Samudra Hindia. Kndisi ini memberikan kemudahan aksesibilitas bagi pendaratan penyu di Pangumbahan. Selain itu, kedalaman perairan untuk penyu umumnya
dimanfaatkan dalam mencari makan. Menurut Bennett and Bennett 1999 Kedalaman 1 sampai 1,5 m saat pasang dapat memudahkan penyu melakukan
grazing mencari makan. Lokasi feeding ground umumnya mulai daerah subtidal sampai inshore sekitar kedalaman 8 meter
Kedalaman untuk kegiatan wisata pantai menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan kenyamanan. Keyamanan berupa keamanan para wisatawan
dalam melakukan berbagai aktivitas wisata pantai. Kedalaman pantai untuk wisata terbagi dalam dua kategori diantaranya kategori S1 sangat sesuai pada Stasiun 2,
1. Kategori S2 sesuai pada Stasiun 4, 5 dan Stasiun 6 Gambar 12. Menurut Yulianda 2007 kawasan bagi wisata pantai kategorikan sangat sesuai apabila
kedalaman perairan 0 m sampai 3 m, ketegori sesuai 3 m sampai 6 m dan tidak sesuai 6 sampai 10 m. Perairan yang terlalu dalam akan meningkatkan
kekhawatitran para wisatawan untuk melakukan wisata pantai, terutama bagi wisatawan yang tidak memiliki kemampuan untuk berenang. Kekhawatiran
wisatawan lainnya adalah aktivitas laut berupa pasang surut dan arus yang menyusuri tepi pantai longshore current. Pada Stasiun 6 pantai yang berbatasan
dengan BKSDA sedikit menekuk dan terhalang oleh batu karang yang tinggi. Wisatawan pada stasiun ini diharapkan lebih waspada dan tetap memperhatikan
kondisi sekitar karena arus yang kuat secara tiba-tiba berpotensi membawa wisatawan ke parairan yang lebih dalam.
Gambar 12. Kedalaman perairan pantai Pangumbahan
3.7 Penutupan Lahan dan Vegetasi di Pangumbahan
Kesesuaian kawasan untuk peneluran penyu berdasarkan persentase penutupan vegetasi dikategorikan S1 sangat sesuai pada Stasiun 1 sampai
Stasiun 6 dengan kisaran penutupan 39 - 47. Vegetasi tidak terlalu terbuka maupun tidak terlalu rimbun. Keberadaan vegetasi menjadi indikator
keterlindungan bagi telur penyu dari limpasan air laut, predator dan memperlambat proses transmisi panas sinar matahari ke permukaan pasir.
Perambatan dan penyerapan sinar matahari menjadi lebih lambat karena sinar matahari terserap lebih dulu oleh naungan vegetasi sebelum ke permukaan pasir.
Jenis vegetasi yang ditemukan di pantai Pangumbahan diantaranya katapang, nyamplung Calphylum inphyllum, babakoan Scaevla taccada, pohon
waru Hibiscus tiliaceus, bakung Crinum asiaticum, Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus lampiran 1. Pandan laut selain berperan dalam transmisi sinar
matahari membantu memberikan naluri Penyu untuk bertelur. Menurut Segara 2008 Penyu memiliki ketertarikan terhadap vegetasi yang berbeda-beda. Ciri
pantai peneluran penyu hijau umumnya didominasi vegetasi jenis pandan, sedangkan pantai peneluran penyu sisik umumnya didominasi vegetasi kampak-
kampak atau waru laut.
Kesesuaian kawasan untuk wisata pantai berdasarkan penutupan lahan pantai kategori S1 sangat sesuia pada Stasiun 1, 2, 3, 5, 6. Vegetasi dan pandan
laut memberikan kenyamanan berupa keterlindungan dari paparan sinar matahari langsung. Vegetasi pandan laut bagi para wisatawan menjadi daya tarik tersendiri
karena memiliki bentuk daun, batang dan perakarannya yang khas. Berbeda dengan Stasiun 4 yang dikategorikan N tidak sesuai karena banyak ditemukan
sebaran vegetasi jenis Spinifex littoreus Gambar 13. Tumbuhan merambat ini menganggu kenyamanan Penyu saat naik, pengalian sarang dan menghambat
tukik untuk kembali ke laut. Vegetasi Spinifex littoreus pada prinsipnya menjadi bagian objek wisata pantai di Pangumbahan, namun keberadaannya yang terlalu
banyak dapat menurunkan tingkat kenyamanan wisatawan. Wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata akan terbatasi secara ruang karena berusaha
menghindari agar tidak terkena duri.
Gambar 13. Sebaran vegetasi di pantai Pangumbahan
3.8 Pencahayaan dan Bangunan
Pencahayaan disekitar habitat peneluran berpengaruh terhadap naluri Penyu Hijau dalam melakukan pendaratan dan peneluran. Stasiun 1, 2, 3, 4, 5, 6
memiliki nilai rataan tingkat pencahayaan 0,41 lux dengan kisaran rataan 0,14 - 0,81 lux Gambar 14. Nilai pencahayaan terbesar berada pada garis pantai. Penyu
digaris pantai biasanya memastikan keadaan sekitar sebelum naik. Menurut Zavaleta et al. 2013 penyu menyukai pantai yang sepi, gelap dan tidak ada
bunyi-bunyian.
Intensitas cahaya mengalami perubahan peningkatan menjadi 0,11 lux dari nilai cahaya dari sebelumnya. Penelitian Widodo 1998, Listiani 2013 dan
Haryanti 2014 pada zona inti, tingkat pencahayaan berkisar 0 – 0,7 lux dan 0 lux
Perubahan tingkat pencahayaan disebabkan peningkatan jumlah bangunan villa maupun rumah hunian yang mengunakan lampu dengan volt tinggi sebagai
sumber penerangan, aktivitas nelayan dan aktivitas wisatawan. Khususnya pada saat libur panjang, intensitas wisatawan semakin meningkat. Aktivitas wisatawan
dari lampu kendaraan, lampu senter, api unggun di sekitar kawasan konservasi dan kegiatan pada malam hari menyebabkan peningkatan pencahayaan di pantai
Pangumbahan.