hubungan pendidikan akhir ibu terhadap status perkembangan anak.
c. Karakteristik Pekerjaan Ibu
Karakteristik ibu yang terakhir adalah karakteristik pekerjaan ibu, pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden tidak
bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga IRT berjumlah 14 orang 84,2. Ibu yang tidak bekerja akan memiliki waktu yang lebih
banyak untuk berinteraksi terhadap anaknya dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah 2012
didapatkan bahwa 70 ibu yang bekerja diluar rumah memiliki waktu berinteraksi dengan anak dalam sehari selama ≤ 8 jam,
sedangkan 86 ibu rumah tangga waktu untuk berinteraksi dengan anak lebih lama yaitu lebih 8 jam dalam sehari.
Peran ibu dalam perkembangan anak sangat penting, namun pada fenomena ibu yang bekerja saat ini menurut Mamesah dalam
Putri Kusbaryanto, 2012 menjelaskan bahwa peran tersebut masih dapat ditolerir dan digantikan oleh orang dewasa lainnya
ketika ibu sedang pergi bekerja. Hal yang terpenting adalah orang tersebut bisa menggantikan figur seorang ibu yang memiliki
kemampuan mendidik anak, yang artinya dia memahami bagaimana menanggapi perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak yang seharusnya. Penelitian oleh Putri Kusbaryanto, 2012 tentang
perbedaan hubungan antara ibu bekerja dan ibu rumah tangga
terhadap tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun didapatkan kedua kelompok ibu baik ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga,
sebagian besar memiliki pola asuh pemberian stimulasi yang baik. Sejalan dengan Dewi 2010 yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan kualitas stimulasi ibu di lingkungan rumah pada usia anak pra sekolah ditinjau dari status ibu bekerja dan tidak bekerja.
Jika dikaitkan antara status bekerja ibu dengan perkembangan anak, penelitian Putri Kusbaryanto 2012 menjelaskan bahwa
anak dengan ibu seorang pegawai di perusahaan memiliki 1,4 kali pencapaian perkembangan normal dibandingkan dengan anak yang
ibunya seorang ibu rumah tangga, artinya anak dengan ibu sebagai pegawai bekerja memiliki perkembangan yang lebih baik
daripada anak dengan ibu rumah tangga tidak bekerja. Berbeda dengan Hati, 2014 melalui penelitiannya didapatkan hasil bahwa
anak yang diasuh oleh ibu yang tidak bekerja memiliki perkembangan yang lebih bagus daripada ibu yang bekerja.
Berbeda lagi dengan hasil penelitian oleh Utina, Palamani Tamunu 2012 yang menjelaskan tidak ada perbedaan antara
perkembangan anak pada ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja, atau tidak ada hubungan antara status ibu bekerja dengan
perkembangan anak. Soetjiningsih 2005 menjelaskan bahwa interaksi yang dapat
memaksimalkan perkembangan anak tidak ditentukan seberapa lama orang tua bersama anak, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas
dari interaksi tersebut, yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Sehingga bisa saja seorang ibu yang bekerja dan hanya memiliki waktu sedikit
dengan anaknya mempunyai anak dengan perkembangan lebih baik daripada ibu rumah tangga yang fisiknya selalu ada di rumah
asalkan ibu yang bekerja bisa lebih pintar mengolah waktu tersebut menjadi lebih berkualitas. Untuk itu pemberian stimulasi pada anak
tetap dapat dilakukan oleh ibu yang bekerja dengan memanfaatkan sebaik mungkin waktu luang yang ada.
Pada penelitian ini responden ibu yang bekerja 3 orang mengatakan bahwa interaksinya dengan anak setiap harinya
dilakukan sepulang ia bekerja dan lebih dioptimalkan lagi pada saat akhir pekan dan hari libur, sehingga peran pemberian stimulasi
terhadap anak tetap dapat dilakukan setiap harinya dan diupayakan maksimal sesuai waktu luang yang dimiliki.
d. Karakteristik Jenis Kelamin Anak