Tabel 5. Nilai kisaran lebar pantai Pangumbahan
Stasiun Lebar Pantai m
Rataan perstasiun m
1
6,33 -
35,13
20.54 2
14,96 -
52,80 28.76
3 30,29
- 49,97
42.04 4
26,20 -
71,56 44.15
5 43,55
- 67,34
56.41 6
48,29 -
103,96
70.73
Rata-rata
46,79
Kesesuaian lebar pantai untuk peneluran Penyu Hijau kategori S1 sangat sesuai  dengan  persentasi  kesesuaiaan  100  di  Stasiun  3,  4,  5,  6  Gambar  10.
Stasiun  2  dengan  kategori  S1  sangat  sesuai  96,97  terendah  pada  Stasiun  1 dengan persentase kesesuaian 78,05. Kesesuaian stasiun untuk peneluran penyu
disebabkan nilai lebar pantai masih berada pada kisaran yang memudahkan penyu untuk  mencapai  daerah  tempat  pembuatan  sarang.  Aksesibilitas  yang  semakin
jauh  dari  tempat  pembuatan  sarang  mengakibatkan  besarnya  energi  yang diperlukan penyu untuk mencapainya.
50
100
1 2
3 4
5 6
78.05 96.97
14.63 3.03
7.32
persent a
se
Le b
ra p
a n
ta i
Stasiun
N S2
S1
Gambar 10. Persentase kesesuaiaan habitat penyu berdasarkan lebar pantai Kesesuaian  lebar  pantai  untuk  kegiatan  wisata  pantai  kategori  S1  sangat
sesuai pada Stasiun 1, 2, 3, 4. Persentase tertinggi  di Stasiun 2 yaitu 72,7 dan terendah  di  Stasiun  1  dengan  nilai  29,3  Gambar  11.  Lebar  pantai  menjadi
salah  satu  faktor  pembatas  untuk  melakukan  kegiatan  wisata  pantai.  Semakin lebar  pantai  maka  semakin  banyak  bentuk  kegiatan  wisata  yang  bisa  dilakukan.
Keleluasaan  wisatawan  dalam  beraktivitas,  meningkatkan  kenyaman  berwisata. Menurut Wunani 2014 Semakin lebar pantai maka semakin baik untuk kegiatan
wisata  dan  kenyamanan  wisatawan.  Lebar  pantai  kategori  N  tidak  sesuia terdapat  pada  Stasiun  5  dan  6  dengan  persentase  ketidak  sesuaiaan  100.  Pada
Stasiun 5 dan 6 nilai lebar pantai terlalu besar.  Lebar pantai yang melebihi batas maksimum  menyebabkan  wisatawan  seringkali  merasa  kelelahan.  Batasan  lebar
pantai sebaiknya untuk kegiatan wisata pantai tidak melebihi dari 10 m Yulianda, 2007.
50 100
1 2
3 4
5 6
29.27 72.73
52.50 48.65
70.73
21.21
6.06 47.50
51.35
p er
sen ta
se
Le b
ra p
a n
ta i
Stasiun
N S2
S1
Gambar 11. Persentase kesesuaiaan wisata pantai berdasarkan lebar pantai
3.4 Tekstur Pasir
Tekstur dan persentase pasir sangat berpengaruh pada preferensi peneluran penyu. Persentase pasir Stasiun 1 sampai Stasiun 6 memiliki nilai rataan 97,32
dengan  kisaran  96,90 –  98,31  Tabel  6.  Menurut  Nuitja  1992  Susunan
tekstur  pasir  untuk  daerah  peneluran  berupa  pasir  tidak  kurang  dari  90  dan sisanya adalah debu maupun liat. Pangumbahan menjadi salah satu sentral utama
bagi  aktivitas  peneluran  Penyu  karena  memiliki  butiran  yang  lebih  halus dibandingkan  pasir  di  pantai  Ujung  Genteng  dan  Pelabuhan  Ratu  Herdiawan
2003.
