Gambar 14. Pencahayaan di pantai Pangumbahan Arah datang cahaya pada Stasiun 1, 2, 3, 4, 5, 6 secara umum paling tinggi
berasal dari sebelah kanan, terendah bagian tengah Gambar 15. Perbedaan arah sumber  cahaya  sangat  dipengaruhi  intensitas  cahaya  bulan  sebagai  sumber
pencahayaan alami, penutupan vegetasi termasuk keberadaan bangunan, aktivitas wisatawan,  aktivitas  nelayan  yang  mengunakan  pencahayaan.  Pada  Stasiun  1,  2,
3,  4,  5,  6  sumber  pencahayaan  dari  bangunan  cukup  terhalang  oleh  rimbunan vegetasi  meskipun  jarak  bangunan  kurang  dari  1  km.  Menurut  Salmon  2006
bangunan yang tidak menggangu penyu adalah berjarak lebih dari 1 km.   Adapun bangunan  Stasiun  di  Stasiun  1,  2  dan  5  tidak  diberikan  penerangan.  Sumber
penerangan pada Stasiun 1 sampai Stasiun 6 hanya diperoleh dari sinar bulan dan penerangan  dari  lampu  senter  para  petugas  yang  sesekali  digunakan  bila
diperlukan.  cahaya  lampu  di  daerah  peneluran  mempengaruhi  perilaku  bertelur induk  penyu  dan  perjalanan  anakan  penyu  Wibowo,  2007.  Cahaya  lampu  atau
cahaya  buatan  dapat  membuat  penyu  tidak  jadi  bertelur  Salmon  2003  karena Penyu hijau paling sensitive terhadap cahaya dengan panjang gelombang 520 nm
biru-hijau kerucut retina matanya mempunyai pigmen penglihatan yang mampu menyerap  panjang  gelombang  500-505  nm  Granda  dalam  Harless  and  marlock
1979
Jumlah  bangunan  mengalami  peningkatan  akibat  tingginya  kunjungan wisata. Peningkatan jumlah bangunan dari tahun 2011 sebanyak 4 dari 59 unit
menjadi  63  unit.  Bangunan  yang  didirikan  umumnya  berada  pada  kawasan  zona hijau  yang  dialih  fungsikan  oleh  masyarakat  lokal  maupun  luar  Gambar  16.
Pengalihfungsian selain dijadikan lahan bangunan sebagian lahan dijadikan lahan terbuka  yang  bertujuan  penataan  lebih  indah  dan  membuat  akses  menuju  pantai
lebih  mudah.  Pengalihfungsian  kawasan  sebagai  bentuk  pengembangan  fasilitas dan utilitas dikhawatirkan menganggu kenyamanan penyu hijau dalam melakukan
peneluran.  Bangunan  yang  didirikan  di  zona  hijau  dikhawatirkan  merubah komponen sistem ekologi yang berdampak pada ketidak sesuaiaan fungsi kawasan
sehingga penyu hijau tidak lagi melakukan aktivitas peneluran.
Gambar 15. Rataan arah sumber pencahayaan di pantai Pangumbahan
Gambar 16. Sebaran bangunan di sekitar kawasan konservasi
Stasiun pengamatan Lautan
Daratan
3.9 Jarak Pantai Peneluran dengan Daerah Pakan
Kesesuaian  kawasan  berdasarkan  jarak  pantai  peneluran  dengan  daerah pakan  kategori  S1  sangat  sesuai  pada  Stasiun  1,  2,  3  dengan  nilai  0  sampai    1
km. Kategori S2 sesuai pada Stasiun 4, 5, 6 dengan kisaran  jarak kurang dari 1 sampai  5  km.  Menurut  Nuitja  1983  ketersediaan  makanan  laut  untuk  penyu,
turut  menjamin  kestabilan  populasi  penyu  yang  bertelur  di  kawasan  konservasi. Kawasan  feeding  ground  diindikasikan  dengan  adanya  hamparan  lamun  di  luar
zona inti Gambar 17. Pentingnya ketersedian makanan di sekitar daerah kopulasi akan  mempengaruhi  kondisi  induk  dalam  masa  bertelur  termasuk  tingkat
fertilisasi,  persentasi  penetasan  telur,  kelangsungan  hidup  embrio  yang  sangat ditentukan oleh makanan yang dikonsumsinya Marquest 1990.
3.10 Jarak Ketersediaan Air Tawar
Kesesuaiaan  kawasan  wisata  berdasarkan  ketersediaan  air tawar  di  pantai Pangumbahan  dilakukan  dengan  mengukur  jarak  air  tawar  setiap  stasiun  dengan
sumber air tawar. Ketersediaan air tawar kategorikan S1 sangat sesuai di Stasiun 6, kategori S2 sesuai di Stasiun 1 dan 2, kategori N tidak sesuai di Stasiun 3, 4
dan  5.  Menurut  Yulianda  2007  kawasan  wisata  pantai  dikategorikan  sangat sesuia apabila jarak air tawar kurang dari 0,5 km, jarak air tawar 0,5 sampai 1 km
kategori  sesuia  dan  kategori tidak  sesuai jika jarak  dengan  air tawar lebih  dari 1 sampai  2  km.  Ketersediaan  air  tawar  menjadi  hal  penting  dalam  menunjang
aktivitas wisata karena menunjang fasilitas wisata yang membutuhkan sumber air bersih  dan  sanitasi.  Handayawati  2010  keberadan  air  tawar  menjadi  kriteria
penilaiaan dalam prioritas pengembangan wisata pantai.
3.11 Kesesuaian Kawasan Peneluran
Kesesuaian  kawasan  konservasi  sebagai  habitat  penyu  secara  exsisting meliputi  6  parameter  yaitu  kemiringan,  lebar  pantai,  tekstur  pasir,  penutupan
vegetasi,  pencahayaan,  bangunan  dan  jarak  pantai  peneluran  dengan  daerah pakan.  Kawasan  konservasi  Penyu  Hijau  di  Pangumbahan  tidak  lagi  seluruhnya
sesuai untuk habitat peneluran penyu.  Tiga dari enam stasiun dikategorikan tidak sesuai untuk habitat peneluran penyu Gambar 17. Stasiun yang dikategorikan S1
sangat  sesuai  hanya  pada  Stasiun  1,  2  dan  Stasiun  3  sedangkan  kategorikan  N tidak sesuai pada Stasiun 4, 5 dan 6.
Ketidak sesuaiaan di Stasiun 4 disebabkan banyaknya vegetasi rumput lari Spinifex  littoreus.  Stasiun  5  dan  6  nilai  lebar  pantai  dan  kemiringan  pantai
terlalu  besar.  Stasiun  6  sebagian  besar merupakan  muara  sungai  yang  berpotensi mensuplai  endapan  lumpur  lebih  tinggi.  Pantai  menghadap  laut  lepas
memungkinkan  terbentuknya  rambatan  gelombang  besar  dari  bagian  selatan Samudra  Hindia  yang  menyebabkan  berubahnya  kestabilan  garis  pantai  dan
kemiringan  pantai.  meskipun  geomorfologi  pantai  Pangumbahan  berupa  pantai terjal  dengan  batuan  sedimen  tua  Wahyudin  2011.  Menurut  Panjaitan  2012
telah  terjadi  abrasi  sepanjang  3.042,9  m  atau  80,91  dari  total  panjang  garis