knowledge mereka, mengatur file, menghapus knowledge yang sudah tidak relevan, dan mengatur sistem rewardpunishment.
2. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep model SECI dalam pelaksanaannya.
3. Teknologi, telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang berjalannya knowledge management
system yang efektif. 4. Content isi, telah dirancang content dari knowledge management
system, yaitu berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
Gambar 2. Usulan Knowledge Management System Setiarso et.al, 2009
2.4. Penerapan Manajemen Pengetahuan di Organisasi
Menurut Munir 2008, penerapan knowledge management pada suatu organisasi merupakan proses panjang dan lama yang mencakup perubahan
semua perilaku karyawan. Upaya mengubah perilaku ini bukanlah kegiatan masa kini saja, tapi persoalannya sekarang adalah mensinkronkan upaya
perubahan ini dengan keseluruhan strategi pelaksanaan organisasi. Birkinsaw yang dikutip Munir 2008 mengemukakan tiga kenyataan yang sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya knowledge management, yaitu: 1.
Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur-ulang knowledge yang sudah ada
2. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi
jaringan sosial antar anggota organisasi
3. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya
mereka ketahui. Banyak knowledge penting yang harus ditemukan lewat upaya-upaya khusus. Padahal knowledge itu sudah dimiliki sebuah
organisasi sejak lama
2.5. Audit Manajemen Pengetahuan
Audit manajemen pengetahuan adalah kegiatan memeriksa secara sistematis kualitas pengelolaan pengetahuan di suatu organisasi Munir,
2008. Melalui audit manajemen pengetahuan dapat diperoleh gambaran mengenai pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan oleh organisasi,
kesiapan organisasi memfasilitasi pembelajaran, dan kualitas proses pengelolaan pengetahuan. Terdapat tiga komponen audit manajemen
pengetahuan, yaitu: 1. Audit Kualitas Pengetahuan
Kualitas pengelolaan pengetahuan di organisasi akan dapat terlihat dari kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi relatif terhadap
kebutuhannya. Melalui audit kualitas pengetahuan dapat diperoleh gambaran mengenai ragam kelompok pengetahuan yang dibutuhkan
beserta tingkatannya, ragam kelompok pengetahuan yang sudah dimiliki beserta tingkatannya, serta ragam pengetahuan yang perlu diakuisisi,
tingkatan, dan prioritasnya. 2. Audit Kualitas Pembelajaran Organisasi
Pembelajaran di organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan membuat pembelajaran menjadi fokus, bermanfaat, efisien, mudah, dan
menyenangkan. Melalui audit kualitas pembelajaran, dapat diperoleh gambaran mengenai kesiapan organisasi dalam memfasilitasi
pembelajaran anggotanya dan kesiapan organisasi dalam memanfaatkan hasil pembelajaran anggotanya untuk mengubah dan menyempurnakan
dirinya.
3. Audit Kualitas Proses Pengelolaan Pengetahuan Melalui audit proses-proses pengelolaan pengetahuan, dapat diperoleh
gambaran mengenai efektivitas proses-proses pengelolaan pengetahuandi organisasi yang terdiri dari proses akuisisi pengetahuan, proses distribusi
dan berbagi pengetahuan, proses pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, serta proses penyimpanan dan pemeliharaan pengetahuan.
2.6. Organisasi Pembelajar