dalam tim lintas fungsional, magang, rotasi ke unit kerja lain, atau penugasan untuk magang di organisasi berbeda.
3. Adanya pengetahuan prasyarat Ketika proses belajar terjadi, pembelajar akan lebih mudah bila ia telah
memiliki pengetahuan prasyarat yang dibutuhkan untuk memahami pengetahuan yang akan diakuisisi.
4. Kemampuan untuk menyerap pengetahuan Pembelajaran individu akan mudah terjadi bila pembelajar memiliki
kemampuan belajar atau daya serap yang tinggi. 5. Adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran
Semakin banyak peluang untuk menerapkan kombinasi antara pengetahuan yang baru diakuisisinya dengan pengetahuan yang sudah
dimilikinya atau semakin kompleks permasalahan yang dihadapi seseorang, akan semakin baik pula kualitas pembelajaran individu yang
terjadi. Terdapat kaitan yang sangat erat antara pengetahuan dengan belajar,
karena pengetahuan adalah produk hasil belajar dan belajar adalah proses untuk menghasilkan pengetahuan Tjakraatmadja dan Donald, 2006. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan memiliki lingkup kajian untuk menumbuhkembangkan pengetahuan melalui proses belajar sehingga
melalui kualitas pembelajaran organisasi yang direpresentasikan oleh lima faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran individu menurut Munir
2008, dapat dilakukan analisis mengenai seberapa besar hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen
pengetahuan pada organisasi tersebut.
2.8. Penelitian terdahulu
Esthi 2010 dalam skripsi yang berjudul Analisis Tingkat Penerapan Manajemen Pengetahuan dalam Membangun Organisasi Berbasis
Pengetahuan Studi Kasus PT Trubus Mitra Swadaya Se-Jabodetabek yang menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat penerapan manajemen pengetahuan
di PT Trubus Mitra Swadaya berada pada penilaian yang baik dan ditemukan komponen yang dirasakan karyawan masih harus diperbaiki, yaitu waktu
kerja, sedangkan tingkat aktivitas yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan di PT Trubus Mitra Swadaya berada pada penilaian yang kurang
baik. Persepsi karyawan tentang manajemen pengetahuan berdasarkan karakteristik karyawan dimana mayoritas karyawan menyatakan manajemen
pengetahuan telah berjalan dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis perhitungan nilai rata-rata,
dan analisis uji tabulasi silang. Raras 2010 dalam skripsi yang berjudul Kajian Penerapan
Manajemen Pengetahuan untuk Menjadi Organisasi Pembelajar Learning Organization: Studi Kasus Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia
Burung Indonesia yang menghasilkan kesimpulan bahwa Burung Indonesia telah memiliki dasar yang baik untuk menjadi organisasi pembelajar dengan
perolehan skor 74 untuk kualitas pembelajaran, sedangkan untuk kualitas proses pengetahuan di Burung Indonesia diperoleh skor 46 yang
menunjukkan bahwa Burung Indonesia telah memiliki beberapa karakteristik untuk menjadi organisasi pembelajar. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. DaFa Teknoagro Mandiri adalah sebuah perusahaan agroindustri swasta nasional yang memproduksi berbagai bibit tanaman unggul dengan
memanfaatkan teknologi kultur jaringan. Perusahaan ini memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuannya. Strategi yang tepat dibutuhkan oleh
perusahaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misinya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan ialah dengan menerapkan
manajemen pengetahuan yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan menerapkan manajemen pengetahuan, seluruh
pengetahuan yang masih terletak pada masing-masing individu anggota organisasi akan dikelola dan dikombinasikan menjadi pengetahuan organisasi
sehingga aset pengetahuan amat berharga yang dimiliki oleh perusahaan dalam teknologi kultur jaringan dapat tersimpan dan terdokumentasikan
dengan baik. Penelitian ini berusaha untuk menilai kesiapan PT. DaFa Teknoagro
Mandiri dalam menerapkan manajemen pengetahuan dengan mengidentifikasi kualitas pembelajaran organisasinya dan menganalisis
faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Instrumen
survei yang digunakan untuk melakukan audit terhadap kualitas pembelajaran organisasi adalah kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diacu dari
Munir 2008. Hasil yang diperoleh akan diidentifikasi menggunakan analisis perhitungan nilai rataan untuk mengetahui kualitas pembelajaran organisasi
PT DaFa Teknoagro Mandiri dengan mengacu pada rentang skor menurut Munir 2008 yang diperoleh dari penelitian. Kemudian dilakukan
pengukuran terhadap kekuatan hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa
Teknoagro Mandiri. Indikator kesiapan penerapan manajemen pengetahuan dapat dilihat melalui empat komponen yang dibutuhkan untuk merancang
sistem manajemen pengetahuan menurut Setiarso et.al 2009, yaitu aspek