Manajemen Risiko Kerangka Pemikiran Teoristis

15

3.1.3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko sebagai suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kerugian perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi perusahaan yang lebih tinggi Darmawi, 2010. Menurut Darmawi 2010, manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan atau suatu usaha dari kegagalan. Sebagian kerugian seperti hancurnya fasilitas produksi mungkin dapat menyebabkan perusahaan atau suatu usaha harus ditutup, jika sebelumnya tidak ada kesiapsediaan menghadapi musibah seperti itu. Dengan manajemen risiko tersebut perusahaan dapat terhindar dari kehancuran. Menurut Djohanputro 2008, siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahap seperti pada Gambar 2 berikut ini : Gambar 2. Siklus Manajemen Risiko Sumber : Djohanputro 2008 Keterangan : = Hubungan langsung = Hubungan tidak langsung Tahap 1. Identifikasi risiko Tahap ini mengidentifikasi apa yang dihadapi oleh perusahaan, langkah pertama dalam mengidentifikasi risiko adalah melakukan analisis pihak yang berkepentingan stakeholder. Tahap 2. Pengukuran risiko Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu faktor kuantitatif dan kualitatif, kuantitas risiko menyangkut berapa banyak nilai yang rentan terhadap risiko, sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinan suatu risiko muncul, semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula risikonya. Evaluasi pihak yang berkepentingan Identifikasi Risiko Pengukuran risiko Pemetaan Risiko Model pengelolaan risiko Pengawasan dan pengendalian risiko 16 Menurut Darmawi 2010 sesudah risiko diidentifikasi, maka selanjutnya risiko itu harus diukur untuk menentukan derajat kepentingannya dan untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya. Tahap 3. Pemetaan risiko Pemetaan risiko ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingan bagi perusahaan, disini dilakukan prioritas risiko mana yang lebih dahulu dilakukan, selain itu prioritas juga ditetapkan karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan. Pemetaan risiko adalah suatu gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas, dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Tahap 4. Model pengelolaan risiko Model pengelolaan risiko terdapat beberapa macam diantaranya model pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan model risiko struktur organisasi pengelolaan dan lain-lain. Tahap 5. Monitor dan pengendalian Monitor dan pengendalian penting karena : a Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai rencana. b Manajemen juga perlu memastikan pelaksanaan pengelolaan risiko cukup efektif c Monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko perubahan ini berdampak pada pergeseran data risiko yang otomatis pada perubahan prioritas risiko. Dengan manajemen risiko dapat diidentifikasi adanya potensi risiko, dengan seluruh faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Manajemen risiko dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan dan pencapaian yang baik dari suatu organisasi. Manajemen risiko juga dapat mengurangi probabilitas kegagalan dan ketidakpastian dari suatu pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. 17

3.1.4. Pengukuran Risiko