


(33)

9 menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

Seperti halnya produk, pariwisata yang merupakan kategori usaha jasa juga memerlukan kegiatan pemasaran. Peranan kegiatan pemasaran bagi pariwisata sangat penting, yaitu : (Hamid dalam Harahap, 2006)

1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen atau wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai paket dan fasilitasas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati.

2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa, keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus.

3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi.

2.2. Agrowisata

2.2.1. Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggrisagrotourism. Dilihat dari asal katanya, Agro berarti pertanian dan tourism berarti


(34)

pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan (Septriani dalam Masang, 2006).

Sajian yang diberikan agrowisata kepada para wisatawan tidak hanya pemandangan kawasan pertanian yang panoramik dan kenyamanan di dalam pertanian, tetapi juga aktifitas petani beserta teknologi khas yang digunakan dan dilakukan dalam lahan pertanian. Wisatawan dapat mengikuti aktifitas ini, menikmati produk segar pertanian yang tersedia, mempelajari nilai historis lokasi, arsitektur, atau budaya pertanian yang khas dan kombinasi dari berbagai cirri tersebut.

Pada prinsipnya agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan.

2.2.2 Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata

Ruang lingkup dan potensi agrowista oleh team menteri rakornas wisata agro pada tahun 1992 Betrianis dalam Masang (2006) dijelaskan sebagai berikut. 1. Tanaman pangan

Daya tarik tanaman pangan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut:

(a) Bunga-bungaan. Bunga-bungaan yang mempunyai kekhasan sebagai bunga Indonesia, cara pemeliharaan yang masih tradisional, bunga yang dikaitkan dengan segi keindahan antara lain seni merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga dan sebagainya, serta budidaya bunga. (b) Buah-buahan. Kebun buah-buahan pada umumnya di desa atau di

pegunungan dan mempunyai pemandangan alam sekitarnya yang indah, memperkenalkan kota-kota di Indonesia berdasarkan daerah asal buah


(35)

11 tersebut cara-cara tradisional pemetikan buah, tingkat pengelolaan buah di pabrik, budidaya buah-buahan seperti apel, anggur, jeruk, dan lain-lain. (c) Sayuran. Kebun sayuran pada umumnya di desa atau pegunungan dan

mempunyai pemandangan alam sekitar yang indah, cara-cara tradisional pemeliharaan dan pemetikan sayuran, teknik pengelolaan, budidaya sayuran dan lain-lain. (d) jamu-jamuan. Pemeliharaan dan pengadaan bahan, pengolahan bahan (tradisional dan modern), berbagai khasiat jamu-jamuan, dan jamu sebagai kosmetik tradisional dan moden.

Sedangkan ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut : (1) lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas tanaman padi, palawija dan komoditas tanaman hortikultura, dan (2) lingkup kegiatan yang ditangani meluputi kegiatan usaha tani tanaman pangan (padi, palawija, hortikultura) yang terdiri dari berbagai proses kegiatan pra panen, pasca panen/pengelolaan hasil sampai pemasarannya.

2. Perkebunan

Daya tarik perkebunan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut: (1) Daya tarik historis bagi wisata alam, (2) lokasi perkebunan, pada umumnya terletak di daerah pegunungan dan mempunyai pemandangan alam dan berhawa segar, (3) cara-cara tradisional dalam pola bertanam, pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya, dan (4) tingkat teknik pengelolaan yang ada dan sebagainya.

3. Peternakan

Ruang lingkup obyek wisata peternakan meliputi :

(1) Pra Produksi : pembibitan ternak, pabrik pakan ternak, pabrik obat-obatan dan lain-lain, (2) kegiatan produksi : usaha peternakan unggas, ternak perah, ternak potong dan aneka ternak, dengan pola PIR, pola bapak angkat, perusahaan swasta, koperasi, BUMN dan usaha perseorangan, (3) pasca produksi : pasca panen susu, daging telur, kulit dan lain-lain, dan (4) kegiatan lain: penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu itik, balap kuda dan lain-lain.

