Tabel 5.4 Gambaran rata-rata IMT menurut Status Merokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016 Status Merokok
N Mean
SD Pvalue
Perokok 110
22,42 4,481
0,307 Bukan Perokok
110 23,07
4,948 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata IMT bukan perokok lebih besar
dibandingkan dengan IMT perokok, yaitu sebesar 23,07 kgm
2
, sedangkan rata- rata IMT perokok yaitu 22,42. Namun, berdasarkan analisis statistik
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara perokok dan bukan perokok dengan P-value 0,307.
D. Hubungan Status Merokok dengan IMT Pada Mahasiswa Universitas Esa
Unggul Tahun 2016 Tabel 5.5
Hubungan Status Merokok dengan IMT Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Tahun 2016
Status Merokok Indeks Massa Tubuh
Total P
Value Gizi Kurang
Normal Gizi Lebih
N n
N N
Perokok
21 28
54 72
35 31,8
110 100
0,324
Bukan Perokok
15 18,5
66 81,5
29 26
110 100
Total 36
23,1 120
76,9 64
29,1 220
100
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT gizi kurang lebih banyak pada responden perokok, yaitu 28. Hasil uji statistik
menunjukkan P-value sebesar 0,324 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan status merokok.
E. Gambaran Asupan Gizi Perokok dan Bukan Perokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016
Berikut merupakan distribusi responden berdasarkan asupan energi:
Tabel 5.6 Gambaran Asupan Energi Perokok dan Bukan Perokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016 Mean
SD Min
Max
Perokok 2421
419,14 1727
3168 Bukan Perokok
2316 428,75
1528 3203
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa rata-rata asupan energi pada responden perokok adalah sebesar 2421 kkal dan rata-rata asupan energi pada responden
bukan perokok sebesar 2316 kkal. Berikut merupakan distribusi responden berdasarkan asupan protein:
Tabel 5.7 Gambaran Asupan Protein Perokok dan Bukan Perokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Mean
SD Min
Max
Perokok 84,09
26,49 17
162 Bukan Perokok
72,52 18,85
32 137
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein pada responden perokok adalah sebesar 84,09 gram dan rata-rata asupan protein pada responden
bukan perokok sebesar 72,52 gram.
F. Gambaran Rata-Rata Asupan Gizi menurut Status Merokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 1.
Distribusi rata-rata asupan energi Responden menurut Status Merokok
Hasil analisis bivariat antara rata-rata asupan energi responden dengan status merokok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Gambaran rata-rata asupan Energi menurut Status Merokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Status Merokok
N Mean
SD Pvalue
Perokok 110
2421 419,14
0,068 Bukan Perokok
110 2316
428,752 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa rata-rata asupan energi perokok lebih besar
dibandingkan dengan asupan energi bukan perokok, yaitu sebesar 2421 kkal, sedangkan rata-rata asupan energi bukan perokok yaitu 2316 kkal. Namun,
berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan asupan energi yang signifikan antara perokok dan bukan perokok dengan P-
value 0,068.
2. Gambaran rata-rata asupan protein menurut Status Merokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Hasil analisis bivariat antara rata-rata asupan protein responden dengan
status merokok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.9 Gambaran rata-rata asupan protein menurut Status Merokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Status Merokok
N Mean
SD Pvalue
Perokok 110
84,09 26,49
0,000 Bukan Perokok
110 72,52
18,85
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein perokok lebih besar dibandingkan dengan asupan energi bukan perokok, yaitu sebesar 84,09 gram,
sedangkan rata-rata asupan protein bukan perokok yaitu 72,52 gram. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan asupan
protein yang signifikan antara perokok dan bukan perokok dengan P-value 0,000.
G. Gambaran Aktivitas Fisik Perokok dan Bukan Perokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016
Berikut merupakan distribusi responden berdasarkan aktivitas fisik:
Tabel 5.10 Gambaran Skor Aktivitas Fisik Perokok dan Bukan Perokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Mean SD
Min Max
Perokok 1118
599,2 245
2529 Bukan perokok
966 564,4
212 2104
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa rata-rata skor aktivitas fisik pada responden perokok sebesar 1118 METs-minmgg dan rata-rata skor aktivitas
fisik pada responden bukan perokok sebesar 966 METs-minmgg. Berikut gambaran responden berdasarkan kategori aktivitas fisik:
Tabel 5.11 Gambaran Kategori Aktivitas Fisik Perokok dan Bukan Perokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Aktifitas Fisik
Ringan Sedang
Berat Total
N N
n n
Perokok 41
37,3 31
28,2 38
34,5 110
100 Bukan perokok
38 34,5
44 40
28 25,5
110 100
Total 79
35,9 75
34,1 66
30 220
100
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan dan aktivitas fisik berat lebih banyak pada perokok di bandingkan bukan perokok, yaitu 41 responden
137,3 untuk aktivitas fisik ringan dan 38 responden 34,5 untuk aktivitas
fisik berat. H.
Gambaran Rata-rata Skor Aktivitas Fisik menurut Status Merokok pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Hasil analisis bivariat antara rata-rata aktivitas fisik responden dengan status merokok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.12 Gambaran Rata-rata Skor Aktivitas Fisik Menurut Status Merokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Status Merokok
N Mean
SD Pvalue
Perokok 110
1118 599,2
0,056 Bukan Perokok
110 966
564,463 Tabel 5.12 menunjukkan bahwa rata-rata skor aktivitas fisik perokok lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata nilai aktivitas fisik bukan perokok, yaitu sebesar 1161 METs-minmgg, sedangkan rata-rata nilai aktivitas fisik bukan
perokok yaitu 1082 METs-minmgg. Namun, berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan aktivitas fisik
antara perokok dan bukan perokok dengan P-value 0,056.
I. Hubungan Status Merokok dengan Aktivitas Fisik Pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul Tahun 2016 Tabel 5.13
Hubungan Status Merokok dengan Aktivitas Fisik Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Tahun 2016
Status Merokok Aktivitas Fisik
Total P
Value Ringan
Sedang Berat
N N
n N
Perokok
41 37,3
31 28,2
38 34,5
110 100
0,144
Bukan Perokok
38 34,5
44 40
28 25,5
110 100
Total 79
35,9 75
34,1 66 30
220 100
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan paling banyak dilakukan yaitu 79 responden 35,9. Berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan P-value sebesar 0,144 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status merokok.
58
BAB V PEMBAHASAN
A. Keterbatasan penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang dapat menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dapat berasal dari peneliti sendiri
maupun berasal dari instrumen yang digunakan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam mengukur level aktivitas fisik responden faktor pengali di
samaratakan tiap jenis level kegiatan yang dilakukan. Misalnya, untuk mengetahui aktivitas fisik berat kegiatan seperti, mengangkat barang berat lebih dari 20kg,
mencangkul, senam aerobic dll nilai METnya adalah 8. Sehingga kemungkinan terdapat perbedaan pada hasil penelitian.
B. Perilaku Merokok pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Perilaku merokok di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berdassarkan hasil Riskesdas perokok aktif di Indonesia yaitu 34,2 tahun 2007,
34,7 tahun 2010 dan meningkat menjadi 36,3 pada tahun 2013 Riskesdas, 2013. Pada hasil analisis penelitian ini didapatkan sebesar 30,9 dari 683
mahasiswa adalah perokok. Prevalensi perokok pada penelitian ini dapat dikatakan lebih rendah jika dibandingkan dengan angka nasional prevalensi perokok dalam
Riskesdas 2013. Tetapi, jika dibandingkan dengan prevalensi