Penutupan Lahan dan Vegetasi di Pangumbahan

3.9 Jarak Pantai Peneluran dengan Daerah Pakan

Kesesuaian kawasan berdasarkan jarak pantai peneluran dengan daerah pakan kategori S1 sangat sesuai pada Stasiun 1, 2, 3 dengan nilai 0 sampai 1 km. Kategori S2 sesuai pada Stasiun 4, 5, 6 dengan kisaran jarak kurang dari 1 sampai 5 km. Menurut Nuitja 1983 ketersediaan makanan laut untuk penyu, turut menjamin kestabilan populasi penyu yang bertelur di kawasan konservasi. Kawasan feeding ground diindikasikan dengan adanya hamparan lamun di luar zona inti Gambar 17. Pentingnya ketersedian makanan di sekitar daerah kopulasi akan mempengaruhi kondisi induk dalam masa bertelur termasuk tingkat fertilisasi, persentasi penetasan telur, kelangsungan hidup embrio yang sangat ditentukan oleh makanan yang dikonsumsinya Marquest 1990.

3.10 Jarak Ketersediaan Air Tawar

Kesesuaiaan kawasan wisata berdasarkan ketersediaan air tawar di pantai Pangumbahan dilakukan dengan mengukur jarak air tawar setiap stasiun dengan sumber air tawar. Ketersediaan air tawar kategorikan S1 sangat sesuai di Stasiun 6, kategori S2 sesuai di Stasiun 1 dan 2, kategori N tidak sesuai di Stasiun 3, 4 dan 5. Menurut Yulianda 2007 kawasan wisata pantai dikategorikan sangat sesuia apabila jarak air tawar kurang dari 0,5 km, jarak air tawar 0,5 sampai 1 km kategori sesuia dan kategori tidak sesuai jika jarak dengan air tawar lebih dari 1 sampai 2 km. Ketersediaan air tawar menjadi hal penting dalam menunjang aktivitas wisata karena menunjang fasilitas wisata yang membutuhkan sumber air bersih dan sanitasi. Handayawati 2010 keberadan air tawar menjadi kriteria penilaiaan dalam prioritas pengembangan wisata pantai.

3.11 Kesesuaian Kawasan Peneluran

Kesesuaian kawasan konservasi sebagai habitat penyu secara exsisting meliputi 6 parameter yaitu kemiringan, lebar pantai, tekstur pasir, penutupan vegetasi, pencahayaan, bangunan dan jarak pantai peneluran dengan daerah pakan. Kawasan konservasi Penyu Hijau di Pangumbahan tidak lagi seluruhnya sesuai untuk habitat peneluran penyu. Tiga dari enam stasiun dikategorikan tidak sesuai untuk habitat peneluran penyu Gambar 17. Stasiun yang dikategorikan S1 sangat sesuai hanya pada Stasiun 1, 2 dan Stasiun 3 sedangkan kategorikan N tidak sesuai pada Stasiun 4, 5 dan 6. Ketidak sesuaiaan di Stasiun 4 disebabkan banyaknya vegetasi rumput lari Spinifex littoreus. Stasiun 5 dan 6 nilai lebar pantai dan kemiringan pantai terlalu besar. Stasiun 6 sebagian besar merupakan muara sungai yang berpotensi mensuplai endapan lumpur lebih tinggi. Pantai menghadap laut lepas memungkinkan terbentuknya rambatan gelombang besar dari bagian selatan Samudra Hindia yang menyebabkan berubahnya kestabilan garis pantai dan kemiringan pantai. meskipun geomorfologi pantai Pangumbahan berupa pantai terjal dengan batuan sedimen tua Wahyudin 2011. Menurut Panjaitan 2012 telah terjadi abrasi sepanjang 3.042,9 m atau 80,91 dari total panjang garis pantai Pangumbahan. Perubahan sebesar abrasi pantai 28 selama 21 tahun 1989 – 2010. Gambar 17. Peta kesesuaian wilayah habitat peneluran Penyu Hijau

3.12 Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai

Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Wisata pantai di Pangumbahan menjadi ekowisata yang melibatkan minat khusus. Kepuasan wisatawan diperoleh dari jasa yang diberikan oleh alam secara langsung. Sehingga tingkat kenyamanan wisatawan lebih rendah sedangkan tingkat kepedulian terhadap kelestarian suatu sumberdaya khususnya Penyu Hijau lebih diperhatikan. Pengembangan ekowisata ekowisata berupa wisata pantai dilakukan untuk menghindari terjadinya eksploitasi langsung penyu hijau di Pangumbahan Alternatif bentuk pengelolaan diharapkan mampu meningkatkan kesejahtraan masyarakat dengan menjaga keberlanjutan sumberdaya. Menurut Yulianda 2007 ekowisata merupakan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam atau lingkungan dan industri kepariwisataan . Kesesuaian kawasan untuk wisata pantai mengunakan 6 parameter diantaranya jumlah kenaikan Penyu setiap hari, lebar pantai, kemiringan pantai, kedalamaan, tipe pantai, material dasar perairan, penutupan lahan. Pantai