Asumsi Dasar Data Kuantitatif

VI ANALISIS MANFAAT EKONOMI DAN PENGEMBANGAN STRATEGI UPS

6.1 Manfaat Ekonomi Proyek UPS

Manfaat ekonomi UPS akan dilihat dari berbagai aspek. Aspek – aspek tersebut akan diestimasi dan menghasilkan manfaat bersih dari hasil olahan sampah dan kegiatan operasionalnya. Aspek yang dibutuhkan dalam mengestimasi manfaat ekonomi UPS, yaitu besarnya sampah yang diolah di UPS, besarnya biaya operasional UPS, jumlah partisipasi warga yang ikut memilah sampah dalam proyek UPS, besar biaya retribusi yang biasa dikeluarkan, besar jumlah pupuk yang diproduksi, nilai harga pupuk kompos yang dipasarkan dan jumlah tenaga kerja di setiap UPS beserta tingkat upahnya. Terdapat sepuluh UPS di Kota Depok yang telah menjadi proyek pemerintah dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan baik. UPS – UPS tersebut, yaitu UPS Merdeka I, UPS Merdeka II, UPS Permata, UPS Ratu Jaya, UPS Universitas Indonesia, UPS Gunadarma, UPS Walikota, UPS Bojong Sari, UPS Pondok Petir, dan UPS Cilangkap. Tabel 12. Data pengolahan sampah di 10 UPS Kota Depok per tahunnya No Nama UPS Luas Bangunan m 2 Besar Sampah Jumlah Partisipan KK Produksi Pupuk kg Sampah Organik kg Sampah Anorganik kg 1 UPS Merdeka I 540 71 238.83 828.10 1756 19 584.37 2 UPS Merdeka II 466 25 182.20 234.00 650 6923.97 3 UPS Permata Regency 500 503 433.58 2234.18 796 13 8399.65 4 UPS Cilangkap 400 32 589.00 378.30 1560 8959.08 5 UPS Ratu Jaya 540 43 277.00 11 036.00 2229 11 897.34 6 UPS Universitas Indonesia 350 32 370.00 279.50 8898.88 7 UPS Gunadarma 150 11 596.00 169.00 796.96 8 UPS Walikota 200 33 774.00 328.90 9284.85 9 UPS Bojong Sari 540 80 337.00 278.00 1258 22 085.56 10 UPS Pondok Petir 540 45 997.00 123.60 780 12 644.00 Total 879 794.61 15 889.58 9029 239 474.66 Sumber: Data primer Tabel 12 menunjukan nilai besarnya pengolahan sampah organik, anorganik, jumlah partisipan dan produksi pupuk. Masing – masing UPS memiliki hasil olahan sampah yang berbeda dan jumlah partisipasi yang berbeda pula. Data tersebut tidak semua diperoleh langsung secara sekunder melainkan data tersebut harus diolah berdasarkan rata-rata per bulannya. Hal ini dikarenakan tidak semua UPS memiliki masa aktif yang sama dan lebih dari satu tahun, maka rumus yang digunakan dalam pengolahan data tersebut, yaitu: JSTJPT = � 12 ...................................................................................7 = � 12.................................................................................8 Keterangan: TSH : Total sampah yang dihasilkan TPH : Total pupuk yang dihasilkan JBSH : Jumlah bulan dalam penerimaan sampah JBPH : Jumlah bulan dalam produksi pupuk Jumlah partisipan yang ikut dalam kegiatan UPS ini tidak menggambarkan besarnya sampah organik dan anorganik yang masuk ke UPS di setiap tempatnya, hal ini dikarenakan pengaruh dari beberapa faktor seperti aktifitas warga sekitar, pengambilan sampah diluar lingkup kawasan perumahan seperti jalan raya, taman dan tempat umum serta keterlibatan ketua RWRT yang aktif mengkordinir warga sekitar dalam memilah sampah. Tabel 12 menunjukan setiap satu UPS di Kota Depok apabila dirata - ratakan mampu mengolah sampah organik sebesar 87 979.461 kg per tahun. Pupuk kompos yang dapat dihasilkan di setiap satu UPS dari pengolahan sampah organik memiliki rata-rata yaitu sebesar 23 947.466 kg per tahun, maka dalam sehari sampah organik yang dapat diolah oleh sepuluh UPS Kota Depok yaitu 2838.04 kg per hari atau sama dengan 2.84 ton sampah organik per hari dengan pupuk kompos yang dapat dihasilkan sebesar 765.09 kg per hari. Perolehan nilai dari pupuk kompos akan diasumsikan dengan menggunakan pendekatan pasar atau melihat nilai harga pupuk kompos yang dijual dipasar. Harga pupuk yang berlaku dipasar saat ini sebesar Rp 1500Kg, selain itu besarnya biaya retribusi warga dikalikan dengan jumlah KK yang berpartisipasi di UPS dalam memilah sampah. Nilai biaya retribusi didapatkan dari peraturan pemerintah no 5 tahun 2012. Menurut Peraturan Pemerintah no 5 tahun 2012 struktur tarif digolongkan berdasarkan pelayanan yang diberikan, jenis serta volume sampah yang dihasilkan dan kemampuan masyarakat. Tarif retibusi pelayanan persampahan sebagai berikut: