Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Alur Penelitian Pengolahan Data

42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimental One Group dengan Pre test-Post test design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian stimulasi perkembangan terhadap perkembangan anak di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Disain kuasi eksperimen memfasilitasi hubungan sebab-akibat dalam situasi dimana intervensi tidak memungkinkan dilaksanakan seperti true eksperiment Wood Habber, 2006. Desain Quasi Eksperiment bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan Haryati, 2009. Pendekatan One Group Design hanya satu kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol Wood Habber, 2006. Rancangan penelitian dapat dilihat pada bagan berikut: Keterangan: O1 : adalah status perkembangan anak pada tahap awal pre test O2 : adalah status perkembangan anak pada tahap akhir post test O1 O2 Intervensi Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak Gambar 4. 1 Rancangan Penelitian

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanankan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cireundeu. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah universum, itu dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti Danim, 2003. Populasi pada penelitian ini adalah semua anak usia 5 tahun 60-72 bulan yang mengalami perkembangan meragukan dengan keterlambatan pada aspek sosialisasi dan kemandirian berdasarkan pemeriksaan dengan KPSP di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Populasi penelitian ini termasuk populasi infinit yang berarti tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya, dan bersifat sangat luas Imron Amrul, 2010; Hakiki, 2015. Untuk saat ini di wilayah kerja Puskesmas Pisangan belum ada pendataan jumlah anak dengan perkembangan meragukan. 2. Sampel Sampel atau contoh adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakilinya Danim, 2003. Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 60 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik Purpossive Sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang masuk didalam penelitian, dengan kriteria sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi 1 Anak yang berusia 60-72 bulan 2 Merupakan anak-anak yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan 3 Anak yang sedang mengikuti pendidikan usia dini baik di PAUDTK 4 Anak yang setelah dilakukan pemeriksaan perkembangan dengan KPSP masuk kedalam kategori anak dengan perkembangan meragukan dan pada aspek sosialisasi dan kemandirian 5 Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi 1 Sedang menderita penyakit berat 2 Memiliki riwayat BBLR Berat Bayi Lahir Rendah

3. Besar

Sampel Jumlah minimum besar sampel berdasarkan riset penelitian eksperimental adalah 15 subjek pada setiap kelompok untuk studi yang simpel, sedangkan dengan kontrol eksperimental yang kuat diperlukan jumlah minimum adalah 10-20 subjek per kelompok Dempsey, 2002. Burns Susan 2005 dalam Al-Halaj, 2014 menjelaskan bahwa jumlah sampel pada penelitian kuasi eksperimen adalah sebanyak 10 – 20 orang. Pada penelitian ini dalam menentukan sampel dilakukan skrining terlebih dahulu melalui TKPAUD yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan yaitu pada 117 anak, sehingga didapatkan 29 anak dengan perkembangan meragukan. Dari 29 anak tersebut, didapatkan 19 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu anak dengan status perkembangan meragukan pada aspek sosialisasi dan kemandirian, baik keterlambatan penuh pada aspek sosialisasi dan kemandirian pada penelitian ini ada 9 sampel, atau keterlambatan pada aspek sosialisasi dan kemandirian yang disertai dengan keterlambatan pada aspek lain pada penelitian ini ada 8 sampel yang disertai dengan keterlambatan pada aspek bicara dan bahasa. Namun seiring dengan berjalannya intervensi terdapat 2 orang responden yang menyatakan berhenti drop out. Maka besar sampel akhir pada penelitian ini didapatkan 17 orang.

D. Alur Penelitian

Gambar 4. 2 Alur Penelitian Persiapan Penelitian Menentukan responden penelitian Skrining perkembangan anak pengumpulan data pre test Memenuhi kriteria inklusi Tidak memenuhi kriteria inklusi Informed consent Bersedia Tidak bersedia Penjelasan prosedur tindakan dan Kontrak waktu Pelaksanaan tindakan Evaluasi cara stimulasi Pengajaran cara stimulasi kepada orang tua Observasi intervensi 2 minggu Evaluasi pengumpulan data post test Analisa data

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alur penelitian yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Persiapan Penelitian

Peneliti mengajukan perizinan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pisangan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Kepala Puskesmas Pisangan dan kepada Kepala Sekolah PAUDTKRumah Belajar yang berada diwilayah Puskesmas Pisangan.

b. Menentukan Responden Penelitian

Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu: anak-anak yang berusia 5 tahun 60-72 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pisangan, sedang mengikuti pendidikan anak usia dini baik PAUDTKRumah Belajar, dan status perkembangannya meragukan pada aspek sosialisasi dan kemandirian. 1 Skrining Responden Penentuan responden penelitian dilakukan dengan skrining terlebih dahulu kepada anak yang akan dijadikan responden melalui sekolah Pendidikan Anak Usia Dini PAUD atau Taman Kanak-kanak TK yang ada di wilayah kerja puskesmas pisangan. Skrining dilakukan untuk menentukan anak dengan status perkembangan meragukan menggunakan KPSP yang dilakukan oleh peneliti dan asisten peneliti yang sebelumnya telah menyamakan persepsi dan mendapat pengajaran cara penggunaan instrumen KPSP. Hasil skrining dijabarkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4. 1 Hasil Skrining Perkembangan Anak di 8 TKPAUD di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan, Mei 2016 Status Perkembangan Anak Jumlah Presentase Sesuai 83 70,9 Meragukan 29 24,5 Penyimpangan 5 4,3 Total 117 100 Tabel 4.1 menjelaskan tentang skrining yang dilakukan di 8 PAUDTK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kelurahan Cirendeu dan Kelurahan Pisangan. Dari total skrining berjumlah 117 anak, yang dijadikan responden adalah anak-anak dengan status perkembangan meragukan. Anak dengan status perkembangan meragukan dipilih karena mengacu pada tata laksana Depkes 2012, bawa untuk anak dengan perkembangan meragukan dapat dilaksanakan intervensi ditingkat dasar rumah dengan pemberian stimulasi, sedangkan untuk anak dengan penyimpangan perkembangan tata laksananya dengan melakukan rujukan ke Puskesmas, Klinik Tumbuh Kembang anak atau Rumah Sakit RS terdekat. Dari total 29 anak dengan perkembangan meragukan, yang masuk kedalam kriteria inklusi responden adalah anak yang mengalami keterlambatan pada aspek sosialisasi dan kemandirian dan bersedia menjadi responden berjumlah 19 orang. Ini dikarenakan dari 29 anak dengan perkembangan meragukan tersebut, 6 orang diantaranya tidak mengalami keterlambatan pada aspek sosialisasi dan kemandirian mengalami terlambat pada aspek bicara bahasa dan gerak halus, dan 4 orang yang lain menolak untuk dilakukan intervensi, sehingga 10 orang tersebut dieksklusikan oleh peneliti. Jadi total responden yang sesuai dengan kriteria inklusi didapatkan adalah 19 orang. Namun seiring dengan berjalannya proses intervensi 2 orang menyatakan berhenti ditengah-tengah proses intervensi drop out. Sehingga total akhir responden pada penelitian ini adalah 17 orang. 2 Kontrak Waktu Peneliti melakukan kontrak waktu bertemu orang tua anak- anak yang sesuai dengan kriteria responden untuk menawarkan intervensi yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan dan manfaat kepada calon responden, serta melakukan informed consent, yaitu menanyakan kesediaan klien untuk menjadi responden. Klien yang menyatakan kesediaaanya akan ditetapkan sebagai responden dan selanjutnya diminta untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian serta mengisi lembar data demografi.

c. Pelaksanaan Prosedur Tindakan

Prosedur tindakan yang dilakukan yaitu: mengajarkan orang tua atau pengasuh anak cara menstimulasi anak, evaluasi cara menstimulasi, dan mengobservasi tindakan stimulasi setiap 2 hari sekali selama 2 minggu. 1 Mengajarkan orang tua atau pengasuh anak cara menstimulasi Pengajaran dilakukan oleh peneliti yang sebelumnya telah melakukan konsultasi kepada ahli dalam bidang keperawatan anak oleh Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep, Sp. An dan juga dipelajari melalui video tentang SDIDTK keluaran Depkes tahun 2012. Pengajaran dilakukan di rumah responden saat home visit pertama dengan menjelaskan dan memperagakan kepada orang tua ibu cara memberikan stimulasi aspek sosialisasi kemandirian sesuai buku pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar keluaran Depkes RI tahun 2012. Orang tua anak juga diberikan modul dan kartu harian yang sebelumnya telah disiapkan oleh peneliti. Modul berisi materi tentang perkembangan anak dan cara menstimulasi anak pada aspek sosialisasi dan kemandirian untuk usia 60-72 bulan. Modul disusun oleh peneliti dengan merujuk pada berbagai sumber yang relevan dan telah dikoreksi oleh ahli dalam bidang keperawatan anak Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep, Sp. An, serta hanya dipergunakan untuk kalangan sendiri yaitu untuk pelaksanaan penelitian tentang pemberian stimulasi tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun aspek sosialisasi dan kemandirian. Kartu harian adalah jadwal yang harus diisi oleh orang tua anak, yaitu penjabaran mengenai kegiatan stimulasi yang telah dilakukan. 2 Mengevaluasi cara stimulasi yang dilakukan orang tua atau pengasuh anak Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan kembali kepada orang tua anak apakah telah paham dan mengerti tentang cara stimulasi yang harus dilakukan. Selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu untuk mengevaluasi jadwal harian dan mengobservasi tindakan dalam 2 minggu setiap 2 hari sekali. 3 Mengobservasi intervensi berupa pemberian stimulasi perkembangan anak setiap 2 hari sekali selama 2 minggu. Observasi dilakukan oleh peneliti di rumah responden dengan mengevaluasi kartu harian yang telah diberikan sebelumnya. Saat home visit responden ibu diminta untuk menceritakan kemajuan yang terjadi pada anak dan hambatan yang dialami selama melakukan pemberian stimulasi, serta responden ibu diminta untuk memperagakan kembali tindakan-tindakan stimulasi yang telah dilakukan.

d. Evaluasi Hasil Intervensi Pengumpulan Data Post Test.

Evaluasi perkembangan anak dilakukan oleh peneliti setelah 2 minggu intervensi. Evaluasi status perkembangan anak juga dilakukan di rumah responden saat home visit terakhir. Status perkembangan anak diukur kembali dengan menggunakan intrumen KPSP. Hasil dari evaluasi disampaikan kepada orang tua berikut tindak lanjut yang bisa dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan status perkembangan anak. Hasil yang didapat selanjutnya menjadi bahan pembahasan penelitian.

e. Analisa Data

Setelah semua data diperoleh, peneliti melakukan analisis data menggunakan sistem komputerisasi SPSS. Analisa data dilakukan untuk melihat perubahan status perkembangan anak sebelum dan sesudah intervensi pemberian stimulasi perkembangan anak.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Data Karakteristik Responden Instrumen yang digunakan meliputi kuisioner yang berisi data demografi dan informasi mengenai riwayat kelahiran anak. Data demografi meliputi inisial responden nama anak dan nama orang tua; ibu atau ayah, alamat, tanggal lahir anak, usia anak dalam bulan, dan jenis kelamin anak, usia ibu, pekerjaan ibu, serta pendidikan terakhir ibu. Riwayat kelahiran anak meliputi, usia dalam kandungan saat lahir untuk mengkaji adanya riwayat prematuritas atau tidak, berat badan lahir BB lahir dan panjang badan lahir PB lahir, dan adatidak nya komplikasi selama kehamilan. Data riwayat kelahiran menjadi acuan bagi peneliti untuk mengeksklusikan calon responden anak dengan riwayat BBLR dan mengalami komplikasi saat persalinan. b. Instrumen Perkembangan Anak 1 Instrumen Status Perkembangan Anak Instrumen yang digunakan untuk mengukur perkembangan anak yaitu dengan Kuesioner Praskrining Perkembangan Anak KPSP. Formulir KPSP yang digunakan adalah yang sesuai dengan umur anak yaitu anak umur 60 bulan 5 tahun. Dalam KPSP terdapat 2 macam pertanyaan yaitu pertanyaan yang dijawab oleh orang tua anak dan perintah kepada orang tua anak atau peneliti untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Sebelumnya peneliti memastikan bahwa orang tua anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya agar orang tua anak tidak ragu-ragu atau takut dalam menjawab. Pertanyaan ditanyakan secara berurutan, satu persatu, untuk setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban yaitu „Ya‟ atau „Tidak‟, setiap jawaban dicatat pada formulir KPSP Depkes, 2012. Pada penelitian ini pemeriksaan status perkembangan anak menggunakan KPSP dilakukan sebelum dan sesudah intervensi pemberian stimulasi perkembangan anak setelah intervensi dilakukan selama 2 minggu pre test-post test. KPSP terdiri dari 10 pertanyaan tentang perkembangan anak dilihat dari 4 aspek yaitu aspek gerak kasar, aspek gerak halus, aspek bicara bahasa, dan aspek sosialisasi dan kemandirian. Pada penelitian ini menggunakan 3 poin pertanyaan dari KPSP yaitu pada poin pertanyaan nomer 2, 7, dan 10, dimana ketiga poin pertanyaan tersebut menilai status perkembangan pada aspek sosialisasi dan kemandirian. 2 Instrumen Stimulasi Perkembangan Anak Instrumen stimulasi perkembangan anak digunakan sebagai acuan untuk pemberian intervensi berupa stimulasi perkembangan anak pada aspek sosialisasi dan kemandirian, instumen ini menggunakan pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar keluaran Depkes RI tahun 2012. Stimulasi perkembangan anak yang digunakan adalah stimulasi perkembangan pada aspek sosialisasi dan kemandirian untuk anak usia 60-72 bulan yang berisi tentang beberapa tugas perkembangan anak untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.

