29
V. GAMBARAN UMUM USAHA
5.1. Profil Usaha
Kumbung jamur milik Bapak Ramadin berlokasi di Kampung Kukupu No. 39 RT. 0106 Kelurahan Cibadak Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Bapak
Ramadin Madani,SE berusia 44 tahun, memiliki satu orang istri dan empat orang anak. Kegiatan usaha sudah berjalan selama empat tahun dimulai pada tahun
2008. Luas lahan yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat usaha yaitu 6.000 m
2
dengan status kepemilikan lahan yaitu milik sendiri. Biaya investasi yang digunakan untuk usaha sebesar Rp. 1.000.000.000 bersumber dari milik pribadi.
Kegiatan usaha yang dilakukan yaitu pembuatan dan penjualan bibit jamur, pembuatan dan penjualan baglog jamur, dan pembudidayaan jamur. Dalam waktu
dua minggu, bibit jamur F1 yang mampu dihasilkan sebanyak 50 botol dengan harga jual Rp. 35.000 per botol. Dalam waktu satu minggu, bibit jamur F2 yang
mampu dihasilkan sebanyak 360 botol dengan harga jual Rp. 2.500 per botol. Kegiatan produksi baglog dalam satu hari yaitu 3.000 baglog dengan harga jual
Rp. 2.000 per baglog. Harga jual jamur tiram putih segar yaitu Rp. 8.000 - Rp. 8.500 per kg.
Fasilitas yang dimiliki oleh Bapak Ramadin yaitu : 1 dua kumbung inkubasi berukuran 6 m x 8 m dengan kapasitas masing – masing kumbung yaitu
10.000 baglog, 2 empat kumbung pemeliharaan atau budidaya berukuran 6 m x 8 m dengan kapasitas masing – masing kumbung yaitu 10.000 baglog, 3 satu
kumbung pemeliharaan bibit F2 dan F3, 4 satu buah steamer berkapasitas 3.000 baglog, 5 ruang penyimpanan bahan baku, 6 ruang pengomposan serbuk kayu,
7 ruang pendinginan baglog setelah disterilisasi, dan 8 ruang inokulasi bibit.
5.2. Kegiatan Produksi
Kumbung Jamur Bapak Ramadin melakukan kegiatan produksi mulai dari pembuatan media tanam, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, dan
pemanenan jamur tiram putih. Alur kegiatan produksi jamur tiram putih yang dilakukan Kumbung Jamur Bapak Ramadin dapat dilihat pada Gambar 8.
30
Gambar 7. Alur Kegiatan Produksi Jamur Tiram Putih di Kumbung Jamur
Bapak Ramadin
a. Media Tanam
Bahan baku pembuatan media tanam atau baglog di kumbung jamur Bapak Ramadin adalah serbuk gergaji, tepung jagung, gipsum, dan molase. Serbuk
gergaji terlebih dahulu diproses, yaitu dengan melakukan pengomposan atau fermentasi. Pengomposan dilakukan untuk menguraikan senyawa - senyawa di
media tanam agar mudah diserap. Cara pengomposan yaitu dengan membuat tumpukan serbuk gergaji yang diatasnya ditaburi kapur. Proses pengomposan
akan memudahkan jamur menyerap nutrisi dari baglog. Media hasil pengomposan kemudian dicampur dengan bahan lain. Media harus tercampur rata agar
pertumbuhan jamur tumbuh dengan baik. Formulasi media dapat dilihat pada Tabel 8. Formulasi media tersebut dapat menghasilkan 2.000 baglog.
Tabel 8. Formulasi Media
Bahan Formula
Serbuk gergaji 2.000 kg
Tepung jagung 60 kg
Gipsum 20 kg
Molase 2 kg
Sumber : Pemilik Usaha 2012
Pemeliharaan Pemanenan jamur
Inkubasi Inokulasi
Pembuatan media tanam Sterilisasi
31 Setelah tercampur rata media dimasukkan secara manual kedalam plastik
polipropilen berukuran 20 cm x 35 cm. Kondisi baglog harus padat agar bibit yang ditanam dapat menjalar rata dan menampung nutrisi lebih banyak. Berat
baglog rata – rata adalah 1.200 – 1.500 kg atau dengan ketinggian 20 cm. Plastik berisi media kemudian diikat menggunakan tali rapia dan siap untuk disterilisasi.
b. Sterilisasi
Sterilisasi bertujuan mematikan mikroba yang terdapat di dalam baglog. Alat sterilisasi yang digunakan di kumbung jamur Bapak Ramadin berupa steamer
yang mampu menghasilkan uap bertekanan tinggi. Suhu sterilisasi atau pemasakan yang ditetapkan yaitu 100
C dengan waktu 4 jam. Sumber bahan bakar steamer berupa gas, untuk satu kali pemasakan membutuhkan 4 tabung gas
yang berisi 12 kg. Kapasitas steamer untuk satu kali pemasakan yaitu 3.000 baglog.
