Metode Food Recall 24 Jam Metode Estimati Pencatatan Makan Estimated Food Records Kuesioner Frekuensi Makanan Food Frequency Questionnaire

Tabel 2.1 Ambang batas IMT untuk orang Indonesia Kemenkes RI, 2010 Kategori IMT Kurus 18.5 Normal 18.5-24.99 Overweight ≥ 25- 27 Obesitas ≥ 27 Sumber: Kemenkes RI 2010

B. Penilaian Konsumsi Makanan

1. Metode Food Recall 24 Jam

Metode food recall adalah wawancara asupan makanan dalam 3x24 jam yang lalu. Untuk membantu mengingat banyaknya makanan yang di konsumsi, maka digunakan alat bantu seperti food picture atau ukuran porsi. Asupan nutrisi dapat dihitung dengan data komposisi bahan makanan. Recall 3x24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 3x24 jam yang lalu, pencatatan di deskripsikan secara mendetail oleh pewawancara yang sebaiknya dilakukan berulang pada ��� = � � � �� �� ��� � �� ��� hari yang berbeda tidak berturut-turut, tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke hari. Metode food recall ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut Gibson, 2005: a. Kelebihan metode recall 24 jam antara lain: 1 Berguna untuk rata-rata asupan sehari-hari dalam populasi 2 Penggunaannya sangat mudah 3 Hasilnya representatif 4 Dapat digunakan secara internasional, untuk melihat hubungan asupan makanan dan penyakit kronis. b. Kelemahan metode recall 24 jam diantaranya: 1 Tidak bisa menunjukkan kebiasaan makan 2 Membutuhkan daya ingat yang kuat 3 Tidak dianjurkan untuk lansia dan anak kecil

2. Metode Estimati Pencatatan Makan Estimated Food Records

Metode Etimasi Makan adalah metode dimana responden mencatat semua makanan dan minuman termasuk snack yang telah dimakan dari periode 1 sampai 7 hari. Metode ini digunakan untuk mengukur asupan di rumah tangga dan asupan makan individu sehari-hari. Asupan nutrisi dapat dikur dengan menggunakan data komposisi makanan. Pengukuran berlangsung saat dilakukan pencatatan Gibson, 2005.

3. Kuesioner Frekuensi Makanan Food Frequency Questionnaire

FFQ merupakan kuesioner yang didalamnya terdapat daftar makanan yang spesifik yang dapat menggambarkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi beberapa jenis makanan. Frekuensi konsumsi makan dapat dilihat dalam hari, minggu, bulan dan tahun. Pencatatan ini dapat dilakukan dengan mewawancara responden atau di isi sendiri Gibson, 2005. Beberapa jenis FFQ adalah sebagai berikut: departemen gizi dan kesmas, 2010 1. Simple or nonquantitative FFQ, tidak memberikan pilihan tentang porsi yang biasa di konsumsi sehingga menggunakan standar porsi. 2. Semiquantitative FFQ, memberikan porsi yang dikonsumsi, misalnya sepotong roti, secangkir kopi. 3. Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi responden, seperti kecil, sedang, atau besar. Kelebihan FFQ yaitu: 1. Dapat diisi sendiri oleh responden 2. Machine readabledapat dibaca oleh mesin 3. Relative murah untuk populasi yang besar 4. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara diet dengan penyakit 5. Data usual intake lebih representative dibandingkan dengan diet record beberapa hari Keterbatasan FFQ yaitu: 1. Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih responden 2. Tergantung kepada kemampuan responden untuk mendeskripsikan dietnya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Kurang

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH ALIYAH Hubungan Asupan Energi Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Al Mukmin Sukoharjo.

0 1 18

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA PUTRI Hubungan Asupan Energi Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Al Mukmin Sukoharjo.

0 4 17

PERBEDAAN RESPON DENYUT NADI PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP AKTIVITAS LARI 100 METER Perbedaan Respon Denyut Nadi Pada Perokok Dan Bukan Perokok Terhadap Aktivitas Lari 100 Meter.

0 2 15

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 12

Perbandingan Jumlah Spermatozoa Pada Bukan Perokok dan Perokok Dewasa yang Dikelompokkan Berdasarkan Indeks Brinkman.

0 7 19

Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

0 0 11

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TERHADAP AKTIVITAS FISIK, ASUPAN ENERGI DAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA DENGAN KELEBIHAN BERAT BADAN.

0 0 16

Parameter Hematologi dan Asupan Protein antara Perokok dan Bukan Perokok

0 0 6

Nitric Oxide Pada Perokok dan Bukan Perokok

0 0 5