Persentase  pasir  untuk  kesesuaian  peneluran  penyu  digolongkan  kedalam tiga kategori, yaitu S1 sangat sesuai pada Stasiun 1, 2, 3, 5 dengan nilai tertinggi
pada  Stasiun  1  dengan  nilai  98,31  dan  terendah  di  Stasiun  3  dengan  nilai 97,18.  Kategori  S2  sesuai  pada  Stasiun  4  dan  6  dengan  nilai  masing-masing
96,92;  96,90.  Tingginya  persentase  pasir  ini  memberikan  kemudahan  penyu dalam membuat sarang dibandingkan dengan tanah liat atau debu dan membantu
penyebaran  suhu  yang  lebih  stabil  dan  merata.  Menurut  Silalahi  1990  pasir memiliki kemampuan dalam menyimpan air 30 - 40 dengan daya penyimpanan
air  efektif  20.  Daya  simpan  ini  menjadikan  kondisi  pasir  tidak  terlalu  kering atau terlalu basah. Stancyk dan Ross 1978; Mortimer 1990; Chen et al. 2010
menyatakan  bahwa  ukuran  butir  pasir  lebih  banyak  mempengaruhi  parameter penting  yang  menentukan  proses  keberhasilan  inkubasi  seperti  porositas,
kelembaban dan kepadatan pasir.
Kawasan kategori S2 sesuai dan N tidak sesuai untuk peneluran penyu disebabkan  komponen  lain  dalam  jumlah  besar.  Komponen  selain  pasir  akan
berpengaruh pada kenyaman penyu untuk bertelur. Kawasan kategori S2 sesuia yaitu  Stasiun  4  dan  6  selisih  nilai  persentase  pasir  0,02.  Keberadaan  muara
sungai Cipanarikan dan kemiringan pantai yang landai pada Stasiun 6 berpotensi menjadikan  kandungan  liat  sebagai  komponen  dominan.  Menurut  Herdiawan
2003  kandungan  liat  Stasiun  6  kandungan  liat  memiliki  nilai  paling  tinggi mencapai 3. Berbeda dengan Stasiun 4 komponen dominan berupa debu karena
pada  kawasan  sekitarnya  tidak  ditemukan  muara  sungai  yang  berpotensi memberikan asupan suspensi solid yang mengandung liat.
Tabel 6. Kesesuaian tipe pasir untuk habitat peneluran penyu
STASIUN PASIR
Kategori 1
98.31 S1
2 97.30
3 97.18
4 96.92
S2 5
97.29 S1
6 96.90
S2
3.5 Tipe Pantai dan Material Dasar
Pantai  Pangumbahan  berdasarkan  tipe  pantai  dan  material  dasar  perairan. Stasiun 1 sampai 6 dikategorikan S1 sangat sesuai untuk kegiatan wisata pantai
Tabel  7.  Keseuaian  tipe  pantai  berupa  hamparan  pasir  putih  yang  berukuran sedang  dengan  material  dasar  perairan  berupa  pasir.  Ukuran  sedimen  yang  kasar
dan  sedang  sangat  baik  untuk  kegiatan  ekowisata  pantai  dibandingkan  ukuran butir sedimen yang sangat halus dan kasar Hazeri 2014. Material dasar perairan
berupa pasir turut mengukung untuk kegiatan wisata pantai karena identiknya para wisatawan  mengangap  secara  estetika  pantai  yang  berpasir  putih  lebih  baik
dibandingkan pantai yang berpasir hitam dan berkarang. Menurut Yulianda 2007 Wisata  pantai  akan  sangat  baik  dilakukan  pada  pantai  yang  didominasi  oleh
substrat  pasir,  dibandingkan  dengan  pantai  yang  berbatu  atau  pantai  yang didominasi  oleh  substrat  karang  karena  dapat  mengganggu  kenyamanan
wisatawan.
Tabel 7. Kesesuaian tipe pantai dan material dasar perairan untuk wisata pantai
STASIUN Tipe Pantai
Material Dasar Perairan Kategori
1 Pasir Putih
Pasir S1
2 3
4 5
6
3.6 Kedalaman Pantai
Kedalaman di pantai Pangumbahan cukup bervariasi dipengaruhi aktivitas pasang  surut  dan  kondisi  topograpis.  Pasang  surut  Pangumbahan  memiliki  tipe
pasang  surut  tipe  campuran  dominan  semi  diurnal.  Semi  diurnal  merupakan perairan  yang  mengalami  dua  kali  pasang  dan  dua  kali  surut  selama  24  jam
Hazeri 2014. Kedalaman yang semakin besar dipengaruhi topografis pantai yang semakin  ke  selatan  semakin  curam  karena  pantai  berhadapan  langsung  dengan