25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Penyediaan Air Bersih Di IPB Darmaga
Air bersih sangat dibutuhkan dalam menunjang kegiatan seperti pendidikan, penelitian, dan juga perkantoran khususnya di kampus IPB Darmaga. Walaupun IPB sebagai institusi pendidikan,
namun pada kenyataannya jenis pemakaian air yang ada di lingkungan kampus IPB Darmaga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pemakaian domestik dan non-domestik. Pemakaian domestik untuk
keperluan rumah tangga seperti di perumahan dosen dan asrama, sedangkan pemakaian non-domestik untuk keperluan industri, pendidikan, dan komersial.
Kegiatan pemenuhan kebutuhan air di kampus IPB Darmaga baik itu berupa pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air, secara umum menjadi tanggung jawab dari Direktorat Fasilitas dan
Properti Faspro. Pada saat ini IPB memanfaatkan air sungai sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan air dalam menunjang kegiatannya tersebut. Sungai yang dimanfaatkan sebagai air baku
tersebut adalah Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung. Saat ini IPB memiliki tujuh buah instalasi pengolahan air atau WTP Water Treatment Plant
yang berlokasi pada dua tempat yang berbeda. Tempat pengolahan pertama yaitu WTP Ciapus yang berlokasi di pintu keluar belakang IPB sedangkan tempat pengolahan kedua yaitu WTP Cihideung
yang berlokasi di belakang pangkalan bis IPB.
4.1.1. WTP Ciapus
Pertama kali dibangun pada tahun 1972 dan terletak di dekat pintu keluar belakang IPB. WTP Ciapus memiliki dua buah instalasi pengolahan yang disebut sebagai WTP 1 dan WTP 2
Ciapus. Masing-masing instalasi tersebut memanfaatkan air Sungai Ciapus sebagai bahan bakunya. Baik WTP 1 dan WTP 2, memiliki daerah pelayanan kebutuhan air bersih yang berbeda,
sehingga WTP ini terbagi menjadi dua jalur pendistribusian. WTP 1 Ciapus melayani kebutuhan air bersih yang ada di Perumahan Dosen IPB Perumdos, Asrama Silvasari dan Silvalestari,
Asrama Putri Darmaga APD, Asrama Amarilis, dan juga GOR Gelanggang Olah RagaLama. Sedangkan untuk WTP 2 Ciapus dikhususkan untuk melayani kebutuhan air bersih bagi
mahasiswa asrama TPB yang ada di gedung Asrama Putra Astra dan Asrama Putri Astri. Pada Gambar 4 dapat dilihat bagan struktur pendistribusian air dari WTP Ciapus hingga ke masing-
masing unit pemakaiannya. Berdasarkan tipenya, instalasi pengolahan air yang ada di WTP Ciapus dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu tipe tekanan pada WTP 1 dan tipe gravitasi pada WTP 2. Setiap instalasi pengolahan air tersebut terdiri dari beberapa unit atau bagian pengolahan yang memiliki
peranannya sendiri dan saling menunjang dalam proses pengolahan air secara keseluruhan. Unit-unit tersebut antara lain adalah unit intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan
penampungan serta distribusi. Sehingga secara umum sebenarnya tahapan pengolahan air pada kedua WTP ini sama, yang membedakan hanya proses penyaluran air dari unit satu ke unit
lainnya.
26
Gambar 4 . Bagan struktur pendistribusian air untuk WTP Ciapus
Sumber: Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, 2010
27
Pada WTP 1 yang bertipe tekanan proses penyaluran airnya dari unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi menuju unit filtrasi hingga unit penampungan, memanfaatkan tekanan dari pompa
air, sedangkan untuk WTP 2 memanfaatkan gaya gravitasi. WTP 1 ini terdiri dari unit intake, unit koagulasiflokulasi dan sedimentasi yang menyatu, unit filtrasi, dan unit penampungan berupa
GWT. Skema pengolahan air pada WTP 1 dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 . Skema pengolahan air pada WTP dengan tipe tekanan
Proses pengolahan air pada WTP 1 adalah sebagai berikut, air dari bak intake dipompakan menuju unit gabungan koagulasiflokulasi dan sedimentasi. Pada pipa air baku dimasukkan
injection larutan koagulan, pengadukan cepat dengan sistem statis terjadi tepat setelah titik penginjeksian larutan koagulasi dan pengadukan secara lambat terjadi selama air baku mengalir
menuju unit koagulasiflokulasi dan pada sebagian unit sedimentasi. Selanjutnya flok yang terbentuk dipisahkan dalam bagian sedimentasi yang dilengkapi
dengan lamella lihat Gambar 6.. Flok yang tertangkap lamella jatuh dan mengendap pada bagian dasar membentuk lumpur. Air yang bebas dari flok mengalir melalui mekanisme overflow menuju
ke bagian penampungan air sebelum dipompa ke unit filtrasi. Lumpur yang terbentuk diaduk dengan menggunakan efek hidrodinamis dari aliran air yang masuk. Kelebihan lumpur dibuang
secara periodik melalui kran pembuangan lumpur lihat Gambar 7.
Gambar 6 . Lamella yang terdapat pada bagian
sedimentasi WTP tipe tekanan.
Gambar 7 . Kelebihan lumpur yang dibuang
melalui kran pembuangan
28
Kemudian pada unit filtrasi terjadi proses penyaringan partikel yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dipisahkan pada unit koagulasiflokulasi dan sedimentasi. Unit ini dirancang
dengan sistem filtrasi bertekanan, di mana air dari tahapan sebelumnya dipompa secara kontinyu melewati lapisan filter. Kualitasi hasil filtrasi sangat dipengaruhi oleh kualitas proses sebelumnya,
terutama sedimentasi. Semakin rendah kualitas sedimentasi maka akan semakin cepat terbentuknya resistensi berupa pengkristalan dalam filter.
Selanjutnya air bersih terbentuk setelah melewati unit filtrasi dialirkan menuju tempat penampungan air atau GWT Ground Water Tank. Pada satu titik tertentu di pipa air bersih,
diinjeksikan kaporit sebagai desinfeksi yang bertujuan untuk mendestruksi mikroorganisme patogen. Kemudian dari GWT ini akan dialirkan dengan pompa transmisi menuju resevoir yang
berupa menara air untuk selanjutnya dialirkan menuju unit-unit pengguna secara gravitasi. Pada WTP 2 yang bertipe gravitasi memiliki tahapan pengolahan yang sama dengan WTP 1
yang berbeda hanya proses penyalurannya saja yang memanfaatkan gravitasi. Itu sebabnya WTP 2 dengan tipe gravitasi pada unit koagulasiflokulasi dibuat tinggi, agar air memiliki energi yang
cukup untuk mengalir dan melalui filter yang ada untuk menuju ke unit berikutnya hanya dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Begitu pula dengan unit filtrasi, dibuat tinggi agar mampu menuju
ke GWT secara overflow hanya dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Setelah itu air bersih yang ditampung di dalam GWT, akan disalurkan melalui pompa transmisi menuju ke resevoir yang ada
dan pada akhirnya akan disalurkan hingga menuju unit-unit pengguna secara gravitasi pula. Skema proses pengolahan air pada WTP 2 yang bertipe gravitasi dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 . Skema pengolahan air pada WTP dengan tipe gravitasi
Kemudian perbedaan berikutnya adalah pada WTP yang bertipe gravitasi di unit koagulasiflokulasinya tidak terdapat lamella seperti yang terdapat di tipe tekanan. Bentuk dari
WTP 1 dan 2 Ciapus dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Unit filtrasi
Unit koagulasiflokulasi
dan sedimentasi Tangki air
bakuintake Koagulan
overflow
GWT Ground Water
Tank
overflow
29
Gambar 9 . WTP 1 Ciapus yang merupakan WTP bertipe tekanan unit koagulasifiltrasi
Gambar 10 . WTP 2 Ciapus bertipe gravitasi, unit filtrasi kiri, dan unit koagulasiflokulasi kanan
30
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, WTP 1 Ciapus mampu memproduksi air bersih sebesar 12.55 literdetik atau 45.18 m
3
jam, sedangkan WTP 2 Ciapus memiliki kapasitas produksi sebesar 18.32 literdetik atau 65.95 m
3
jam. Kedua WTP ini beroperasi dalam sehari
selama 21 jam 1 jam untuk backwash maka dalam sehari mampu menghasilkan 903.60 m
3
untuk
WTP 1 dan 1,319 m
3
air untuk WTP 2, sehingga total WTP Ciapus mampu menghasilkan air
sekitar 2,222.60 m
3
hari . Rincian hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Hasil pengukuran kapasitas produksi di WTP 1 Ciapus Ulangan
Luas Pertambahan
Volume Air
Waktu Debit
Permukaan Air Tinggi Air
m
2
m m
3
detik literdetik
m
3
jam 1
28.22 0.05
1.41 112
12.60 45.35
2 28.22
0.05 1.41
113 12.49
44.95
Rata-rata 12.55
45.18
Keterangan: Pengukuran dilakukan pada GWT 1 Ciapus
Tabel 6. Hasil pengukuran kapasitas produksi di WTP 2 Ciapus Tempat
Pengukuran Diameter
Bak Pertambahan
Tinggi Air Volume
Air Ulangan
Waktu Debit
dm dm
liter detik
literdetik m
3
jam
Bak Filtrasi 27
2 1,144.53
1 65
17.61 63.40
2 62
18.46 66.46
3 64
17.88 64.37
4 64
17.88 64.37
Rata-rata 17.96
64.66
Bak Sedimentasi
45.4 0.5
809.41 1
45 17.99
64.76 2
43 18.82
67.75 3
42 19.27
69.36
Rata-rata 18.69
67.28 Total rata-rata