28 1. Prasarana fisik atau infrastruktur perdesaan jalan, jembatan, irigasi dll,
yang menunjang perekonomian pedesaan. 2. Perekonomian desa permodalan, teknologi dan pemasaran.
3. Pendidikan penurunan angka drop out dan pemberantasan buta aksara. 4. Kesehatan penanggulangan ibu hamil atau ibu bersalin beresiko tnggi dan
komplikasi kebidanan serta bayi baru lahir. Program Raksa Desa ini diarahkan pada sasaran dan kegiatan yang
sesuai dengan karakteristik dan masalah yang dihadapi oleh masing-masing desa. Prioritasnya adalah segala kegiatan yang terkait dengan pencapaian IPM
Jawa Barat yang meliputi aspek pendidikan, kesehatan dan daya beli. Adapun besarnya dana bantuan Program Raksa Desa yang berkaitan
dengan bidang peningkatan daya beli masyarakat sebesar Rp. 100.000.000,- tiap desa, dengan proporsi 60 persen untuk kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan
40 persen untuk kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana prasarana dasar pedesaan.
2.4.4. Kriteria Desa Lokasi Program Raksa Desa
Desa-desa di Jawa Barat memiliki karakteristik yang berbeda-beda, secara garis besar desa-desa di Jawa Barat dapat diklasifikasikan menjadi desa
di daerah perkotaan dan desa di daerah pedesaan. Secara umum daerah pedesaan bercirikan struktur kegiatan penduduk berbasis agraris, kepadatan penduduk
rendah, dan cara hidup maupun pola budaya yang dekat dengan pemanfaatan sumberdaya alam, tempat tinggal penduduk berkelompok, tersebar, potensi
29 tenaga kerja dengan tingkat pendidikan baik agak langka serta mempunyai
sistem organisasi sederhana dengan kegiatan subsiste m atau primer. Bantuan Program Raksa Desa pada dasarnya diarahkan untuk semua
desa di Jawa Barat, namun dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap setiap tahun sampai semua desa menerima. Desa-desa yang diprioritaskan
menerima bantuan Program Raksa Desa adalah desa-desa dengan kriteria sebagai berikut :
a. Desa-desa terpilih dalam satu wilayah kecamatan dan atau antar kecamatan yang diupayakan satu hamparan.
b. Desa yang memiliki banyak jumlah rumah tangga berstatus Pra sejahtera dan sejahtera 1.
c. Desa rawan air bersih dan sanitasi dasar. d. Desa rawan infrastruktur jalan.
e. Desa rawan listrik, yang ditentukan oleh proporsi rumah tangga yang berlangganan listrik kurang dari 50 persen.
2.4.5. Prinsip Pengelolaan dan Pengorganisasian
Tugas pembantuan kepada desa berupa Program Raksa Desa dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kebijakan dan Program Raksa Desa ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi b. Dana Program Raksa Desa bersifat specifik grant dari Pemerintah Propinsi
dan disalurkan langsung kepada desa.
30 c. Tenaga pendamping yaitu berperan sebagai fasilitator kecamatan
ditetapkan dan didanai oleh Pemerintah propinsi melalui SATLAK KabupatenKota.
d. Penentuan jenis kegiatan serta pelaksanaannya diselenggarakan oleh Desa dengan membentuk kelompok kerja sesuai dengan garis kebijakan
Propinsi Jawa Barat serta memperhatikan aspirasi masyarakat desa. Secara teknis diusulkan bertahap oleh desa kepada SATLAK Kecamataan
selanjutnya ke Bupati atau Walikota melalui SATLAK KabupatenKota untuk memperoleh pengesahan.
e. Pelaporan dan pertanggungjawaban dilakukan oleh desa dan disampaikan secara berjenjang dan atau langsung kepada SATLAK Propinsi Jawa
Barat. f. Pemantauan kegiatan dilakukan oleh SATLAK Propinsi bekerjasama
dengan SATLAK KabupatenKota yang secara operasional dikendalikan dan dikordinasikan oleh Camat sebagai perangkat daerah KabupatenKota.
g. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun administratif, transparan dan partisipatif.
h. Hasil kegiatan harus dapat dilestarikan dan dikembangkan baik oleh Pemerintah Desa maupun masyarakat.
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pengelolaan Program Raksa Desa dibentuk Satuan Pelaksana SATLAK pada setiap tingkatan
pemerintahan, yaitu : 1. SATLAK Propinsi, ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat dimana Wakil
Gubernur selaku penanggungjawab Program Raksa Desa. SATLAK
31 Propinsi diketuai oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
Propinsi Jawa Barat dengan beranggotakan unsur dinas terkait. 2. SATLAK KabupatenKota dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati atau
Walikota, terdiri dari Ketua SATLAK KabupatenKota dengan beranggotakan unsur dinas terkait. Tugas dan tanggung jawab SATLAK
KabupatenKota adalah melakukan pembinaan dan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan perkembangan kegiatan.
3. SATLAK kecamatan dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan BupatiWalikota atas usulan Camat. SATLAK Kecamatan terdiri dari Camat
selaku Ketua SATLAK Kecamatan dengan beranggotakan unsur teknis terkait dengan kegiatan program yang dilaksanakan di desa dan dalam
pelaksanaannya di bantu oleh seorang Tenaga Pendamping Program Raksa Desa.
4. SATLAK Desa, dibentuk oleh Camat berdasarkan usulan Kepala Desa. SATLAK Desa terdiri dari Kepala Desa selaku Ketua SATLAK Desa,
Pemegang Kas atau pengelola administrasi keuangan serta sekretaris. Dilengkapi dengan Bidang Ekonomi, Bidang Fisikinfrastruktur Desa,
Bidang Pendidikan dan Bidang kesehatan.
2.5. Konsep Pembangunan Manusia dalam IPM