menghadapi suatu kejadian secara berulang-ulang sehingga terbentuk solusi jalan pintas untuk masalah-masalah baru yang
mirip dengan masalah-masalah terdahulu yang pernah berhasil dipecahkan. Dengan pengetahuan, manusia dapat lebih cepat
memberikan tanggapan atas masalah-masalah karena tidak perlu selalu mulai dari awal untuk mencari pemecahannya, sedangkan
intuisi atau keahlian-keahlian yang telah dipadatkan, sulit dipisah- pisahkan karena seolah-olah telah menjadi suatu kesatuan.
Prosesnya tidak dapat dijelaskan secara rinci dan terkadang tidak dapat memberikan argumentasi secara logis.
5. Nilai-nilai Values dan Keyakinan Beliefs
Pada kenyataannya, nilai-nilai serta keyakinan orang-orang yang berada di dalam dan luar organisasi sangat mempengaruhi
pengetahuan organisasi. Hal ini disebabkan karena organisasi terbentuk dan beroperasi pada lingkungan yang terdiri dari
manusia-manusia, dimana nilai-nilai dan keyakinan tersebut mempengaruhi pemikiran dan tindakannya. Misalnya nilai-nilai
dan keyakinan yang mengagungkan keunggulan, kualitas, kejujuran, dan lainnya yang akan membuat organisasi atau
perusahaan mengakuisisi dan terus mengembangkan pengetahuan- pengetahuan yang akan menghasilkan keunggulan, kualitas, dan
kejujuran tersebut.
2.2.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki organisasi terdiri dari tiga tingkatan, yaitu pengetahuan inti atau core knowledge, pengetahuan lanjut atau
advanced knowledge, dan pengetahuan inovatif atau innovative knowledge. Perusahaan perlu mengklasifikasikan sumber daya
intelektual yang kini telah dimiliki tersebut Munir, 2008. Pengetahuan inti atau core knowledge adalah tingkat dan
cakupan pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri atau lingkungan dimana organisasi berada.
Pengetahuan jenis ini tidak menjamin keunggulan bersaing
perusahaan, apalagi kelangsungannya dalam jangka panjang. Namun dalam skala industri, pengetahuan inti diperlukan sebagai penghalang
masuk industri entry barrier karena pengetahuan ini biasanya pasti dan memang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di dalam
industri yang bersangkutan. Pengetahuan lanjut atau advanced knowledge merupakan
pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan yang ingin dipertimbangkan sebagai pemain yang tangguh dalam industrinya atau
organisasi nirlaba yang ingin mempunyai kinerja prima. Perusahaan- perusahaan dalam industri yang sama mungkin mempunyai knowledge
yang sama dalam tingkat, cakupan, dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan spesifik yang mungkin dimiliki oleh lebih dari satu
perusahaan, mungkin pula berbeda-beda. Perbedaan pada pengetahuan spesifik inilah yang membuat perusahaan dapat membuat diferensiasi.
Pengetahuan inovatif atau innovative knowledge merupakan pengetahuan yang membuat perusahaan mampu menjadi pemimpin
dalam persaingan. Pengetahuan jenis ini dapat membuat perusahaan melakukan diferensiasi yang sangat berarti dibandingkan para
pesaingnya. Hal ini dapat terjadi karena dengan pengetahuan inovatif, perusahaan dapat mengubah basis persaingan dalam industri.
Pandangan lain dikemukakan Machlup yang dikutip Munir 2008 yang membedakan pengetahuan menjadi tiga jenis, yaitu
knowing that, knowing what, dan knowing how. Sementara Quinn yang dikutip Munir 2008 membagi pengetahuan yang dimiliki organisasi
dalam empat tingkat, yaitu know-what, know-how, know-why, dan care-why. Penjelasannya ialah sebagai berikut:
1. Knowing that berhubungan dengan pengetahuan proposisi, misalnya kebenaran. Knowing that mempunyai makna bahwa
sesuatu itu adalah demikian sesuai fakta. 2. Knowing what merupakan definisi yang lebih luas dan
mengandung banyak knowing that. Menurut Machlup yang dikutip Munir 2008, kebanyakan orang yang merasa mengetahui tentang
suatu hal yang kompleks namun sebenarnya hanya mengetahui sebagian saja dari keseluruhan pengetahuan-pengetahuan proposisi
yang membentuk seluruh hal tersebut. 3. Knowing how merupakan jenis pengetahuan yang paling banyak
dimiliki oleh organisasi saat ini karena berhubungan dengan kemampuan melakukan suatu tugas atau kegiatan. Proses
pembelajaran merupakan bagian penting dari knowing how ini. 4. Know-why merupakan level pengetahuan yang dapat membuat
seseorang atau organisasi mampu memanfaatkan pengetahuan- pengetahuan di tingkat know-what dan know-how untuk
menghasilkan penyempurnaan-penyempurnaan dan inovasi. Teknologi informasi dapat mendukung akuisisi, pengembangan,
dan penyimpanan pengetahuan dari tingkat know-what sampai know-why.
5. Care-why merupakan level pengetahuan yang terletak pada budaya organisasi. Komponen dari pengetahuan di tingkat care-why
terutama terdiri dari nilai-nilai dan keyakinan yang membuat orang bersemangat, fokus, dan kreatif. Care-why dapat menyebabkan
organisasi menunjukkan kinerja prima dan mengungguli pesaingnya.
2.2.3. Alternatif Cara Konversi Pengetahuan