31 Propinsi diketuai oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
Propinsi Jawa Barat dengan beranggotakan unsur dinas terkait. 2. SATLAK KabupatenKota dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati atau
Walikota, terdiri dari Ketua SATLAK KabupatenKota dengan beranggotakan unsur dinas terkait. Tugas dan tanggung jawab SATLAK
KabupatenKota adalah melakukan pembinaan dan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan perkembangan kegiatan.
3. SATLAK kecamatan dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan BupatiWalikota atas usulan Camat. SATLAK Kecamatan terdiri dari Camat
selaku Ketua SATLAK Kecamatan dengan beranggotakan unsur teknis terkait dengan kegiatan program yang dilaksanakan di desa dan dalam
pelaksanaannya di bantu oleh seorang Tenaga Pendamping Program Raksa Desa.
4. SATLAK Desa, dibentuk oleh Camat berdasarkan usulan Kepala Desa. SATLAK Desa terdiri dari Kepala Desa selaku Ketua SATLAK Desa,
Pemegang Kas atau pengelola administrasi keuangan serta sekretaris. Dilengkapi dengan Bidang Ekonomi, Bidang Fisikinfrastruktur Desa,
Bidang Pendidikan dan Bidang kesehatan.
2.5. Konsep Pembangunan Manusia dalam IPM
Dewasa ini untuk mengukur tingkat pencapaian upaya pembangunan manusia, UNDP atau The United Nations Development Program mengembangkan
suatu indeks komposit yang memasukan unsur keberhasilan pembangunan
32 ekonomi dan keberhasilan sosial yang selanjutnya disebut Indeks Pembangunan
Manusia. UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk
memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan terakhir the ultimed end, sedangkan upaya
pembangunan dipandang sebagai sarana principal means untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok
yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan. UNDP, 1995 : 12. Dalam hal ini menurut UNDP, hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi bersifat timbal balik sedangkan hubungan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia terbukti
tidak bersifat otomatis. Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu alat ukur sederhana
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan sumberdaya manusia. IPM merupakan angka rata-rata dari indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks
kemampuan daya beli masyarakat. IPM merupakan indeks komposit yang paling banyak digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur taraf kualitas fisik
penduduk. Dalam hal ini, IPM akan berkaitan dengan dimensi-dimensi yang memiliki
ukuran, yaitu : a. Dimensi ekonomi, perwujudannya adalah ”kehidupan yang layak” yang
diukur dengan indikator pengeluaran perkapita riil, secara ringkas dapat dirumuskan sebagai tingkat daya beli masyarakat berkaitan dengan tingkat
income perkapita.
33 b. Dimensi Sosial, meliputi aspek-aspek kualitas sumber daya manusia
berkaitan dengan tingkat pengetahuan dengan indikator Angka Melek Huruf AMH dan Rata-rata Lama Sekolah RLS serta tingkat kesehatan dengan
indikator adalah Angka Harapan Hidup AHH. Dimensi, indikator dan indeks dimensi untuk IPM dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Dimensi, Indikator dan Indeks Dimensi IPM
Dengan menggunakan IPM, UNDP membagi tingkatan status
pembangunan manusia suatu wilayah kabupaten menjadi 4 golongan yaitu rendah kurang dari 50, menengah bawah antara 50-66, menengah atas antara 66-80, dan
tinggi mulai 80 ke atas Dalam merumuskan kebijakan pembangunan, perlu diperhatikan tingkat
pencapaian setiap tahun. Karena itu kajian tentang pencapaian upaya pembangunan manusia perlu dilakukan dalam suatu periode tertentu, yang
Umur Panjang dan sehat
Pengetahuan Kehidupan
yang layak
Angka Harapan
Hidup Angka
Melek Huruf
Pengeluaran Perkapita riil yg
disesuaikan
I ndeks Kesehatan
I ndeks Pendidikan
I ndeks Pendapatan
Angka Melek
Huruf
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA IPM
• Dimensi :
• Indikator :
• Indeks
Dimensi :
34 memberi kesempatan untuk mengkaji dampak dari program bagi peningkatan
kapasitas dasar penduduk. Tingkat pencapaian setiap tahun menuju status pembangunan manusia yang ideal reduction in shortfall yang telah dihasilkan
pada suatu periode merupakan validasi bagi kebijakan pembangunan yang telah diputuskan pada periode tersebut.
III. METODOLOGI KAJIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pembangunan merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pembangunan juga bermakna
pembebasan dari kebodohan dan kemiskinan, dengan demikian diperluka n suatu strategi yaitu mulai dari visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan yang
bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat bukan tugas yang ringan apalagi jika terdapat kendala dan hambatan
dalam teknis pelaksanaan pembangunan itu sendiri seperti faktor keamanan belum kondusif dan perekonomian nasional yang belum stabil.
Pembangunan harus terintegrasi dan dikonsentrasikan di desa. Dalam mewujudkan visi ”Akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat guna
mendukung pencapaian Visi Jawa Barat 2010”, yaitu IPM 80 perlu dilakukan upaya berkesinambungan dan berkelanjutan untuk melaksanakan pembangunan
daerah yang efektif dan efisien. Pemerintah Propinsi Jawa Barat menyadari bahwa pendekatan pembangunan daerah yang bertumpu pada pembangunan manusia
merupakan suatu landasan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Program Raksa Desa merupakan bentuk artikulasi perhatian Pemerintah
Propinsi Jawa Barat, yang diformulasikan dalam bentuk tugas pembantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat kepada pemerintah desa. Prioritasnya adalah
segala kegiatan yang terkait langsung dengan pencapaian IPM Jawa Barat yang meliputi aspek pendidikan, kesehatan dan daya beli. Untuk pencapaian tujuan dari
Program Raksa Desa diperlukan keberadaan Pemerintah Daerah yang kapabel,