pantai Pangumbahan. Perubahan sebesar abrasi pantai 28 selama 21 tahun 1989 – 2010.
Gambar 17. Peta kesesuaian wilayah habitat peneluran Penyu Hijau
3.12 Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai
Wisata  pantai  merupakan  kegiatan  wisata  yang  mengutamakan sumberdaya  pantai  dan  budaya  masyarakat  pantai  seperti  rekreasi,  olahraga,
menikmati  pemandangan  dan  iklim.  Wisata  pantai  di  Pangumbahan  menjadi ekowisata yang melibatkan minat khusus. Kepuasan wisatawan diperoleh dari jasa
yang  diberikan  oleh  alam  secara  langsung.    Sehingga  tingkat  kenyamanan wisatawan  lebih  rendah  sedangkan  tingkat  kepedulian  terhadap  kelestarian  suatu
sumberdaya khususnya Penyu Hijau lebih diperhatikan.
Pengembangan ekowisata ekowisata berupa wisata pantai dilakukan untuk menghindari  terjadinya  eksploitasi  langsung  penyu  hijau  di  Pangumbahan
Alternatif  bentuk  pengelolaan  diharapkan  mampu  meningkatkan  kesejahtraan masyarakat dengan menjaga keberlanjutan sumberdaya. Menurut Yulianda 2007
ekowisata  merupakan  wisata  yang  berorientasi  pada  lingkungan  untuk menjembatani  kepentingan  perlindungan  sumberdaya  alam  atau  lingkungan  dan
industri kepariwisataan .
Kesesuaian  kawasan  untuk  wisata  pantai  mengunakan  6  parameter diantaranya  jumlah  kenaikan  Penyu  setiap  hari,  lebar  pantai,  kemiringan  pantai,
kedalamaan,  tipe  pantai,  material  dasar  perairan,  penutupan  lahan.  Pantai
Pangumbahan  secara  eksisting  memiliki  dua  kategori  kesesuaian  untuk  wisata pantai. Kategori S1 sangat sesuai pada Stasiun 2 dan 3, kategori S2 sesuai pada
Stasiun 1, 4, 5, 6 Gambar 18.
Gambar 18. Peta kesesuaian wisata pantai di kawasan konservasi Stasiun  1,  4,  5,  6  dikategorikan  sesuai  karena  memiliki  kondisi  ekologis
yang  tidak  jauh  berbeda  dengan  Stasiun  2  dan  3.  Panorama  alam  yang  indah diantaranya hamparan pasir putih yang luas, air yang jernih, vegetasi pantai yang
lebat  dan  khas,  ombak  yang  sesuai  untuk  surfing,  dan  masih  terdapat  aktivitas kenaikan  Penyu  Hijau.  Pada  kawasan  ini  wisatawan  masih  bisa  menikmati
keindahan  alam  pantai  Pangumbahan  dengan  melakukan  kegiatan  wisata  pantai baik  siang  maupun  malam  hari.  Menurut  Kohl  2003  aspek  terpenting  dari
pengalaman
wisatawan adalah
perasaan kealamian.
Wisatawan lebih
menghendaki  pada  kualitas  dan  keutuhan  kawasan  sehingga  ekosistem  habitat penyu  hijau  akan  lebih  terjaga  keasliannya.  Maka  wisatawan  diharapkan  lebih
menyadari akan pentingnya upaya konservasi yang dilakukan.
Penyu  Hijau  umumnya  menjadi  objek  ungulan  yang  menjadi  daya  tarik utama  bagi  para  wisatawan.  Pengaturan  dengan  memperhatikan  daya  dukung
kawasan  diperlukan  dalam  mengatur  aktivitas  wisatawan.  Aktifitas  wisatawan yang  tinggi  dan  sulit  untuk  dikendalikan  kerap  kali  mengurangi  kenyamanan
penyu  untuk  melakukan  peneluran.  Kondisi  ini  mengancam  keberadaan  Penyu Hijau  di  Pangumbahan.  Menurut  Sagara  2008  Penurunan  populasi  di
Pangumbahan  terjadi  dikarenakan  kunjungan  wisata,  pembuatan  tenda,  api unggun  senter  blits  saat  foto,  pencurian  Penyu,  terjerat  bagan  ikan,  perambahan
hutan  dengan  puncak  terjadi  pada  tahun 1999  sampai  2002,  predator  dan  jumlah tukik yang dilepas.
3.13 Sistem Penzonasian kaitannya dengan pengelolaaan wisata
Pemaduan  antara  kegiatan  pemanfatan  kawasan  untuk  konservasi  dan ekowisata  diharapkan  menjadi  bentuk  pengintegrasian  dalam  perencanaan
pengembangan  ekowisata  di  Pangumbahan.  Hasil  analisis  spasial  dengan  teknik overlay  antara  kesesuian  kawasan  untuk  peneluran  Penyu  dengan  wisata  pantai.
Kawasan  yang  sangat sesuai untuk mendukung upaya perlindungan  Penyu  Hijau adalah Stasiun 1, 2 dan 3 dengan total luasan  3,684 ha karena memiliki kategori
sangat sesuai untuk habitat penyu. Kawasan yang sesuai untuk wisata pantai pada Stasiun 4, 5 dan 6 dengan total luasan 6,762 ha. Persentase luasan kawasan hanya
3,20  yang  sesuai  untuk  peneluran  Penyu  Hijau  dan  5,88  sesuai  untuk  wisata pantai  dari  total  luasan  kawasan  konservasi  daratan.  Menurut  SK  Bupati
Sukabumi Nomor 523Kep.639-Dislutkan2008 yang dikeluarkan pada tanggal 31 Desember  2008.  Luas  Kawasan  Konservasi  mencapai  1.771  hektar,  yang  terdiri
dari daratan 115 hektar dengan panjang pantai 2.300 meter dan kawasan perairan laut seluas 1.656 hektar.  Stasiun 4, 5 dan 6  dikategorikan tidak lagi sesuai untuk
habitat penyu karena kemiringan pantai yang landai, nilai lebar pantai yang terlalu besar,  keberadaan  vegetasi  Spinifex  littoreus  yang  cukup  banyak  tidak  lagi
mendukung aktivitas peneluran penyu di Pangumbahan.
Stasiun  1,  2  dan  3  merupakan  kawasan  sensitif  yang  memerlukan  upaya perlindungan secara ketat. Stasiun 1, 2, dan 3 selama ini masih dijadikan sebagai
lokasi  utama  untuk  kegiatan  wisata  pantai.  Pengalihan  bentuk  pemanfaatan kawasan  konservasi  berupa  wisata  pantai  pada  Stasiun  4,  5  dan  6  diharapkan
mampu  meningkatkan  upaya  reservasi  habitat  peneluran  penyu  di  Pangumbahan Gambar  19.  Menurut  Wilson  2001  perubahan  kawasan  berpotensi
mengakibatkan  kepunahan  karena  penyu  tidak  mampu  beradaptasi  dalam bereproduksi.  Khususnya  penyu  hijau  yang  siklus  hidup  dan  pertumbuhannya
lambat.  WWF-Indonesia  2009a  menyatakan  waktu  yang  dibutuhkan  untuk mencapai  masa  dewasa  sangat  lama,  yaitu  harus  bermigrasi  sangat  jauh  dari
habitat satu ke habitat lainnya selama 4 periode menjadi tukik, remaja dan dewasa berkisar antara 20 sampai 50 tahun.
Sifat wisata penyu yang in situ berupa objek yang hanya dinimkati secara utuh  dalam  ekosistemnya  sangat  keterikatan  kuat  dengan  habitat.    Penetapan
kawasan  yang  tidak  sesuai  untuk  pengembangan  kegiatan  ekowisata  berupa wisata pantai dikhawatirkan menimbulkan kerusakan lingkungan yang berdampak
pada kehilangan spesies.
Gambar 19. Peta evaluasi kesesuaian kawasan konservasi untuk wisata pantai
3.14 Daya Dukung Kawasan untuk Kegiaan Wisata Pantai
Pengembangan kawasan yang memperhatikan daya dukung sangat penting dalam menjaga keberlanjutan suatu sumberdaya.  Menurut Yulianda 2008  Daya
dukung  merupakan  jumlah  maksimum  wisatawan  yang  secara  fisik  dapat ditampung  di  kawasan  yang  disediakan  pada  waktu  tertentu  tanpa  menimbulkan
gangguan  pada  alam  dan  manusia.  Bentuk  pemanfatan  ekosistem  alami  tidak melebihi  kapasitas  fungsional  ekosistem  diharapkan  mampu  menjamin
pemanfatan  suatu  sumberdaya  secara  berkelanjutan.  Daya  dukung  kawasan konservasi  di  pantai  Pangumbahan  hanya  di  peruntukan  pada  Stasiun  4,  5  dan
Stasiun  6  karena  Stasiun  1,  2  dan  Stasiun  3  hendaknya  ditetapkan  sebagai kawasan perlindungan mutlak zona inti.
Daya  dukung  untuk  kegiatan  wisata  di  Pangumbahan  dibagi  menjadi  dua yaitu  wisata  pantai  dan  wisata  penyu.  Persentase  wisatawan  selama  penelitian
menunjukan  aktivitas  wisata  pantai  berupa  jalan-jalan  di  pantai,  melihat  sunrice menikmati  panorama  alam,  duduk  santai,  fotografi,  berjemur,  fotografi  adalah
63.  Persentase  wisatawan  melakukan  kegiatan  wisata  penyu  berupa  melihat penyu  bertelur  secara  langsung  dan  melihat  kegiatan  konservasi  penyu  30.
Wisatawan  yang  melakukan  kegiatan  wisata  pantai  dan  wisata  penyu  adalah  7 Gambar 20.