Tenaga kerja lokal saat ini yang bekerja di 10 UPS yaitu sebanyak 106 orang. Data tersebut didapat dari Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Depok
tahun 2013. Terlihat pada Tabel 9 bahwa tenaga kerja terbanyak yaitu terdapat di UPS Cilangkap, UPS Pondok Petir dan UPS Merdeka II.
Tabel 9. Jumlah pegawai UPS di Kota Depok tahun 2013
Nama UPS Jumlah Tenaga Kerja
UPS Merdeka I 9
UPS Merdeka II 14
UPS Permata Regency 12
UPS Cilangkap 14
UPS Ratu Jaya 14
UPS Universitas Indonesia 7
UPS Gunadarma 7
UPS Walikota 6
UPS Bojong Sari 12
UPS Pondok Petir 14
Total 106
Sumber: DKP Kota Depok 2014
Tenaga kerja yang bekerja di UPS juga memiliki usia dan tingkat pendidikan akhir yang berbeda, jenjang usia dari mulai 18-55 tahun sebanyak 90
orang, dan lebih dari 55 tahun sebanyak 16. sedangkan untuk tingkat pendidikan mulai tingkat sekolah dasar hingga tingkat diploma atau sarjana. Tingkat
pendidikan untuk tenaga kerja yang bekerja di UPS, yaitu sebanyak 32 pekerja menempuh pendidikan akhir di sekolah dasar SD, 45 pekerja sekolah menengah
pertama SMP, 26 pekerja sekolah menegah atas SMA dan 3 pekerja diploma atau sarjana.
Sumber: DKP Kota Depok 2014
Gambar 14. Presentase tingkat pendidikan tenaga kerja UPS Kota Depok
30 42
25 3
Tingkat Pendidikan Pekerja UPS
SD SMP
SMASMK S1Diploma
Gambar 14 menunjukan bahwa sebagian besar pekerja di UPS adalah usia pada masa produktif dan juga pendidikan yang ditempuh selama 9 tahun menjadi
hal penting terhadap pekerja untuk dapat memahami proses pengolahan sampah organik dengan baik dan cepat. Koordinator dalam pengolahan sampah di UPS
memiliki tingkat pendidikan rata-rata diatas sekolah menengah atas SMA.
5.3.1 Unit Pengelolaan Sampah Merdeka I
Unit Pengelolaan Sampah UPS Merdeka I dibangun pada tahun 2008 dan berada di Kelurahan Abadijaya. Pada tahun 2009, UPS Merdeka sudah mulai
beroperasi. Namun, pada tahun 2010 tidak difungsikan lagi sebagai tempat pengolahan sampah. Hal ini terjadi karena penolakan dari masyarakat setempat,
sehingga operasional UPS ini terhenti, sebab terjadinya penolakan karena letak UPS Merdeka I yang sangat dekat dengan Perumahan Cipayung. Warga merasa
terganggu dengan bau dan tumpukan sampah di UPS tersebut. Penolakan ini diwujudkan masyarakat dengan cara membawa ke pengadilan, namun tuntutan
masyarakat untuk menutup UPS Merdeka I ini kalah dipengadilan. Meskipun demikian, operasional UPS Merdeka I tetap dihentikan oleh pemerintah. Pada
tahun 2013, pemerintah Kota Depok mulai membangun kembali pengolahan sampah UPS Merdeka I dengan berbasiskan pengolahan sampah yang ramah
lingkungan. UPS Merdeka I saat ini baru beroperasi selama satu tahun dari masa
aktifnya, yaitu pada bulan November 2013 dan UPS Merdeka I menjadi pusat dari kegiatan pengolahan sampah di Kota Depok. UPS Merdeka I mampu
mengolah sampah organik dengan kapasitas 300 kg per harinya dengan luas lahan sebesar 1000 m
2
dan luas bangunan 540m
2
. UPS Merdeka I memiliki sembilan tenaga kerja terlatih yang telah dibagi tugas dan fungsinya. Terdapat satu sebagai
mandor yaitu bapak Herry, satu sebagai penjaga pengamanan, yaitu bapak Madi dan tujuh pekerja sebagai pengolah sampah. UPS Merdeka I melayani