4. Perikanan


(36)

(1) Adanya pola perikanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (2) cara-cara tradisional dalam perikanan, (3) tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya, dan (4) budidaya perikanan.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Agrowisata

Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Departemen Pertanian, 2007)

Tirtawinata dan fachruddin dalam masang (1999) mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata, antara lain :

1. Meningkatkan konservasi lingkungan

2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam 3. Memberikan nilai rekreasi

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan 5. Mendapatkan keuntungan ekonomi

2.2.4. Arah Pengembangan Agrowisata

Kegiatan pengembangan agrowisata menurut Deasi dalam Masang (2006) diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah pengembangan ini disesuaikan dengan potensi dan prioritas pembangunan pertanian suatu daerah.

Dalam era otonomi daerah agrowisata dapat dikembangkan di masing-maing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan paket agrowisata yang lain daripada yang lain.


(37)

13 2.2.5. Fasilitas Agrowisata

Sebagai objek wisata, agrowisata selayaknya memberikan kemudahan wisatawan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan salah satunya melalui fasilitas yang diberikan. Fasilitas pada agrowisata dibagi menjadi tiga kategori yaitu : (Tirtawinata dan Fachrudin dalam Masang 2006).

1. Fasilitas Objek, baik yang bersifat alami, buatan, atau perpaduan antara alami dengan buatan manusia. Fasilitas objek yang terkait dengan agrowisata diantaranya lahan, produk pertanian, dan kegiatan petani mulai dari budidaya sampai pasca panen.

2. Fasilitas Pelayanan, meliputi pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, papan penunjuk jalan, jalan dalam kawasan agrowisata, toilet, tempat ibadah, tempat sampah, took cinderamata, restoran, tempat istirahat, dan pramuwisata (guide).

3. Fasilitas Pendukung, meliputi jalan menuju lokasi, komunikasi dan promosi, keamanan, sistem perbankan, dan pelayanan kesehatan.

2.2.6. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata Berdasarkan arah pengembangan agrowisata, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowista secara efektif dan efisien sehingga upaya yang akan dilakukan dapat terintegrasi dan berjalan dengan baik. Departemen Pertanian (2008) menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowisata diantaranya adalah :

1. Sumberdaya Manusia

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sumberdaya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan pengelola agrowisata dalam menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wissata yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke agrowisata tersebut. Keberhasilan dari pengembangan agrowisata sangat tergantung kompetensi dari sumberdaya manusia yang terlibat dalam agrowisata tersebut, sehingga diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai agrowisata.


(38)

2. Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Agrowisata sebagai bagian dari usaha pertanian, membutuhkan keharmonisan semua aspek, salah satunya adalah sumberdaya alam dan lingkungan. Seumberdaya alam dan lingkungan mencakup objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan kelestarian dan keasrian sumberdaya alam yang dijual sangat menentukan keberlanjutan agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat sekitar menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Meskipun paket wisata yang ditawarkan sudah sangat baik namun jika berada di masyarakat yang tidak menerimanya, maka akan menyulitkan dalam pemasaran agrowisata.

3. Promosi

Promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik.

4. Sarana dan Prasarana

Kedatangan wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang diciptakan, mulai dari bentuk pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi, transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Selain itu, dukungan berupa kebijakan pemerintah juga merupakan kerangka dasar yang diperlukan untuk mendorong perkembangan agrowisata.

5. Kelembagaan

Agrowisata dalam hal pengembangannya memerlukan dukungan dari semua pihak, diantaranya pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan wisata, perguruan tinggi atau institusi pendidikan lainnya, serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya agrowisata.

2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata

Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan sebuah agrowisata antara lain adalah : (Tirtawinata dalam Masang, 2006)


(39)

15 1. Potensi agrowista yang belum dikembangkan sepenuhnya.

Indonesia memiliki potensi agrowisata yang sangat beragam, meliputi pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian, teknologi budidaya komoditas pertanian yang khas, paket budaya pertanian setempat, dan sebagainya. Keunggulan-keunggulan tersebut saat ini belum sepenuhnya dikembangkan.

