Analisis Jalur Path Analysis

4. Jika nilai r = 1 atau r = -1 artinya telah terjadi hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, maka garis makin tidak lurus. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Menurut Sarwono 2007, keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. 0,00 sampai dengan 0,25 berarti korelasi memiliki keeratan yang sangat lemah. 2. 0,25 sampai dengan 0,50 berarti korelasi memiliki keeratan yang cukup kuat. 3. 0,50 sampai dengan 0,75 berarti korelasi memiliki keeratan yang kuat. 4. 0,75 sampai dengan 1 berarti korelasi memiliki keeratan yang sangat kuat. Menurut Umar 2005, untuk mengetahui besaran korelasi rank spearman dapat digunakan rumus: dimana: ∑d i 2 = ∑ [RX i - RY i ] 2 = jumlah kuadrat selisih variabel X dan Y n = banyaknya data

3.6.7. Analisis Jalur Path Analysis

Analisis jalur adalah model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti Garson yang dikutip Sarwono, 2007. Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan satu jalur, yaitu terdapat lebih dari satu peubah bebas dengan satu peubah tergantung. Peubah bebas dalam penelitian ini adalah lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu, yaitu 1 adanya kebutuhan pengetahuan, 2 adanya akses terhadap pengetahuan, 3 adanya pengetahuan prasyarat, 4 adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan 5 adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran. Peubah tergantungnya adalah kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Model diagram jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: € Gambar 4. Model diagram jalur Diagram jalur tersebut terdiri atas satu persamaan struktural dengan hanya satu substruktur, yaitu X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 disebut sebagai peubah eksogen dan Y sebagai peubah endogen dengan persamaan struktural sebagai berikut: Y = ρ YX 1 + ρ YX 2 + ρ YX 3 + ρ YX 4 + ρ YX 5 +€ Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan analisis jalur dengan software SPSS 16.0, dapat dilakukan beberapa analisis, yaitu melihat pengaruh secara gabungan dan melihat pengaruh secara parsial lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Penjelasannya ialah sebagai berikut: 1. Melihat pengaruh peubah adanya kebutuhan pengetahuan X 1 , adanya akses terhadap pengetahuan X 2 , adanya pengetahuan prasyarat X 3 , adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 1 adanya kebutuhan pengetahuan X 3 adanya pengetahuan prasyarat X 2 adanya akses terhadap pengetahuan X 5 adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 4 adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan Y kesiapan penerapan manajemen pengetahuan X 4 , dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 secara gabungan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Untuk mengetahui kebenaran model regresi tersebut, diperlukan uji hipotesis menggunakan uji F. Hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H : tidak ada pengaruh adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan H 1: ada pengaruh adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka F penelitian dengan besarnya angka F tabel atau membandingkan angka taraf signifikansi sig hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05 5. Kriteria uji hipotesis adalah sebagai berikut: Jika F penelitian F tabel, maka H ditolak dan H 1 diterima Jika F penelitian F tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak Jika sig penelitian 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima Jika sig penelitian 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak 2. Melihat besarnya pengaruh peubah adanya kebutuhan pengetahuan X 1 , adanya akses terhadap pengetahuan X 2 , adanya pengetahuan prasyarat X 3 , adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 4 , dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 secara parsial atau terpisah terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Digunakan angka Beta atau Standardized Coefficient untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing peubah X terhadap peubah Y. Angka korelasi antara masing-masing peubah independen X, yaitu korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan, adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran yang dapat dilihat sebagai berikut: 1. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan X 1 dan adanya akses terhadap pengetahuan X 2 2. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan X 1 dan adanya pengetahuan prasyarat X 3 3. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan X 1 dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 4 4. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan X 1 dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 5. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan X 2 dan adanya pengetahuan prasyarat X 3 6. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan X 2 dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 4 7. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan X 2 dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 8. Korelasi antara adanya pengetahuan prasyarat X 3 dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 4 9. Korelasi antara adanya pengetahuan prasyarat X 3 dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 10. Korelasi antara adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 4 dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran X 5 .

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN