Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Manfaat Ekonomi Dan Strategi Pengembangan Unit Pengelolaan Sampah Organik (Ups) Di Kota Depok

V GAMBARAN UMUM

5.1 Letak Geografis Kota Depok

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19’00’’ – 6 o 28’00’’ Lintang Selatan dan 106 o 43’00’’ – 106 o 55’30’’ Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 km 2 . Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Provinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas – batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang dan wilayah daerah khusus ibukota Jakarta. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokdede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur. Secara administratif, berdasarkan Perda No 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah Kecamatan di Kota Depok, pemerintah Kota Depok yang terdiri dari 6 kecamatan diperluas menjadi 11 kecamatan yakni kec. Cimanggis, kec. Sukmajaya, kec. Tapos, kec. Sawangan, kec. Pancoran Mas, kec. Limo, kec. Beji, kec. Cinere, kec. Bojongsari, kec. Cipayung dan kec. Cilodong sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 10, dari sisi topografi, umumnya kemiringan lahan di Kota Depok berkisar 8-15, namun terdapat pula kecamatan dengan kemiringan rendah yaitu di sebagian kecamatan Cinere, kecamatan Beji, kecamatan Cimanggis. Sedangkan daerah dengan kemiringan 15 terbentang dari Selatan ke Utara yaitu di sepanjang sungai yang melintasi Kota Depok. Berdasarkan kondisi hidrogeologi, Kota Depok didominasi oleh kelompok litiligi endapan lanau, pasir, kerikil dan kerakal hasil pengendapan kembali endapan vulkanik kwarter kipas alluvial muda serta konglomerat dan pasir sungai endapan alluvial tua, dengan tingkat kelulusan air sedang sampai tinggi termasuk akuifer dengan produktivitas tinggi di bagian utara dan akifer dengan produktivitas sedang di bagian selatan dengan penyebaran akifer luas dengan debit antara 1-5 literdetik. Keadaan ini menunjukkan bahwa Kota Depok memiliki kandungan air tanah yang cukup baik. Selain sumberdaya air tanah di Kota Depok juga terdapat sumberdaya air lain yang berasal dari sumberdaya air permukaan yang meliputi 30 setu dan 14 sungai yang melintasi Kota Depok. Sumber: Bappeda Kota Depok 2014 Gambar 10. Letak geografis Kota Depok Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota – kota lainnya. Tabel 7. Jumlah penduduk dan KK kartu keluarga Kota Depok tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK 1 Pancoran Mas 259 124 72 877 2 Cimanggis 266 879 77 945 3 Sawangan 148 815 40 682 4 Limo 89 601 24 775 5 Sukmajaya 275 510 78 252 6 Baji 171 267 50 977 7 Cipayung 155 223 41 860 8 Cilodong 149 674 42 071 9 Cinere 113 112 31 995 10 Tapos 263 602 77 438 11 Bojong Sari 114 793 31 619 Sumber: diakses pada disdukcapil.depok.go.id 2014 Tabel 7 menunjukan jumlah penduduk Kota Depok tahun 2013 mencapai 1 962 160 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 990 289 jiwa dan penduduk perempuan 971 871 jiwa. Kepadatan penduduk Kota Depok tahun 2013 mencapai 9 797 jiwakm 2 . Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 13 431 jiwakm 2 . Kemudian pancoran mas dengan tingkat kepadatan 13 043 jiwakm 2 , sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar 5 385 jiwakm 2 .

5.2 Kondisi Sampah di Kota Depok

Sampah yang terdapat di Kota Depok saat ini telah mencapai kurang lebih 1200 ton per hari, perolehan nilai ini didapat dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok dan sebagian besar sampah domestik yang dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga. Produksi sampah di Kota Depok pada Gambar 11 yang berasal dari rumah tangga sebesar 60, pasar tradisional 10, kawasan 10, pasar perniagaan 8, fasilitas publik 5, kantor 2, lainnya seperti di sungai atau di lahan kosong sebesar 5. Sumber : DKP Kota Depok 2014 Gambar 11. Produksi sampah domestik di Kota Depok per hari Saat ini, Kota Depok sudah memiliki jembatan timbang dalam mengukur sampah yang masuk ke TPA, sehingga perolehan produksi sampah dinyatakan dalam satuan berat yaitu ton atau kilogram kg. Perolehan sumber produksi 60 2 8 10 10 10 5 Jumlah Timbulan Sampah Harian Menurut Sumber Rumah tangga Kantor Pasar Perniagaan Pasar Tradisional FasPub Kawasan Lainnya sampah yang didapat membuat pemerintah melakukan berbagai tindakan agar sampah yang berasal dari rumah tangga dapat berkurang atau terkontrol melalui berbagai program terutama program dari proyek UPS. Gambar 12 menunjukan sisa makanan menjadi sumber sampah yang terbesar sehingga perlu ada pengolahan sampah organik agar menciptakan lingkungan yang bersih. Sumber : DKP Kota Depok 2014 Gambar 12. Komposisi sumber sampah di Kota Depok Sampah organik merupakan sampah yang tidak memiliki nilai jual apabila tidak diolah terlebih dahulu. Berbeda dengan sampah dengan jenis lain yaitu plastik atau logam yang dapat langsung dijual meskipun tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dampak terhadap lingkungan yang dihasilkan dari sampah organik juga besar, sehingga penanganan sampah organik menjadi sangat penting agar menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Kota Depok

5.3 Unit Pengelolaan Sampah

Unit Pengelolaan Sampah UPS ini dibentuk sebagai suatu strategi untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok terutama sampah organik. UPS ini merupakan bagian dari misi Walikota Depok pada periode 2006-2011, yaitu misi membangun dan mengelola sarana dan prasarana infrastruktur yang cukup baik dan merata. Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendistribusian pelayanan sarana dan prasarana yang merata di seluruh wilayah Kota Depok, salah satunya adalah pelayanan persampahan. Paradigma pengelolaan sampah di Kota Depok sebelumnya hanya sebatas kumpul-angkut-buang dengan tetap meninggalkan masalah, meskipun ada program “sanitary landfill” di TPA tetapi kenyataannya berakhir dengan “open dumping” yang meninggalkan masalah. oleh 40 15 5 10 2 2 3 8 15 Komposisi Sampah Menurut Materi Sisa Makanan Kayu, Ranting, dan Daun Kertas Plastik Karet dan Kulit Logam Kaca Kain dan Tekstil