Indeks Kesesuaian Wisata Analisis Data

500 1000 1500 I II III IV V VI Ju m la h p en yu ek o r STASIUN 2012 2013 2014 Gambar 4. Jumlah Penyu yang naik pada enam Stasiun utama tiga tahun terakhir Pemilihan lokasi peneluran Penyu Hijau berdasarkan jejaknya di Pangumbahan tertinggi terkonsentrasi pada Stasiun 2 31,91 kemudian Stasiun 3 24,82. Pada stasiun 4 dan 5 persentase jumlah sarang memiliki nilai yang sama 17,73, Stasiun 1 7,80 dan terendah pada Stasiun 6 0 Gambar 5 Sarang yang ditemukan umumnya berada di sekitar vegetasi terutama Pandanus Gambar 6. Vegetasi memberikan insting pada Penyu untuk menghindari perendaman akibat adanya aktivitas pasang surut. Gambar 5. Persentase jumlah nesting area Penyu Hijau perstasiun bulan Juli 2014 Gambar 6. Sebaran nesting area Penyu Hijau selama pengamatan 6 5 4 3 2 1 Stasiun Pengamatan

3.2 Kemiringan Pantai

Tingkat kemiringan Stasiun 1 sampai Stasiun 6, memiliki nilai rataan dengan dua kategori kemiringan yaitu miring dan landai. Kategori landai pada Stasiun 1 dan 6. Kemiringan kategori miring pada Stasiun 2, 3, 4, dan 5. Menurut Darmawijaya 1997 kemiringan agak curam berkisar 16 -30 , kategori miring 8 - 16 sedangkan kategori landai 3 -8 . Nilai kemiringan terendah pada Stasiun 1 dengan nilai rataan 6,15 Gambar 7. Elevasi kemiringan pada Stasiun 2 dan 3 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan mulai terjadi pada stasiun 4 dan 5, kontur pantai yang cenderung bergelombang berdampak pada probabilitas penyu bertelur. Menurut Varela-avecedo et al 2009 elevasi pantai diduga menjadi faktor yang paling berpengaruh bagi penyu dalam pemilihan lokasi peneluran. -5 5 10 15 20 1. Landai 2. Miring 3. Miring 4. Miring 5. Miring 6. Landai 7 5 5 7 -1 6.15 11.42 12.54 9.76 12.91 6.38 15 20 19 14 19 16 k e m ir in g a n Stasiun min mean max Gambar 7. Tingkat Kemiringan di Pantai Pangumbahan Kesesuian kemiringan pantai untuk habitat penyu pada Stasiun 1 sampai 5 masuk pada kategori S1 sangat sesuia dengan persentase kesesuaian 100. Stasiun 6 masuk pada kategori N tidak sesuai dengan selisih antara S1 sangat sesuai dengan N tidak sesuai 6,38 Gambar 8. Keberadaan aliran sungai menyebabkan terjadinya penurunan kemiringan sampai dibawah 0 yang berpotensi pada perendaman telur. Jejak sebaran sarang peneluran penyu sempat ditemukan di Stasiun 3 dengan kemiringan 45 0. Kemampuan Penyu mencapai lokasi peneluran dengan kemiringan cukup besar tentunya akan membutuhkan energi lebih besar. Selain itu, mata penyu terbatas tidak dapat melihat pada sudut yang 150ยบ kebawah sehingga kemiringan yang landai dan lebar pantai yang tidak terlalu jauh akan lebih disukai penyu. Menurut Nuitja 1992 penyu menyukai daerah peneluran daratan landai dan luas dengan rata-rata derajat kemiringan 30 diatas daerah pasang surut intertidal.