pengambilan sampah organik hanya di 5 kawasan tertentu di daerah sekitar UPS Merdeka I. Daerah
– daerah tersebut yaitu Griya Lembah RW 24 dan RW 25, Griya Depok Asri RW 01 sampai dengan RW 05, Jalan Proklamasi RW 15 dan
RW 16, Jalan KSU RW 05 dan Jalan Merdeka RW 08. Pada pengangkutan sampah warga, dilakukan sistem bergilir yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat
petugas UPS mengangkut sampah di Perum. Griya Lembah, Perum Griya Depok Asri dan Jalan Proklamasi. Pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu petugas
mengangkut sampah di Jl KSU dan Jl Merdeka. Tabel 10. Jumlah KK yang berpartisipasi pada pemilahan sampah di UPS
Merdeka I
Lokasi RW
Jumlah KK Perum. Griya Lembah
24 dan 25 510
Perum. Griya Depok Asri 01 sampai 05
650 Jl. Proklamasi
15 dan 16 350
Jl KSU 05
181 Jl Merdeka Raya
08 65
Total 1756
Sumber: UPS Merdeka I 2014
Pengambilan sampah organik menggunakan gerobak motor yang telah disediakan oleh pemerintah melalui dana PAD. Dalam teori yang dijelaskan oleh
pengelola sampah di UPS Merdeka I bahwa penanganan sampah organik satu orang pekerja dapat melayani 500 KK kartu keluarga namun UPS Merdeka I
hanya dapat melayani pengolahan sampah organik sebesar 1756 KK. Dalam pengambilan sampah organik terdapat beberapa kriteria yang digunakan di UPS
Merdeka I agar diolah dengan baik dan benar. Berikut kriteria sampah yang diterima, yaitu:
1. Sampah yang diterima adalah sampah organik yang terdiri dari ;
a. Sisa makanan yang sudah ditiriskan airnya
b. Sisa potongan buah yang sudah ditiriskan
c. Sisa daging ikan atau ayam yang ditiriskan
d. Potongan daun, dahan atau batang pohon
2. Sampah organik harus bersih dari sampah anorganik
3. Sampah organik ditempatkan pada wadah tertentu
4. Dianjurkan tidak menggunakan kantong plastik dalam pengumpulannya
5. Potongan daun dan dahan pohon jangan dicampurkan dengan sampah
organik 6.
Ikat dahan pohon secara terpisah
Sumber: UPS Merdeka I 2014
Gambar 15. Alur pengolahan sampah di lapangan Gambar 15 menunjukan alur pengolahan sampah di lapang, pembuatan
pupuk kompos dilakukan setiap harinya dari mulai pengangkutan hingga pencampuran sampah organik dengan daun kecuali di hari libur atau perayaan.
Waktu jam pengoperasian mulai dari jam 08.00 hingga jam 16.00 dan pelaksanaan dilakukan disemua unit pengelolaan sampah, dalam menghasilkan
pupuk kompos terbaik pencampuran sampah dan pengukuran suhu sangat menentukan kualitas dari pupuk kompos. Sampah yang dicampur dengan daun
dan dahan pohon yang sama – sama telah dicacah sebelumnya haruslah memiliki
perbandingan 1 : 1. Sampah setelah itu dapat dicampur dan dibuat gundukan. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat pupuk yaitu sekitar 12 minggu atau 4
bulan dengan suhu yang sudah ditentukan yaitu sebesar 30 derajat celcius. Penyaringan dilakukan setelah 2 bulan pencampuran dilakukan. Tabel 11
menunjukan penerimaan sampah dan hasil pupuk yang dihasilkan dari UPS Merdeka I. Penerimaan ini menjadi salah satu contoh pencatatan di UPS Merdeka
I dan sembilan UPS lainnya.
Sampah dahan dan
daun Sampah
organik rumah
tangga Mesin pencacah
Mesin Penyaring
Gundukan sampah
Tumpukan sampah dibalik di area yang diberi tanda panah
Sampah mulai disaring ketika waktu gundukan mencapai 2 bulan
Gundukan sampah berubah menjadi
pupuk kompos dengan suhu 30
derajat Keterangan:
Sampah yang sudah tidak dapat dicampur
kembali ketika
gundukan sampah
sudah mencapai 1 minggu setelah itu
gundukan dapat kembali dibuat baru
Tabel 11. Penerimaan sampah organik dan anorganik UPS Merdeka I beserta
hasil pupuk organiknya pada bulan Februari sd Mei 2014
No Bulan
Sampah Organik Kg
Sampah Non-Organik Kg
Pupuk Kompos Kg
Februari 1
Minggu 1 1031.23
10.30 390
2 Minggu 2
1027.08 9.90
330 3
Minggu 3 806.20
8.10 340
4 Minggu 4
982.00 7.30
390 Maret
5 Minggu 1
544.32 4.40
340 6
Minggu 2 963.02
10.40 370
7 Minggu 3
686.11 7,.50
330 8
Minggu 4 621.74
11.10 350
April 9
Minggu 1 1215.40
12.60 350
10 Minggu 2
823.50 7.60
360 11
Minggu 3 1051.86
11.10 410
12 Minggu 4
930.93 10.40
395 Mei
13 Minggu 1
1326.95 14.50
405 14
Minggu 2 1478.39
17.50 390
15 Minggu 3
1404.17 18.10
410 16
Minggu 4 1324.94
16.70 320
Sumber: UPS Merdeka I 2014 UPS Merdeka I memproduksi pupuk kompos dengan tanpa menggunakan
bahan kimia, maka dari itu hasil yang diperoleh dari proses fermentasi sampah sangatlah alami dan memiliki kualitas yang sangat baik. Kualitas pupuknya pun
sudah di uji di labolatorium luar negeri, yaitu di Osaki Jepang.
VI ANALISIS MANFAAT EKONOMI DAN
PENGEMBANGAN STRATEGI UPS
6.1 Manfaat Ekonomi Proyek UPS
Manfaat ekonomi UPS akan dilihat dari berbagai aspek. Aspek – aspek
tersebut akan diestimasi dan menghasilkan manfaat bersih dari hasil olahan sampah dan kegiatan operasionalnya. Aspek yang dibutuhkan dalam
mengestimasi manfaat ekonomi UPS, yaitu besarnya sampah yang diolah di UPS, besarnya biaya operasional UPS, jumlah partisipasi warga yang ikut memilah
sampah dalam proyek UPS, besar biaya retribusi yang biasa dikeluarkan, besar jumlah pupuk yang diproduksi, nilai harga pupuk kompos yang dipasarkan dan
jumlah tenaga kerja di setiap UPS beserta tingkat upahnya. Terdapat sepuluh UPS di Kota Depok yang telah menjadi proyek pemerintah
dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan baik. UPS –
UPS tersebut, yaitu UPS Merdeka I, UPS Merdeka II, UPS Permata, UPS Ratu Jaya, UPS Universitas Indonesia, UPS Gunadarma, UPS Walikota, UPS Bojong
Sari, UPS Pondok Petir, dan UPS Cilangkap. Tabel 12. Data pengolahan sampah di 10 UPS Kota Depok per tahunnya
No Nama UPS
Luas Bangunan m
2
Besar Sampah Jumlah
Partisipan KK
Produksi Pupuk kg
Sampah Organik
kg Sampah
Anorganik kg
1 UPS Merdeka I
540 71 238.83
828.10 1756
19 584.37 2
UPS Merdeka II 466
25 182.20 234.00
650 6923.97
3 UPS Permata
Regency 500
503 433.58 2234.18
796 13 8399.65
4 UPS Cilangkap
400 32 589.00
378.30 1560
8959.08 5
UPS Ratu Jaya 540
43 277.00 11 036.00
2229 11 897.34
6 UPS Universitas
Indonesia 350
32 370.00 279.50
8898.88 7
UPS Gunadarma 150
11 596.00 169.00
796.96 8
UPS Walikota 200
33 774.00 328.90
9284.85 9
UPS Bojong Sari 540
80 337.00 278.00
1258 22 085.56
10 UPS Pondok Petir
540 45 997.00
123.60 780
12 644.00 Total
