Gambar 9. Posisi Penilaian Proyek Melalui Pendekatan Kuantitatif Gambar 9 menunjukan letak posisi proyek setelah melakukan penilaian.
Posisi ini sangat menentukan proyek dalam pemilihan strategi yang akan diputuskan melalui data kualitatif atau matriks SWOT.
Kuadran I positif,positif
Posisi ini menandakan sebuah proyek yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal
Kuadran II positif,negatif
Posisi ini menandakan sebuah proyek yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi, artinya proyek dalam kondisi mantap namu menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda proyek akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, proyek disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
Kuadran III negatif,positif
Posisi ini menandakan sebuah proyek lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya proyek
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya sebab strategi yang lama
Kuadran I Kuadran III
Kuadran II Kuadran IV
+,+ Progresif
+,- Divesifikasi strategi
-,+ Ubah strategi
-,- Strategi bertahan
Opportunity
Strength Weakness
Threat
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja proyek.
Kuadran VI negatif,negatif
Posisi ini menandakan sebuah proyek yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan,
artinya kondisi internal proyek berada pada pilihan dilematis, oleh karenanya proyek disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan agar terus membenahi diri.
4.5.4 Asumsi Dasar
Asumsi ini dibuat agar mempermudah peneliti dalam mengolah data agar hasil yang diperoleh menjadi lebih relevan dan diterima. Asumsi yang digunakan
dalam menganalisis manfaat ekonomi dan strategi pengembangan UPS, yaitu: a.
Proyek UPS yang diteliti dalam menganalisis nilai potensi manfaat ekonomi UPS, penyerapan tenaga kerja dan pengembangan strategi, yaitu sepuluh UPS
di Kota Depok sedangkan untuk analisis kelayakan dipilih secara sengaja, yaitu UPS Merdeka I
b. Umur proyek yang akan dianalisis yaitu selama 5 tahun dengan melihat umur
ekonomis bangunan proyek. c.
Sumber modal awal dalam menganalisis kelayakan proyek UPS pada UPS Merdeka I menggunakan sumber dana pinjaman dari bank BRI dengan dana
sebesar Rp 200 000 000 di akhir bulan Desember tahun 2013 d.
Tingkat discount rate yang akan digunakan dalam menganalisis kelayakan proyek UPS berdasarkan suku bunga pinjaman bank BRI sebesar 14 dari
peminjaman dana sebagai modal sebesar Rp 200 000 000.
V GAMBARAN UMUM
5.1 Letak Geografis Kota Depok
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6
o
19’00’’ – 6
o
28’00’’ Lintang Selatan dan 106
o
43’00’’ – 106
o
55’30’’ Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah
– perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50
– 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu
wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 km
2
. Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Provinsi. Secara
lengkap wilayah ini mempunyai batas – batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten
Tanggerang dan wilayah daerah khusus ibukota Jakarta. b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokdede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan
Bojonggede Kabupaten Bogor. d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur.
Secara administratif, berdasarkan Perda No 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah Kecamatan di Kota Depok, pemerintah Kota Depok yang
terdiri dari 6 kecamatan diperluas menjadi 11 kecamatan yakni kec. Cimanggis, kec. Sukmajaya, kec. Tapos, kec. Sawangan, kec. Pancoran Mas, kec. Limo, kec.
Beji, kec. Cinere, kec. Bojongsari, kec. Cipayung dan kec. Cilodong sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 10, dari sisi topografi, umumnya kemiringan lahan di
Kota Depok berkisar 8-15, namun terdapat pula kecamatan dengan kemiringan rendah yaitu di sebagian kecamatan Cinere, kecamatan Beji, kecamatan
Cimanggis. Sedangkan daerah dengan kemiringan 15 terbentang dari Selatan ke Utara yaitu di sepanjang sungai yang melintasi Kota Depok. Berdasarkan
kondisi hidrogeologi, Kota Depok didominasi oleh kelompok litiligi endapan lanau, pasir, kerikil dan kerakal hasil pengendapan kembali endapan vulkanik
kwarter kipas alluvial muda serta konglomerat dan pasir sungai endapan alluvial tua, dengan tingkat kelulusan air sedang sampai tinggi termasuk akuifer dengan