2. Promosi dan pemasaran agrowisata yang masih terbatas sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Kegiatan promosi dan pemasaran agrowisata masih terbatas pada promosi individu, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal itu, diperlukan adanya kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan dan pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik.

3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan.

Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak.

4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang.

Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai penggerak perekonomian rakyat.

5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata

Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata.

6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata

Pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.


(40)

2.3. Penelitian Terdahulu

Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan.

Pada Tabel 4 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

Tabel 4.Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil analisis Utami (2004) di PT Saung Mirwan dapat diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing perusahaan. Dari analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama No Nama Judul skripsi Alat analisis Tahun

1 Margianati Diah Utami

Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan Pada PT Saung Mirwan

Analisis Tabulasi & PHA (Proses Hirarki Analitik)

2004

2 Sunaryo Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor, Jawa Barat, 2006.

IPA (Important Performance Analysis)

2005

3 Luther masang Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor

Matriks IFE, EFE, dan SWOT

2006

4 Hafnansyah Harahap

Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor

Analisis Tabulasi & PHA (Proses Hirarki Analitik)

2006

5 Fandy Akhdiar Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pda Agrowisata Rumah Sutera Alam, Bogor, Jawa Barat

PHA (Proses Hirarki Analitik


(41)

17 produk bunga potong adalah harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang tidak menyimpang dari ketetapan ASBINDO.

Sunaryo dalam penelitiannya di wisata agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran sebuah agrowisata diperlukan tujuh elemen bauran pemasaran yang saling mendukung. Ketujuh elemen tersebut adalah produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Berdasarkan hasil penelitiannya strategi-strategi yang sebaiknya dilaksanakan oleh Perkebunan Teh Gunung Mas adalah membuat paket wisata (produk). Penetapan harga yang bervariasi dan adanya potongan harga (harga), memperhatikan kebersihan dan keamanan lokasi agrowisata (tempat), memanfaatkan public relation dengan baik (promosi). Pelayanan yang baik (orang). Kekonsistenan perusahaan dalam pengembangan agrowisata (proses), dan perawatan terhadap seluruh fasilitas yang ada (bukti fisik).

Masang (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor, menyimpulkan bahwa terdapat empat alternatif dalam strategi pengembangan agrowisata yaitu 1) menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumber daya yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, 2) memanfaatkan kualitas produk, citra yang baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri, 3) meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, 4) meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang akan menjadi saingan dalam usahanya.

Berdasarkan hasil penelitian Harahap (2006), PT. Taman Safari Indonesia sebagai tempat wisata lebih memprioritaskan tujuannya untuk meningkatkan penjualan tiket. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek dan menutupi biaya operasional yang cukup tinggi. Perusahaan


(42)

memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan lebih menerapkan strategi promosi melalui penerapan diskon. Promosi dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah keuntungan.

Akbar (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Bogor, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode proses hirarki analitik didapatkan prioritas dari elemen-elemen dalam strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam, yaitu (1) tujuan yang mendapat prioritas utama adalah meningkatkan jumlah pengunjung dibandingkan dengan tujuan menjadikan Rumah Sutera alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera., (2) pada strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah produk/jasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas paket wisata, (3) prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah promosi dengan strategi operasional pemasaran langsung., (4) prioritas ketiga dari bauran pemasaran adalah harga dengan strategi operasional kesesuaian harga dengan mutu, (5) prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan strategi oprasional galeri kain sutera, (6) prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah orang dengan strategi operasional kesigapan melayani pengunjung, (7) prioritas keenam dari bauran pemasaran adalah tempat dengan strategi operasional tempat penyediaan informasi, (8) prioritas ketujuh dari bauran pemasaran adalah proses dengan strategi operasional tanggapan atas keluhan.

Dari beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan sebuah objek wisata khususnya agrowisata harus memperhatikan tujuh strategi bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Pada penerapan ketujuh bauran pemasaran tersebut, terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan.

Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan di agrowisataLittle Farmers dan memfokuskan pada prioritas bauran pemasaran pada pariwisata yang terdiri dari 7 P yaitu :


(43)

19 Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi), People (orang), Process (proses), danPhysical evidence (Bukti fisik). Selama ini banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang bagaimana pengembangan agrowisata dan respon pengunjung terhadap agrowisata yang dikunjungi. namun, penelitian tentang prioritas strategi bauran pemasaran pada agrowisata belum banyak yang meneliti. Penelitian ini menggunakan alat análisis Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.


(44)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dari kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran juga didefinisikan sebagai fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dan dapat dilayani, menentukan berbagai produk, jasa dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa pemasaran berawal dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang dihasilkan berada di tangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus dan persepsi konsumen terhadap perusahaan menjadi baik.

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginkan pasar sasaran (Kotler, 2005). Sehingga secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan perusahaan.

Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan atau calon pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya beorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan diperlukan suatu


(45)

21 strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini meliputi perencanaan produk, penetapan harga, distribusi dan promosi.

3.1.2. Pemasaran Jasa

Menurut swasta (2007), jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting adalah mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang ditawarkan dapat memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan mutu jasa. Kotler (2005) menyebutkan, kunci keberhasilan dalam persaingan jasa yaitu 1) kemudahan pemesanan, 2) Pengiriman, 3) Pemasangan, 4) Pelatihan pelanggan, 5) konsultasi pelanggan, 6) Pemeliharaan dan perbaikan.

Gronroos dalam Kotler (2005) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan tiga cara pemasaran yaitu :

1. Pemasaran Internal : menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik.

2. Pemasaran Eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada konsumen.

3. Pemasaran interaktif : menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang.

Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa terdapat tiga strategi tambahan pada strategi bauran pemasarannya yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).

3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran

Berdasarkan definisinya, strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Beberapa organisasi mungkin mempunyai tujuan yang sama


(46)

tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut berbeda. Jadi, strategi pemasaran dari setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan (Swastha, 2007)

Menurut Swastha (2007) Salah satu unsur strategi pemasaran adalah bauran pemasaran atau yang dikenal dengan Marketing Mix. Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi

3.1.3.1. Produk

Definisi produk dalam pemasaran adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian suatu produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Kotler (2005), menyebutkan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu :

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi.

2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari penjual.

3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Pada perusahaan


(47)

23 yang menghasilkan jasa khususnya pariwisata, produk-produk yang ditawarkan meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek wisata tersebut, kuantitas atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang ditampilkan, dan merek atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen (Harahap, 2006).

3.1.3.2. Distribusi/Tempat

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial (Umar, 2003).

Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.

Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran yang juga disebut sebagai saluran dagang atau saluran distribusi.

3.1.3.3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga memposisikan nilai yang


(48)

dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya (Kotler, 2005).

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketikan akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru (Kotler, 2005).

Strategi harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya dengan memposisikan produk atau jasa nya dari segi mutu (kualitas) dan harga. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran harga adalah daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode dan cara pembayaran, dan syarat kredit.

3.1.3.4. Promosi

Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Untuk melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu: (Kotler, 2005).

a. Periklanan, yaitu semua penyajian dan promosi tidak langsung atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat pribadi.

b. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Walaupun alat promosi penjualan sangat beragam, semuanya memberikan tiga manfaat yang berbeda yaitu : (1) Komunikasi, promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan Informasi yang dapat mengarahkan konsumen ke produk bersangkutan, (2) Insentif, promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen, dan (3) Ajakan, promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi.


(49)

25 c. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dramatisasi.

d. Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus yaitu konfrontasi personal, memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan dan penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

e. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara lansung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Pemasaran langsung bersifat :

1. Non publik yaitu pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu.

2. Disesuaikan yaitu pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju 3. Terbaru yaitu pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat.

