Kebocoran Air Analisis Teknis Jaringan Air Bersih

17 Setelah mengetahui besarnya nilai dari bilangan Reynold, maka hal berikutnya yang dicari adalah nilai kekasaran relatif εD dari suatu pipa tergantung pada kekasaran mutlak ε dari bagian dalam pipa serta diameter pipa D. Besarnya nilai kekasaran mutlak ε ditentukan berdasarkan jenis material pipa yang digunakan untuk mengalirkan air, lihat Tabel 4 Linsley dan Franzini 1985. Tabel 4. Nilai kekasaran mutlak berdasarkan material pipa Material mm Baja dikeling 0.9 – 9.1 Beton 0.3 – 3.0 Papan kayu 0.18 – 0.91 Besi tuang 0.25 Besi tuang diaspal 0.12 Besi galvanis 0.15 Baja atau besi tempa 0.045 Pipa karet 0.0015 Sumber: Linsley dan Franzini 1985. Pada kehilangan minor di jaringan pipa dapat digunakan persamaan: h L minor = Σbelokan × K 5 di mana nilai K bervariasi tergantung jenis belokan. Untuk belokan pipa 90 O nilai K berkisar antara 0.50 hingga 0.75 sedangkan untuk belokan pipa 45 O nilai K berkisar antara 0.35 hingga 0.45. Besarnya head loss total yang terjadi pada suatu jaringan pipa dapat dicari dengan menggabungkan persamaan 2 dan persamaan 4: g V D L f 2 K x 90 belokan K x 45 belokan h 2 90 45 Total L 6

2.6.2. Kebocoran Air

Kebocoran air merupakan salah satu faktor utama untuk penentuan kebutuhan air, karena definisi dari kebocoran air adalah perbedaan antara jumlah air yang diproduksi oleh produsen air dan jumlah air yang terjual konsumen sesuai dengan yang tercatat di meter-meter air pelanggan Kodoatie dan Sjarief 2005. Kebocoran air pada sistem suplai air bersih mulai dari WTP sampai pemakai dibedakan menjadi dua yaitu PERPAMSI dkk. 1999 dengan elaborasi dan modifikasi di dalam Kodoatie dan Sjarief 2005: 1 Kebocoran Fisik: kehilangan air secara fisik yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti bocornya sumber air akibat kerusakan bangunannya, kebocoran pipa baik pada pipa transmisi maupun distribusi, air dalam resevoir yang melimpas keluar, dan penguapan. 2 Kebocoran Administrasi: jumlah air yang bocor secara administrasi terutama disebabkan meter air tanpa registrasi, juga termasuk kesalahan di dalam sistem pembacaan, dan jumlah air yang diambil tidak sesuai dengan peruntukkannya. 18

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mengenai jalur pengiriman air dilakukan di sekitar Kampus IPB Darmaga. Penelitian selanjutnya mengenai kebutuhan air aktual kampus, dilakukan di menara air Fakultas Kehutanan Fahutan dan Fakultas Peternakan Fapet, sedangkan mengenai produksi air bersih dilakukan di WTP Ciapus dan Cihideung. Waktu penelitian selama 6 bulan terhitung bulan Juli hingga Desember 2010.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Stopwatch Ember besar Gelas ukur Pita ukur 30 m dan 50 m Walking measure Botol plastik dan botol kaca steril pH meter Thermometer digital TDS meter Turbidity meter Autolevel Target rod Tripot Kompas Unting-unting Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: Peta kampus IPB Darmaga Peta jaringan pipa Kertas kalkir Data letak dan kapasitas ground water tank Data letak, tinggi, dan kapasitas menara air Data jumlah mahasiswa asrama putra dan putri TPB Data jumlah mahasiswa S1 dan pasca sarjana yang masih aktif dari masing-masing fakultas. Data jumlah pegawai dari masing-masing fakultas Air sungai Air pengolahan