30
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, WTP 1 Ciapus mampu memproduksi air bersih sebesar 12.55 literdetik atau 45.18 m
3
jam, sedangkan WTP 2 Ciapus memiliki kapasitas produksi sebesar 18.32 literdetik atau 65.95 m
3
jam. Kedua WTP ini beroperasi dalam sehari
selama 21 jam 1 jam untuk backwash maka dalam sehari mampu menghasilkan 903.60 m
3
untuk
WTP 1 dan 1,319 m
3
air untuk WTP 2, sehingga total WTP Ciapus mampu menghasilkan air
sekitar 2,222.60 m
3
hari . Rincian hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Hasil pengukuran kapasitas produksi di WTP 1 Ciapus Ulangan
Luas Pertambahan
Volume Air
Waktu Debit
Permukaan Air Tinggi Air
m
2
m m
3
detik literdetik
m
3
jam 1
28.22 0.05
1.41 112
12.60 45.35
2 28.22
0.05 1.41
113 12.49
44.95
Rata-rata 12.55
45.18
Keterangan: Pengukuran dilakukan pada GWT 1 Ciapus
Tabel 6. Hasil pengukuran kapasitas produksi di WTP 2 Ciapus Tempat
Pengukuran Diameter
Bak Pertambahan
Tinggi Air Volume
Air Ulangan
Waktu Debit
dm dm
liter detik
literdetik m
3
jam
Bak Filtrasi 27
2 1,144.53
1 65
17.61 63.40
2 62
18.46 66.46
3 64
17.88 64.37
4 64
17.88 64.37
Rata-rata 17.96
64.66
Bak Sedimentasi
45.4 0.5
809.41 1
45 17.99
64.76 2
43 18.82
67.75 3
42 19.27
69.36
Rata-rata 18.69
67.28 Total rata-rata
18.32 65.95
4.1.2. WTP Cihideung
Pertama kali dibangun pada tahun 1986, WTP Cihideung ini memanfaatkan Sungai Cihideung sebagai air bakunya. WTP Cihideung memiliki lima buah instalasi pengolahan air yang
terdiri dari dua tipe yang berbeda. Empat buah instalasi bertipe tekanan dan satu buah instalasi bertipe UF system Ultra Filtration. Daerah pelayanan air bersih di WTP Cihideung sangat
banyak dan luas, yaitu meliputi semua gedung perkuliahan, yang terdiri dari Fakultas Pertanian, Perikanan, Peternakan, Kedokteran Hewan, Kehutanan, Teknologi Pertanian, Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Ekonomi dan Manajemen, dan juga Ekologi Manusia. Selain itu juga gedung rusunawa rumah susun mahasiswa yaitu asrama yang diperuntukkan bagi mahasiswi
TPB, Gymnasium, Rumah Sakit Hewan, kandang ternak, gedung Graha Widya Wisuda, perpustakaan LSI, gedung Rektorat, hingga laboratorium lapangan yang ada di Leuwikopo dan
Cikabayan termasuk dalam daerah pelayanan air WTP Cihideung. Pada Gambar 11 dapat dilihat bagan struktur pendistribusian air dari WTP Cihideung hingga ke unit-unit pengguna.
31
Sumber: Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, 2010
Gambar 11 . Bagan struktur pendistribusian air untuk WTP Cihideung
32
WTP 1 hinga 4 Cihideung merupakan instalasi pengolahan air bertipe tekanan lihat Gambar 12 sedangkan WTP 5 yang baru selesai dibangun dan beroperasi pada bulan Juli
2010 adalah bertipe UF Ultra Filtration lihat Gambar 13.
Gambar 12. Beberapa WTP Cihideung yang bertipe tekanan
Gambar 13 . WTP 5 yang ada di Cihideung, merupakan WTP bertipe UF system.
33
Proses produksi air pada WTP 1 hingga 4 WTP Cihideung sama dengan proses produksi di WTP 1 Ciapus, karena sama-sama bertipe tekanan. WTP 5 yang bertipe UF bekerja secara
otomatis dan menggunakan tiga buah filter yang terdiri dari sand filter, ultra filtration filter, dan carbon filter. UF membran memiliki ukuran pori-pori antara 0.1 - 0.01 micron yang berfungsi
menyaring partikel-partikel di dalam air. UF membran ini memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menyaring sebagian besar bakteri, virus, dan partikel koloid. Semakin kecil ukuran pori
maka semakin tinggi kemampuan penyaringannya. UF sistem bekerja pada tekanan 6.9
– 275.8 kPa dan beroperasi pada kecepatan konstan. Transmembran Pressure TMP akan meningkat secara konstan sejalan dengan pemakaiannya,
dan secara otomatis akan dilakukan proses backwash. Bahan kimia dan disinfectant dapat digunakan untuk menigkatkan hasil proses dari backwash dan sekaligus juga menjaga kinerja dari
membran akibat adanya pertumbuhan bakteri di permukaan membran. Pada Gambar 14 dapat dilihat skema dari WTP tipe UF sistem.
Gambar 14. Skema WTP tipe UF system
Total kapasitas produksi air bersih dari WTP 1 hingga 4 adalah 115.80 m
3
jam
lihat Tabel 7 dan dalam sehari keempat WTP ini beroperasi selama 18.5 jam. Sehingga dalam
sehari mampu menghasilkan 2,142.30 m
3
hari .
Pengukuran kapasitas produksi pada WTP 5 menggunakan flowmeter, hasil yang diperoleh dari flowmeter menunjukkan angka 475 litermenit, dan WTP ini hanya beroperasi 45 menit
memproduksi air dalam sejam karena 15 menit sisanya digunakan untuk backwash. Sehingga
kapasitas produksinya adalah 21.37 m
3
jam . Dalam sehari WTP 5 ini beroperasi selama 5.5 jam,
sehingga dalam sehari WTP 5 ini mampu menghasilkan 106.85 m
3
hari . Jadi WTP Cihideung
mampu memproduksi air bersih sebesar 2,249.15 m
3
hari .
Khusus untuk WTP 5 yang bertipe UF, bila kekeruhan air meningkat hingga lebih besar dari 130 TUturbidity maka WTP ini tidak dapat berproduksi dengan baik. Tingkat kekeruhan
yang tinggi dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan pada UF membran. Itu sebabnya saat hujan turun dengan deras WTP ini biasanya akan berhenti berproduksi, karena hujan dapat
meningkatkan kekeruhan pada air sungai Cihideung yang menjadi air baku. Cara yang dapat dilakukan agar WTP ini tetap dapat berproduksi pada saat hujan turun adalah dengan memperbaiki
34
filter atau menambah filter yang ada pada bak intake sehingga air baku yang akan masuk ke dalam WTP UF ini tingkat kekeruhannya telah menurun terlebih dahulu.
Tabel 7. Hasil pengukuran kapasitas produksi di WTP 1 hingga 4 Cihideung Tempat
V T
Q Pengukuran
liter detik
m
3
jam
WTP 1 13.17
2,.21 21.45
13.70 2.14
23.05 14.40
2.10 24.69
Rata-rata 23.06
WTP 2 18.75
2.15 31.40
19.90 2.09
34.28 20.75
2.14 34.91
Rata-rata 33.53
WTP 3 17.10
1.65 37.31
16.60 1.90
31.45 15.50
2.03 27.49
Rata-rata 32.08
WTP 4 12.00
1.55 27.87
13.60 1.90
25.77 13.10
1.70 27.74
Rata-rata 27.13
Total 115.80
Dengan demikian berdasarkan pembahasan sub-bab 4.1.1. hingga 4.1.2. maka dapat diketahui total produksi air bersih yang mampu dihasilkan oleh WTP yang ada di IPB. Pada WTP Ciapus
secara total dari kedua unit yang ada mampu menghasilkan 2,222.60 m
3
hari
air bersih, sedangkan
pada WTP Cihideung dari kelima unit yang ada mampu menghasilkan 2,249.15 m
3
hari air bersih.
Jadi sistem produksi air yang ada di kampus IPB Darmaga mampu memproduksi 4,471.75 m
3
hari air
bersih.
4.1.3. Pendistribusian Air Bersih
Sistem pendistribusian air bersih yang ada di IPB Darmaga menggunakan metode pompa dengan reservoir, yaitu perpaduan antara metode pompa dan gravitasi di mana air didistribusikan
ke sebuah resevoir menara air terlebih dulu dengan bantuan pompa, dan setelah itu disalurkan dari menara air menuju ke masing-masing unit pengguna atau konsumen dengan bantuan gravitasi.
Namun sebenarnya ada keunikkan lainnya dalam metode pendistribusian air di IPB ini. Selain memanfaatkan suplai langsung dari WTP ke menara air, pada umumnya masing-masing resevoir
tersebut juga mendapat suplai air dari GWT yang ada di dekatnya. Suplai air dari GWT ini di aktifkan pada jam-jam tertentu yang dianggap pemakaian air sedang tinggi, guna membantu
pasokan air ke menara air. Pipa distribusi yang digunakan merupakan pipa dengan material cast
35
iron besi tuang dan berdiameter 6 inchi. Jaringan pipa distribusi yang ada menerapkan sistem percabangan, lihat Lampiran 10.
Jalur pendistribusian di IPB terbagi menjadi empat jalur utama, yaitu jalur distribusi perumahan dosen perumdos, jalur asrama TPB, jalur menara Fakultas Kehutanan Fahutan, dan
jalur menara Fakultas Peternakan Fapet. Daerah pelayanan yang termasuk ke dalam jalur perumdos antara lain adalah perumahan dosen, Asrama Silvalestari, Asrama Silvasari, Asrama
Puti Darmaga APD dan Gedung Olah Raga Lama GOR Lama, sedangkan yang termasuk daerah pelayanan untuk jalur distribusi asrama TPB adalah gedung Asrama Putri Astri dan
Asrama Putra Astra TPB. Kedua jalur distribusi ini mendapat suplai air bersih dari WTP Ciapus. Jalur menara Fahutan terdiri dari gedung Fakultas Matematika dan IPA, Pertanian, Ekologi
Manusia, Ekonomi dan Manajemen, Teknologi Pertanian, Kehutanan, Perpustakaan LSI, dan gedung Rektorat. Gymnasium, rusunawa rumah susun mahasiswa, gedung Graha Widya Wisuda
GWW dan laboratorium lapangan Leuwikopo juga termasuk di dalamnya. Sedangkan untuk jalur Fapet antara lain adalah gedung Fakultas Peternakan, Perikanan, Kedokteran Hewan, Rumah Sakit
Hewan dan kandang-kandang ternak Fapet,dan laboratorium lapangan Cikabayan. Kedua jalur ini mendapat suplai air dari WTP Cihideung. Skema jalur pendistribusian air bersih dapat dilihat pada
Gambar 15.
Gambar 15 . Skema jalur distribusi air bersih di kampus IPB Darmaga
Keempat jalur tersebut akan mendistribusikan air ke masing-masing daerah pelayanannya atau ke unit-unit penggunanya dengan memanfaatkan gravitasi, sehingga pada masing-masing
jalur terdiri dari satu menara induk lihat Gambar 16 dan Gambar 17. Menara induk ini dibuat
Sumber: Direktorat Faspro – IPB 2010
36
tinggilebih tinggi dari gedung perkuliahan atau diletakkan pada daerah yang tinggi, selain agar air dapat mengalir ke semua unit pemakaian secara gravitasi, juga agar air dapat mencapai lantai 4
dan 5 gedung perkuliahan sehingga prinsip ini seperti prinsip bejana berhubungan.
Gambar 16 . Menara air induk yang mendistribusikan air secara gravitasi ke unit pengguna, menara
air Fahutan kiri dan menara air Fapet kanan
Gambar 17. Menara induk yang terdapat pada jalur distribusi perumdos kiri dan jalur distribusi
asrama TPB kanan
37
Pada jalur untuk asrama TPB, selain ada menara induk yang berkapasitas 66 m
3
, jalur ini juga menggunakan tangki air tambahan dari fiber yang berjumlah dua buah dan masing-masing
berkapasitas 15 m
3
lihat Gambar 18. Dari tangki dan menara induk inilah kemudian air disalurkan menuju Astra dan Astri.
Gambar 18 . Tangki air fiber yang berada di asrama putri TPB
Suplai air bersih dari WTP Cihideung menuju menara Fahutan dan Fapet akan mulai beroperasi dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00. Setelah itu selama sekitar 12 jam berikutnya,
suplai air dari WTP Cihideung akan digunakan untuk mengisi GWT yang ada di dekat menara induk. Selain mengandalkan suplai air dari WTP Cihideung, kedua menara air tersebut juga
mendapat bantuan suplai dari GWT yang ada di dekat menara. Hanya saja suplai air dari GWT ini tidak bisa menyuplai air ke menara selama 12 jam. Pada menara Fahutan, suplai air dari GWT
yang ada di bawahnya akan dijalankan oleh operator pada pukul 08.00 hingga sekitar pukul 11.00 dan akan kembali mendapat suplai air dari GWT pada pukul 14.00 hingga pukul 15.00. Pada
menara Fapet bantuan suplai air dari GWT yang ada di bawah menara berjalan secara otomatis.
4.2 Prediksi Kebutuhan Air Bersih Di IPB Darmaga
Pada bagian tinjauan pustaka telah dijelaskan bahwa kebutuhan air berdasarkan jenis pemakaiannya secara umum dibagi menjadi dua yaitu domestik dan non-domestik. Di IPB Darmaga
ini, pemakaian airnya ada yang untuk kebutuhan domestik dan juga non-domestik. Kebutuhan air domestik di kampus antara lain terjadi pada astra asrama putra TPB, astri asrama putri TPB,
asrama Silvasari, asrama Silvalestari, APD Asrama Putri Darmaga, rusunawa, dan perumdos. Sedangkan untuk yang non-domestik antara lain adalah kebutuhan air di gedung-gedung fakultas
38
untuk kepentingan akademik dan juga kebutuhan air untuk keperluan komersil seperti di kantin, dan kios atau toko.
Pada dasarnya terdapat standar pemakaian atau kebutuhan air berdasarkan jenis bangunan, jenis kegiatan, ataupun dari subyek pemakai air itu sendiri. Pada Tabel 1 di bagian tinjauan pustaka
dapat dilihat beberapa standar kebutuhan air. Pemakaian air oleh pegawai, dikategorikan sebagai pemakaian air untuk gedung perkantoran yaitu sebesar 100 literoranghari, yang termasuk ke dalam
kategori pegawai dalam penelitian ini adalah para dosen, pegawai kantor, petugas keamanan dan juga para pegawai honorer yang ada di fakultas maupun rektorat. Sedangkan untuk pemakaian air oleh
mahasiswa dikategorikan sebagai pemakaian air untuk gedung SLTA atau lebih tinggi yaitu 80 literorang hari. Selain itu dilakukan juga penghitungan prediksi pemakaian air yang dipakai oleh
kantin dan kios yang ada di IPB, untuk kantin dan kios digunakan standar 100 literoranghari bagi para pegawainya.
Bagi mahasiswa TPB, dilakukan dua kali penghitungan dengan menggunakan standar kebutuhan air bersih yang berbeda. Hal ini berdasarkan pada aktivitas dari mahasiswa TPB itu sendiri
yaitu sebagai mahasiswa yang aktif kuliah non-domestik dan sebagai penghuni asrama domestik. Standar kebutuhan air untuk penghuni asrama adalah 120 literoranghari sedangkan standar untuk
rumah biasa adalah 250 literoranghari. Detail prediksi kebutuhan air dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Hasil perhitungan prediksi kebutuhan air non-domestik
Gedung Jumlah Penghuni
Prediksi Kebutuhan Air m
3
Mahasiswa Pegawai
Mahasiswa Pegawai
Faperta 1,865
357 149.20
35.70 FKH
678 186
54.24 18.60
Fpik 1,614
289 129.12
28.90 Fapet
962 199
76.96 19.90
Fahutan 1,598
206 127.84
20.60 Fateta
1,731 286
138.48 28.60
FMIPA 2,841
390 227.28
39.00 FEM
1,138 205
91.04 20.50
FEMA 1,751
148 140.08
14.80 TPB
3,761 -
300.88 -
Pasca Sarjana 2,700
- 216.00
- Rektorat
1,146 114.60
Sub Total 1,651.12
341.20
Total Kebutuhan Air non-Domestik 1,992.32
Sumber: Direktorat AJMP - IPB, 2010
39
Tabel 9. Hasil perhitungan prediksi kebutuhan air domestik Gedung
Jumlah Penghuni Prediksi Kebutuhan Air
m
3
Asrama Putra 1,361
163.32 Asrama Putri
1,686 202.32
Rusunawa 374
44.88 Asrama Silvalestari
182 21.84
Asrama Silvasari 158
18.96 Asrama Amarilis
100 12.00
Asrama Putri Darmaga 35
4.20 Perumahan Dosen 159 KK
636 159.00
Kantin dan Kios 260 buah 520
52.00
Total Kebutuhan Air Domestik 678.52
asumsi perumahan dosen 1 KK terdiri dari 4 orang asumsi masing masing kios terdiri dari 2 orang
Berdasarkan hasil perhitungan prediksi kebutuhan air pada Tabel 8 dan Tabel 9, maka WTP
Ciapus dan WTP Cihideung harus memenuhi kebutuhan air di IPB sekitar 2,670.84 m
3
hari . Namun
hasil perhitungan ini masih bersifat prediksi kasar atau perkiraan agar penyediaan air bersifat aman, di mana kebutuhan air maksimum adalah pemakaian minimum yang harus dipenuhi. Sehingga hal ini
harus dibandingkan dengan pemakaian air secara aktual agar dapat dicari kisaran kebutuhan air di kampus IPB per harinya.
4.3 Pemakaian Air Bersih Aktual