4. Interaktif yaitu pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang tersebut.

3.1.3.5. Proses

Proses perlu diperhatikan dalam pemasaran suatu produk/jasa. Apabila proses tidak diperhatikan misalnya, menyediakan permintaan produk/jasa yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses (Harahap, 2006).

Proses merupakan seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayan yang akan diberikan kepada konsumen. (Umar, 2003), perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahaan


(50)

untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi proses meliputi 1) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan, 2) Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan, dan 3) Pemahaman pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

3.1.3.6. Orang

Kesan dari suatu usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Salah satunya cara mempertahankan pelanggannya adalah dengan meluncurkan serangkaian program yang khusus pada orang-orang di dalam organisasi.

Karyawan (orang) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk/jasa kepada konsumen. Sukses atau tidaknya pemasaran suatu produk/jasa ditentukan oleh keterampilan dan kompetensi karyawannya. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, dan melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Harahap, 2006)

3.1.3.7. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimaa layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat


(51)

27 wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga mencoba suatu jasanya melalui bukti fisik atau penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik sebagaipresentation.

3.1.4. Analisis Pengambilan Keputusan

Pada dasarnya proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Dalam memilih suatu alternatif diharapkan seoptimal mungkin didasarkan pada fakta-fakta dan kemudian menyusunnya dalam sebuah kerangka yang logis sehingga mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan efektif. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan ketupusan, salah satunya dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).

Thomas L. Saaty pertama kali mengembangkan suatu model pengambilan keputusan pada tahun 1970-an yang dikenal dengan Proses Hirarki Analitik (PHA). Proses Hirarki Analitik (PHA) adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangaun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masin dan memperoleh pemecahan yang diinginkan.

Proses Hirarki Analitik memberikan suatu kerangka. Kerangka ini memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya, metode PHA ini memecah-mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki. memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Proses Hirarki Analitik memiliki kekuatan yang terletak pada rancangannya yang bersifat bolistik yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif. PHA merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan gagasan-gagasan dan mendefinisikan


(52)

persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia dibanding memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani (Saaty, 1993).

Terdapat tiga prinsip dasar yang digunakan untuk memecahkan persoalan dalam metode Proses Hirarki Analitik, yaitu:

1. Prinsip menyusun secara hirarki, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi elemen-elemen yang terpisah-pisah

2. Prinsip menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.

3. Prinsip konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteris yang logis.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini menggunakan konsep penyusunan strategi sebagai kerangka operasional analisis. Teori strategi pemasaran dan proses penyusunan strategi menjadi landasan teoretik utama yang dipakai sebagai landasan analisis dan pengambilan prioritas strategi pemasaran. Kerangka pemikiran operasional ini disajikan di bawah ini.

Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah Agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung.

Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif, Little Farmers dituntut untuk selalu meningkatkan jumlah pengunjungnya agar dapat menjadi agrowisata yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Disamping itu, belum adanya prioritas strategi bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas di Little Farmers menuntut pihak pengelola Little Farmers untuk memperbaiki sistem pemasarannya terutama dari segi prioritas


(53)

29 bauran pemasarannya sehingga dapat diperoleh dan dipahami prioritas-prioritas utama dari setiap elemen bauran pemasarannya.

Suatu strategi pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran pemasaran dan terlebih dahulu disesuaikan dengan karakteristik organisasi. bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Konsep bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat/saluran, distribusi, dan promosi. Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menambahkan tiga strategi yang perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa yaitu orang, proses dan bukti fisik.

Dalam penerapan suatu strategi pemasaran pada umumnya pihak manajemen perusahaan agak sulit untuk melaksanakan ketujuh strategi bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas dalam pelaksanaanya. untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas, digunakan metode pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).

Sebelum melakukan proses pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran, terlebih dahulu harus diketahui apa tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan Agrowisata Little Farmers sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuannya. setelah itu, menganalisis strategi bauran pemasaran yang selama ini sudah dilaksanakan dan merumuskan strategi bauran pemasaran yang tepat. strategi bauran pemasaran yang sudah dirumuskan tadi, kemudian dianalisis dengan metode Proses Hirarki Analitik untuk menentukan prioritas pelaksanaaan strategi pemasaran.

