Lingkungan Eksternal Peluang dan Ancaman

100 serta sumberdaya manusia. Tugas pembantuan pada dasarnya meliputi aspek sebagai berikut : 1. Merupakan kewenangan pemberi tugas dalam hal ini Pemerintah Propinsi Jawa Barat. 2. Penerima tugas dapat menolak sebagian atau seluruhnya, bila pemberian tugas pembantuan tersebut tidak disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia. 3. Penerima tugas Desa harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pemberi tugas Pemerintah Propinsi Dalam hal ini Pemerintah Desa di Kabupaten Karawang menerima dan menyanggupi tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah Propinsi dan sepakat akan melaksanakannya.

6.2. Lingkungan Eksternal Peluang dan Ancaman

Setiap organisasi, tak terkecuali pemerintah daerah berada dalam suatu jaringan yang mendapat tekanan lingkungan yang sangat kompleks yang berdampak pada kecenderungan perubahan. Untuk menyusun suatu strategi terlebih dahulu harus dilakukan analisis terhadap lingkungan eksternal untuk mengidentifikasikan kemungkinan peluang dan ancaman serta menganalisis lingkungan internal guna mengidenti fikasi kekuatan dan kelemahan- kelemahan yang dimiliki, dari hasil analisis lingkungan eksternal Satlak Raksa Desa maka dapat disusun peluang dan ancaman seperti tabel berikut : 101 Tabel 22. Peluang dan Ancaman pada Satlak Raksa Desa Kabupaten Peluang Ancaman 1. Terdapatnya pendamping 1. Persepsi masyarakat thd bantuan Pemerintah 2. Peningkatan peran masyarakat desa 2. Kecemburuan sosial bagi masyarakat yan g belum mendapat bantuan 3. Tersedianya modal usaha 3. Masih terjadi penyimpangan atau penyelewengan 4. Meningkatnya pelayanan kesehatan dan pendidikan 4. Timbulnya kemacetan modal bergulir akibat belum ada sanksi yang tegas 5. Bertambahnya infrastruktur desa 5. Keterlambatan Realisasi program 6. Bisa dibentuk lembaga usaha ekonomi kecil di desa Bumdes

A. Terdapatnya Pendamping

Tenaga pendamping merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat dalam rangka memberikan tugas pembantuan kepada pemerintah desa, yang mempunyai tugas membantu dan memfasilitasi satlak desa dalam penyelenggaraan Program Raksa Desa. Tenaga pendamping tersebut direkrut dari unsur masyarakat atau sarjana lokal yang berdomisili di lingkungan kecamatan yang bersangkutan yang kemudian dilatih oleh Pemerintah propinsi atau kabupaten. Tenaga pendamping ini mempunyai tugas mencakup desa di kecamatan masing-masing. Pada tahun 2006 terdapat 10 pendamping sesuai dengan alokasi Raksa Desa pada 10 kecamatan, sedangkan jumlah desa yang ditangani bervariasi sesuai alokasi jumlah desa yang menerima bantuan pada kecamatan yang bersangkutan. Adapun tugas dan tanggungjawab Tenaga Pendamping, diantaranya adalah : 102 1. Memberikan informasi dan pengertian tentang Program Raksa Desa kepada desa. 2. Membantu memandu pelaksanaan forum musyawrah desa dan menampung usulan kegiatan hasil musyawarah. 3. Membantu Satlak desa dalam menyiapkan dokumen pencairan dana dan penyusunan laporan kemajuan pelaksanaan program. 4. Membantu satlak desa dengan memberikan masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan program serta bila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh kerlompok atau satlak desa. 5. Membantu Camat atau Kepala desa dalam penyusunan laporan.

B. Peningkatan Peran Masyarakat Desa

Konsekwensi dengan mendapatkannya Program Raksa Desa adalah meningkatnya peran masyarakat desa, karena muatan dari program tersebut diantaranya memberdayakan masyarakat desa, disamping itu melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program. Masyarakat terlibat dalam perencanaan untuk menyusun rencana kegiatan dan sasaran, selanjutnya menjadi bagian dari sasaran program dalam menerima bantuan usaha dan sasaran pelayanan pendidikan dan kesehatan. Kemudian terlibat dalam pelaksanaan program khususnya pembangunan prasarana infrastruktur desa, bahkan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat desa baik berupa pikiran, materil maupun dana. 103

C. Tersedianya Modal Usaha

Program Raksa Desa menyediakan bantuan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin yang telah ditetapkan sebagai sasaran program sesuai dengan mekanisme pengajuan proposal hasil musyawarah desa. Adapun besarnya bantuan modal usaha ekonomi sebesar Rp. 60 juta per desa. Sedangkan alokasi bantuan yang diterima masyarakat bervariasi sesuai dengan jenis usaha dan kesanggupan pinjaman modal yang diajukan. Umumnya jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat desa diantaranya usaha perdagangan seperti usaha warungan, endul, kerajinan rumahan dll dan usaha pertanian usaha sayur mayur atau palawija serta peternakan.

D. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan

Program Raksa Desa bidang kesehatan difokuskan pada upaya yang dapat menurunkan angka kematian ibu akibat komplikasi baik hamil maupun bersalin serta upaya peningkatan dan pencegahan lainnya. Kegiatan-kegiatn tersebut meliputi kegiatan pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi pada masyarakat miskin lokasi Program Raksa Desa. Pelayanan ini akan dilaksanakan di semua fasilitas pelayann kesehatan pemerintah Puskesmas,RSUD, Rumah Bersalin dan rumah sakit swasta yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota. Program Raksa Desa bidang pendidikan diarahkan pada kegiatan bidang pendidikan diantaranya meliputi pemberian subsidi biaya penyelenggaraan pendidikan dan beasiswa bagi siswa SD dan SMP atau 104 Tsanawiyah bagi masyarakat kurang mampu di desa lokasi Program Raksa Desa dalam rangka mengurangi angka droup out dan meningkatkan wajib belajar 9 tahun.

E. Bertambahnya Infrastruktur Desa

Alokasi dana Program Raksa Desa bidang fisik difokuskan pada pembangunan infrastruktur desa terutama jalan desa, dengan tujuan agar masyarakat mempunyai akses yang lebih baik dan desa menjadi lebih terbuka sehingga masyarakat dapat lebih berinteraksi dengan pihak luar atau pelayanan yang disediakan pemerintah, seperti pendidikan dan kesehatan. Bantuan yang disediakan untuk pembangunan fisik sebesar Rp. 40 juta per desa. Pada Tahun 2006 telah terwujud penambahan infrastruktur desa sekitar 746 proyek yang tersebar di 202 desa, meliputi pembangunan jembatan, penyirtuan atau pengaspalan jalan desa, pembangunan saluran irigasi, penyediaan air bersih, SPAL, dll.

F. Pembentukan Lembaga Usaha Ekonomi Kecil BUMDES di Desa

Sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan paska pelaksanaan Program Raksa Desa khususnya bidang ekonomi, tentunya perlu upaya untuk memfasilitasi masyarakat desa untuk menampung kegiatan ekonomi yang telah berjalan melalui pembentukan wadah berupa kelembagaan ekonomi mikro yang me mpunyai kekuatan hukum yang dikelola oleh desa berbentuk Badan Usaha Milik Desa BUMDES. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah 105 Propinsi Jawa Barat yaitu mengembangkan struktur perekonomian yang tangguh, dengan kebijakan mengembangkan usaha ekonomi skala kecil dan menengah, dengan tujuan mewujudkan fungsi lembaga keuangan yang dapat mendorong usaha ekonomi kecil masyarakat di desa.

6.3. Formulasi Strategi