Tabel 5.1 menunjukkan bahwa berdasarkan variabel kategori perokok sebanyak 68 61,8 responden termasuk perokok ringan. Jenis rokok yang
paling banyak dihisap adalah rokok filter, yaitu sebanyak 100 orang 90,9. Pada Tabel 5.1 juga dapat terlihat kesamaan waktu yang digunakan
responden untuk merokok yaitu sesudah makan 52 responden 47,3 dan tidak tentu sebanyak 52 responden 47,3. Waktu merokok responden
secara tidak tentu maksudnya, yaitu responden merokok sebelum dan sesudah makan.
B. Gambaran Indeks Massa Tubuh IMT Perokok dan Bukan Perokok pada
Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Indeks Massa Tubuh IMT merupakan salah satu alat pengukuran untuk mengetahui status gizi pada orang dewasa atau seseorang yang sudah berusia 18
tahun ke atas. Berikut distribusi responden berdasarkan rata-rata Indeks Massa
Tubuh IMT: Tabel 5.2
Gambaran Indeks Massa Tubuh IMT Perokok dan Bukan Perokok pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016
Status Merokok Mean
SD Min
Max
Perokok 22,42
4,48 16,28
37,24 Bukan Perokok
23,07 4,94
15,01 36,92
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa rata-rata IMT responden perokok adalah sebesar 22,42 kgm
2
dan 23,07 kgm
2
pada responden bukan perokok.
Berdasarkan Kemenkes RI 2010 status gizi berdasarkan IMT dikategorikan menjadi kurus, normal, overweight dan obesitas. Namun, pada
penelitian ini status gizi berdasarkan IMT dikategorikan menjadi tiga kategori, kurus menjadi gizi kurang, overweight dan obesitas menjadi gizi lebih.Sehingga
kategori status gizi berdasarkan IMT pada penelitian ini yaitu gizi kurang jika IMT 18,5, normal jika IMT 18,5-24,99 dan gizi lebih
jika IMT ≥ 25. Berikut distribusi responden berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh IMT:
Tabel 5.3 Gambaran Perokok dan Bukan perokok Berdasarkan Kategori Indeks
Massa Tubuh IMT pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul tahun 2016 Gizi Kurang
Normal Gizi Lebih
Total n
N N
n
Perokok 21
19,1 54
49,1 35
31,8 110
100 Bukan perokok
15 13,6
66 60
29 26
110 100
Total 36
16,36 120
54,54 64
29,1 210
100
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa gizi kurang dan gizi lebih, lebih besar pada perokok di bandingkan bukan perokok, yaitu 21 responden 19,1 untuk gizi
kurang dan 35 responden 31,8 untuk gizi lebih.
C. Gambaran Rata-rata IMT menurut Status Merokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016
Hasil analisis bivariat antara rata-rata IMT responden dengan Status merokok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Gambaran rata-rata IMT menurut Status Merokok pada Mahasiswa
Universitas Esa Unggul tahun 2016 Status Merokok
N Mean
SD Pvalue
Perokok 110
22,42 4,481
0,307 Bukan Perokok
110 23,07
4,948 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata IMT bukan perokok lebih besar
dibandingkan dengan IMT perokok, yaitu sebesar 23,07 kgm
2
, sedangkan rata- rata IMT perokok yaitu 22,42. Namun, berdasarkan analisis statistik
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara perokok dan bukan perokok dengan P-value 0,307.
D. Hubungan Status Merokok dengan IMT Pada Mahasiswa Universitas Esa