Analisis Dampak Risiko Pemetaan Risiko

25 2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko Dimana: S = Standar deviasi dari kejadian berisiko Xi = Nilai per siklus 5 bulan dari kejadian berisiko X = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko n = Jumlah data 6 siklus 3. Menghitung Z-score Dimana: Z = Nilai Z-score dari kejadian berisiko Xi = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal ditentukan oleh pemilik usaha X = Nilai rata-rata kejadian berisiko S = Standar deviasi dari kejadian berisiko Jika hasil Z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai Z-score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi normal Z. 4. Nilai probabilitas terjadinya risiko produksi Setelah nilai Z-score dari produksi jamur tiram putih diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi Z normal sehingga diketahui persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi jamur tiram mendatangkan kerugian.

4.4.3. Analisis Dampak Risiko

Metode yang sering digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR Value at Risk. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. 26 Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi jamur tiram putih pada kumbung jamur milik Bapak Ramadin. Data yang digunakan dalam menganalisis kerugian yang ditimbulkan adalah data penerimaan atau penjualan hasil panen jamur tiram putih dalam enam siklus produksi yang diterima oleh Bapak Ramadin. Harga jual jamur tiram putih terendah yang pernah diterima yaitu Rp. 8.000 dan harga jual tertinggi yaitu Rp. 8.500. Data harga jual yang digunakan dalam perhitungan dampak sumber risiko yaitu harga rata – rata sebesar Rp. 8.250. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber- sumber risiko. Menurut Kountur 2006, VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dimana : VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko X = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen S = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko n = Banyaknya kejadian berisiko 6 siklus

4.4.4. Pemetaan Risiko

Menurut Kountur 2006, sebelum melakukan penanganan pada risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini : 27 Gambar 4. Peta Risiko Sumber: Kountur 2008 Sebelum melakukan pemetaan risiko, terlebih dahulu dianalisis status risiko untuk mengetahui prioritas sumber risiko yang harus ditangani terlebih dahulu. Status risiko diperoleh dari hasil perkalian probabilitas dan dampak. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Demikian juga dampak risiko dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak besar dan dampak kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecilnya terjadinya risiko ditentukan oleh manajemen, namun pada umumnya risiko-risiko yang probabilitas terjadinya 20 persen atau lebih besar dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan di bawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil Kountur, 2008.

4.4.5. Penanganan Risiko