879 794.61 15 889.58
9029 239 474.66
Sumber: Data primer
Tabel 12 menunjukan nilai besarnya pengolahan sampah organik, anorganik, jumlah partisipan dan produksi pupuk. Masing
– masing UPS memiliki hasil olahan sampah yang berbeda dan jumlah partisipasi yang berbeda pula. Data
tersebut tidak semua diperoleh langsung secara sekunder melainkan data tersebut harus diolah berdasarkan rata-rata per bulannya. Hal ini dikarenakan tidak semua
UPS memiliki masa aktif yang sama dan lebih dari satu tahun, maka rumus yang digunakan dalam pengolahan data tersebut, yaitu:
JSTJPT = � 12 ...................................................................................7
= � 12.................................................................................8
Keterangan: TSH : Total sampah yang dihasilkan
TPH : Total pupuk yang dihasilkan JBSH : Jumlah bulan dalam penerimaan sampah
JBPH : Jumlah bulan dalam produksi pupuk Jumlah partisipan yang ikut dalam kegiatan UPS ini tidak menggambarkan
besarnya sampah organik dan anorganik yang masuk ke UPS di setiap tempatnya, hal ini dikarenakan pengaruh dari beberapa faktor seperti aktifitas warga sekitar,
pengambilan sampah diluar lingkup kawasan perumahan seperti jalan raya, taman dan tempat umum serta keterlibatan ketua RWRT yang aktif mengkordinir warga
sekitar dalam memilah sampah. Tabel 12 menunjukan setiap satu UPS di Kota Depok apabila dirata -
ratakan mampu mengolah sampah organik sebesar 87 979.461 kg per tahun. Pupuk kompos yang dapat dihasilkan di setiap satu UPS dari pengolahan sampah
organik memiliki rata-rata yaitu sebesar 23 947.466 kg per tahun, maka dalam sehari sampah organik yang dapat diolah oleh sepuluh UPS Kota Depok yaitu
2838.04 kg per hari atau sama dengan 2.84 ton sampah organik per hari dengan pupuk kompos yang dapat dihasilkan sebesar 765.09 kg per hari.
Perolehan nilai dari pupuk kompos akan diasumsikan dengan menggunakan pendekatan pasar atau melihat nilai harga pupuk kompos yang dijual dipasar.
Harga pupuk yang berlaku dipasar saat ini sebesar Rp 1500Kg, selain itu besarnya biaya retribusi warga dikalikan dengan jumlah KK yang berpartisipasi di
UPS dalam memilah sampah. Nilai biaya retribusi didapatkan dari peraturan pemerintah no 5 tahun 2012. Menurut Peraturan Pemerintah no 5 tahun 2012
struktur tarif digolongkan berdasarkan pelayanan yang diberikan, jenis serta volume sampah yang dihasilkan dan kemampuan masyarakat. Tarif retibusi
pelayanan persampahan sebagai berikut:
a. Pengambilan pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah non real
estate berdasarkan luas bangunan: 1.
Lebih kecil atau sama dengan 21 m
2
Rp 4000bulan 2.
22 m
2
sampai dengan 70 m2 Rp 7000bulan
3. 71m
2
sampai dengan 200 m
2
Rp 9000bulan 4.
201m
2
sampai dengan 300 m
2
Rp 12 000bulan 5.
Diatas 300 m
2
Rp 17 000bulan b.
Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah rumah real estate ditetapkan berdasarkan luas bangunan:
1. 21 m
2
sampai dengan 36 m
2
Rp 14 000bulan 2.
37 m
2
sampai dengan 54 m
2
Rp 17 000bulan 3.
55 m
2
sampai dengan 70 m
2
Rp 20 000bulan 4.
71 m
2
sampai dengan 120 m
2
Rp 25 000bulan 5.
Diatas 120 m
2
Rp 35 000bulan Pengambilan nilai tengah ini dilakukan karena data yang diperoleh tidak
mencakup jumlah luas rumah warga dalam pembayaran retribusi sampah sehingga pengambilan nilai tengah ini perlu digunakan pada perhitungan, maka nilai tengah
dari tarif retribusi PP no 5 tahun 2012 yaitu sebesar Rp 16 000 per KK. Tabel 13. Potensi manfaat ekonomi pengelolaan UPS dari hasil pengolahan dan
biaya retribusi dalam satu tahun
No Nama UPS
Produksi Pupuk kg
Jumlah Partisipan
KK Nilai Produksi Pupuk
Rptahun Produksi Pupuk x
Rp 1500 Nilai Retribusi Warga
Rptahun Jumlah KK x Rp
16000 x 12 bulan 1
UPS Merdeka I 19 584.37
1756 29 376 555
337 152 000 2
UPS Merdeka II 6 923.97
650 10 385 955
124 800 000 3
UPS Permata Regency
138 399.65 796
207 599 475 152 832 000
4 UPS Cilangkap
8 959.08 1560
13 438 620 299 520 000
5 UPS Ratu Jaya
11 897.34 2229
17 846 010 427 968 000
6 UPS Universitas
Indonesia 8 898.88
13 348 320 7
UPS Gunadarma 796.96
1 195 440 8
UPS Walikota 9 284.85
13 927 275 9
UPS Bojong Sari
22 085.56 1258
33 128 340 241 536 000
10 UPS Pondok
Petir 12 644.00
780 18 9660 00
149 760 000 Total
239 474.66 9029
359 211 990 1 733 568 000
Sumber: Data primer
Tabel 13 menunjukan penerimaan nilai manfaat produksi pupuk kompos sebesar Rp 359 211 990 per tahun dan retribusi warga dari jumlah KK sebesar
9029, yaitu sebesar Rp 1 733 568 000 per tahun. Manfaat ekonomi proyek UPS lainnya yaitu penyerapan tenaga kerja lokal di UPS. Sebanyak 10 UPS,
pemerintah Kota Depok telah membuka lapangan pekerjaan kepada warga Kota Depok sesuai dengan angkatan kerja yaitu 18 tahun keatas sebanyak 106 angkatan
kerja. Jumlah total angkatan kerja yang berkerja di Kota Depok pada tahun 2014, yaitu sebanyak 894 860 jiwa dan yang menganggur sebanyak 68 669 jiwa BPS
2013. Hal ini menunjukan bahwa dengan pemerintah membangun proyek sebanyak 10 UPS pengangguran yang dapat ditangani sebesar 0.15 per sen. Nilai
ekonomi yang diberikan dari penyerapan tenaga kerja di UPS Kota Depok dapat di lihat pada Tabel 14
Tabel 14 Total manfaat ekonomi proyek UPS dalam satu tahun
No Nama UPS
Jumlah Tenaga
Kerja Lokal
Orang Nilai Upah
Rp Nilai
Produksi Pupuk
Rptahun Produksi
Pupuk x Rp 1500
Nilai Retribusi Warga Rptahun
Jumlah KK x Rp 16000 x 12 bulan
Total Manfaat Ekonomi UPS
1 UPS Merdeka I
9 111 000 000
29 376 555 337 152 000
375 778 555 2
UPS Merdeka II 14
171 000 000 10 385 955
124 800 000 149 435 955
3 UPS Permata
Regency 12
147 000 000 207 599 475
152 832 000 372 681 475
4 UPS Cilangkap
14 171 000 000
13 438 620 299 520 000
327 208 620 5
UPS Ratu Jaya 10
123 000 000 17 846 010
427 968 000 456 064 010
6 UPS
Universitas Indonesia
6 75 000 000
13 348 320 19 598 320
7 UPS
Gunadarma 7
87 000 000 1 195 440
8 445 440 8
UPS Walikota 6
75 000 000 13 927 275
20 177 275 9
UPS Bojong Sari
12 147 000 000
33 128 340 241 536 000
286 914 340 10
UPS Pondok Petir
14 171 000 000
18 9660 00 149 760 000
182 976 000 Total
1 278 000 000 359 211 990
1 733 568 000 3 370 779 990
Sumber: data primer Nilai manfaat ini belum termasuk ke dalam nilai manfaat bersih total net
benefit karena total net benefit didapat dengan cara mengurangkan nilai seluruh manfaat ekonomi UPS dengan biaya pembangunan UPS dan biaya operasionalnya
agar dapat mengetahui manfaat bersih yang diterima dari proyek sosial tersebut. Biaya pembangunan UPS meliputi biaya investasi dan biaya peralatan
tenaga kerja dari masing masing proyek. Biaya investasi terdiri dari lahan, gedung, mesin pencacah, mesin pengayak, dan gerobak motor. Biaya peralatan
tenaga kerja terdiri dari terpal, congkrang, sekop, sarung tangan pekerja, helm