c. Inokulasi
Baglog yang sudah disterilisasi kemudian didinginkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan bibit. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses inokulasi
adalah kebersihan, baik kebersihan alat, tempat, dan pekerja yang melakukan inokulasi. Bahan dan alat yang digunakan adalah bibit F2, alkohol, kapas, spatula,
bunsen, dan korek api. Kondisi ruangan inokulasi dan pekerja harus steril. Sebelum mulai bekerja,
pekerja di kumbung jamur Bapak Ramadin harus memastikan kondisi ruangan dalam keadaan bersih. Selain itu, pekerja juga harus memakai pakaian yang bersih
dan memakai masker. Sebelum memulai inokulasi, pekerja harus menyemprotkan alkohol pada kedua tangan dan baglog yang akan diinokulasi, setelah itu bunsen
dinyalakan. Terlebih dahulu mulut botol yang berisi bibit dipanaskan dengan api, kemudian bibit dimasukkan kedalam baglog yang sudah dalam keadaan terbuka
menggunakan spatula, lalu baglog ditutup dengan kapas tepat diatas bibit dan diikat kembali dengan tali rapia. Penutupan baglog bertujuan menciptakan kondisi
yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur, karena miselia jamur tumbuh baik pada kondisi yang tidak terlalu banyak oksigen. Prinsip kerja steril adalah dekat
32 dengan sumber panas atau api. Selama bekerja pekerja dilarang bicara dan
membuka masker agar kondisi steril tetap terjaga. Satu botol bibit dapat digunakan untuk 5 – 8 baglog.
d. Inkubasi
Pada usaha budidaya jamur tiram putih Bapak Ramadin, ruang inkubasi dibuat terpisah dari ruang pemeliharaan atau budidaya. Kapasitas kumbung
inkubasi yaitu 10.000 baglog. Suhu yang dibutuhkan pada saat inkubasi yaitu 26 – 28
C. Baglog yang sudah diinokulasi kemudian ditempatkan pada rak yang terdapat dalam kumbung inkubasi. Inkubasi dilakukan selama kurang lebih 30
hari atau sampai seluruh media ditumbuhi miselia. Selama masa inkubasi, kondisi kumbung dijaga agar tetap sejuk, lembab, dan bersih.
e. Pemeliharaan
Baglog yang seluruh bagiannya sudah ditumbuhi miselia dipindahkan ke kumbung pemeliharaan atau budidaya. Baglog di kumbung jamur Bapak Ramadin
ditata dalam rak dengan posisi horizontal. Penutup baglog yang berupa kapas dibuka. Satu minggu kemudian, bakal tubuh buah akan terbentuk. Pertumbuhan
tubuh buah ditandai dengan adanya bintik – bintik serat berwarna putih yang semakin hari akan bertambah besar dan siap untuk dipanen. Suhu optimum pada
kumbung pemeliharaan yaitu 22 – 25 C. Kondisi kumbung dijaga agar tetap
bersih, sejuk, dan lembab. Kelembaban dijaga dengan melakukan penyiraman 2 – 3 kali sehari. Perawatan dilakukan dengan penyiraman, membuka mulut baglog,
serta mengatasi baglog dari serangan hama dan penyakit.
f. Pemanenan
Pemanenan di kumbung jamur Bapak Ramadin dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada baik berukuran besar maupun kecil
sampai ke akarnya untuk menghindari akar atau batang yang tertinggal. Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur sudah cukup besar. Setelah pemanenan
maka baglog disiram dengan air agar tidak ada akar yang tertinggal atau pun hama yang melekat. Panen dilakukan satu kali dalam satu hari pada pagi hari pada
33 kondisi normal. Namun, pada kondisi musim hujan panen dilakukan pada siang
hari karena kandungan air pada jamur tiram putih di pagi hari masih tinggi, sedangkan pada siang hari sudah mulai menurun. Kadar air yang tinggi akan
menyebabkan kualitas jamur tiram putih menurun karena umur simpannya akan semakin pendek. Penanganan pascapanen yaitu dengan membersihkan kotoran
yang menempel pada bagian akar jamur menggunakan pisau atau gunting. Dengan cara tersebut, umur simpan jamur akan lebih lama dan penampilannya lebih
menarik. Jamur yang telah dipanen kemudian dimasukkan kedalam plastik dengan berat 5 kg per plastik.
5.3. Sumber Daya Manusia