3. Satuan Operasional Pelaksanaan Intervensi

Intervensi dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada orang tua anak yaitu terdiri dari: mengajarkan orang tua anak cara menstimulasi anak, evaluasi cara menstimulasi anak, dan mengobservasi tindakan stimulasi. b. Mengajari orang tua cara melakukan intervensi yaitu pada aspek sosialisasi dan kemandirian. Pada aspek kemampuan bersosialisasi dan kemandirian anak belum bisa berpakaian sendiri tanpa dibantu, maka anak harus didorong untuk berpakaian sendiri. c. Mengevaluasi cara stimulasi yang dilakukan orang tua. Peneliti akan menanyakan kembali apakah orang tua anak telah mengerti tentang cara stimulasi yang harus dilakukan dan kegiatan apa saja yang harus dapat dilakukan pada anak. d. Memberi petunjuk pada orang tua atau keluarga cara menstimulasi anak, yaitu; 1 Perhatikan kolom stimulasi kemampuan bersosialisasi dan kemandirian usia 60-72 bulan yang akan diberikan pada anak. Seluruh kegiatan yang terdapat pada kolom tersebut harus dapat diterapkan oleh orang tuakeluarga kepada anak, 2 Pemberian stimulasi pada anak dilakukan secara intensif minimal setiap hari 15 menit selama 2 minggu, 3 Bila anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi lagi, 4 Setelah intervensi dilakukan mohon dicatat pada lembar observasi kartu harian. Catat waktu pemberian stimulasi, durasi pemberian stimulasi, frekuensi pemberian stimulasi yang dilakukan pada hari tersebut, dan kegiatan stimulasi yang dilakukan, 5 Setiap 2 hari sekali peneliti akan mengobservasi tindakan stimulasi yang dilakukan dan mengecek kartu harian. e. Mengevaluasi hasil intervensi setelah 2 minggu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang sesuai dengan umur skrining 60-72 bulan untuk melihat kemajuan pada anak.

F. Pengolahan Data

Sebelum dilakukan analisis data, pada penelitian ini dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dengan metode komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan empat langkah Hartono, 2007, yaitu sebagai berikut: 1. Editing Peneliti menggunakan pengecekan kelengkapan dari isian kuesioner dan kejelasan jawaban setelah responden selesai mengisi kuesioner. Jika terjadi jawaban yang tidak lengkap atau tidak jelas peneliti menanyakanan kembali pada responden. Pada penelitian ini dilakukan proses editting pada lembar karakteristik responden yang diisi oleh reponden, sedangkan untuk lembar KPSP diisi langsung oleh peneliti. 2. Coding Peneliti merubah data berbentuk huruf menjadi angka atau bilangan, sehingga mempermudah dalam proses pengolahan data. Misalnya 1 = status perkembangan anak sebelum intervensi, 2 = status perkembangan anak setelah intervensi. Kegiatan ini dilakukan setelah semua kuesioner sudah diedit atau disunting. 3. Precessing Proses pengolahan data dilakukan dengan memasukan data yang didapat kedalam program komputer untuk diproses selanjutnya. Data yang ada dimasukan kedalam program SPSS yang selanjutnya akan diproses untuk menganalisa data. 4. Cleaning Setelah proses memasukan data kedalam komputer, selanjutnya peneliti melakukan pengecekan data dan kelengkapan setiap responden. Peneliti memastikan tidak ada kesalahan dalam data yang dimasukan yaitu dengan melihat data missing melalui SPSS, setelah tidak ditemukannya data missing selanjutnya dilakukan analisis data.

G. Analisis Data