Bagan kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.


(1)

103

PETUNJUK NILAI SKALA BANDING

Perbandingan Nilai Perbandingan Nilai

Bila A sama pentingnya dengan B 1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B

3 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)

1/3 Bila A jelas lebih penting dibandingkan B 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting

dibandingkan A)

1/5 Bila A sangat jelas lebih penting

dibandingkan B

7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)

1/7 Bila A mutlak lebih penting dibandingkan

B

9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)

1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya

Keterangan :

sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauranBukti Fisik pada Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah:

1. Atribut penunjuk arah ke dan di dalam kawasan wisata, merupakan tanda penunjuk arah yang menunjukan letak AgrowisataLittle Farmers

2. Parkir, yaitu kondisi tempat parkir dan daya tamping area parkir yang disediakan oleh AgrowisataLittle Farmers

3. Toilet, yaitu kombinasi antara jumlah, pemeliharaan, kebersihan, dan penerangan toilet 4. Gajebo/shelter, yaitu tempat istirahat pengunjung berbentuk bangunan tanpa dinding 5. Tempat ibadah, mencakup keberadaan, luas tempat ibadah, kelengkapan sarana ibadah

seperti sajadah, dan mukena. Kebersihan lokasi tempat ibadah dan kenyamanan. 6. Fasilitas bermain, yaitu arena bermain bagi pengunjung dari kalangan anak

7. Kebun percobaan, merupakan lahan yang digunakan untuk bercocok tanam dan ternak 8. Desain danlayout, meliputi penataan lokasi wisata


(2)

104 Instruksi 3.13.Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisikdengan tujuan

meningkatkan Jumlah Pengunjung AgrowisataLittle Farmers

Atribut Nilai skala banding

Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan gajebo Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan fasilitas bermain Penunjuk arah dibandingkan dengan kebun percobaan Penunjuk arah dibandingkan dengan desain danlayout

Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan gajebo Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan fasilitas bermain Parkir dibandingkan dengan kebun percobaan Parkir dibandingkan dengan desain danlayout

Toilet dibandingkan dengan gajebo Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan fasilitas bermain Toilet dibandingkan dengan kebun percobaan Toilet dibandingkan dengan desain danlayout

Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan fasilitas bermain Kantin dibandingkan dengan kebun percobaan Kantin dibandingkan dengan desain danlayout

Tempat ibadah dibandingkan fasilitas bermain Tempat ibadah dibandingkan dengan kebun percobaan Tempat ibadah dibandingkan dengan desain danlayout

Fasilitas bermain dibandingkan dengan kebun percobaan

Fasilitas bermain dibandingkan dengan desain dan


(3)

105 Instruksi 3.13.Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisikdengan Tujuan

MenjadikanLittle Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun

Atribut Nilai skala banding

Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan gajebo Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan fasilitas bermain Penunjuk arah dibandingkan dengan kebun percobaan Penunjuk arah dibandingkan dengan desain danlayout

Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan gajebo Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan fasilitas bermain Parkir dibandingkan dengan kebun percobaan Parkir dibandingkan dengan desain danlayout

Toilet dibandingkan dengan gajebo Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan fasilitas bermain Toilet dibandingkan dengan kebun percobaan Toilet dibandingkan dengan desain danlayout

Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan fasilitas bermain Kantin dibandingkan dengan kebun percobaan Kantin dibandingkan dengan desain danlayout

Tempat ibadah dibandingkan fasilitas bermain Tempat ibadah dibandingkan dengan kebun percobaan Tempat ibadah dibandingkan dengan desain danlayout

Fasilitas bermain dibandingkan dengan kebun percobaan

Fasilitas bermain dibandingkan dengan desain dan


(4)

106

Lampiran 2.

Foto Produk/Paket wisata yang di

Little Farmers

Family Camp Pelatihan Agribisnis

Berkebun Hiking


(5)

107 Two line bride Flying fox


(6)

108