9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan kerangka teori penelitian. Pada bab tinjauan pustaka menjelaskan status gizi, penilaian status
gizi, penilaian konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi kurang, yaitu umur, jenis kelamin, asupan energi dan protein, sukuras, genetik,
aktivitas fisik, merokok dan status kesehatan. Selain itu, pada bab ini juga menjelaskan mengenai rokok.
A. Status Gizi
1. Pengertian status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan
lebih Almatsier, 2009. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara jumlah asupan intake zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis
seperti, pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan Suyatno, 2009
2. Penilaian status gizi
Penilaian status gizi dari suatu kelompok individu atau masyarakat perlu memperhatikan 2 masalah dasar yaitu memeriksa
hubungan antara tingkat hidup keluarga dengan status gizi masyarakat dan menelaah tingkat gizi secara individu atau perseorangan.
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu: antropometri, pemeriksaan klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan
penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga, yaitu survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi Supariasa, 2002.
Penilaian status gizi yang paling sering digunakan yaitu antropometri.
Antropometri, artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Indeks antropometri terdiri dari BBU, TBU, BBTB, LLAU dan IMT Supriasa 2002 dan Anggraeni 2012.
Pada umumnya mahasiswa berusia 18 tahun ke atas, pengukuran status gizi yang cocok untuk digunakan adalah IMT Indeks Masa Tubuh.
IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
IMT dapat menggambarkan berat otot, jaringan adiposa, tulang, juga air tubuh. IMT tidak dapat digunakan untuk orang yang berusia dibawah 18
tahun, ibu hamil dan olahragawan serta adanya edema, asites dan hepatomegali Supriasa 2002 dan Beiquni 2007.
Tabel 2.1 Ambang batas IMT untuk orang Indonesia Kemenkes RI, 2010
Kategori IMT
Kurus 18.5
Normal 18.5-24.99
Overweight ≥ 25- 27
Obesitas ≥ 27
Sumber: Kemenkes RI 2010
B. Penilaian Konsumsi Makanan