Tumbuhan penghasil pakan ternak Tumbuhan hias

Gambar 22 Spesies tumbuhan yang diperjual-belikan sebagai tumbuhan obat.

5.2.3 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Selain bertani masyarakat juga banyak yang mengembangkan ternak. Namun ternak yang dikembangkan bukan untuk diperjual-belikan namun untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Hampir seluruh masyarakat memiliki hewan ternak, sehingga kebutuhan akan pakan ternak juga menjadi kebutuhan penting masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo. Kebutuhan pakan tersebut dipenuhi dengan rumput yang mereka tanam di tempat araman di hutan dalam kawasan TAHURA. Ada 8 spesies dari 4 famili tumbuhan yang banyak ditanam oleh masyarakat di tempat araman lahan di dalam hutan kawasan TAHURA yang digunakan untuk budidaya pakan ternak mereka. Antara lain rumput A Panicum sp., rumput B Strobilanthes sp, rumput C Oplismenus compositus, rumput D Isachne sp., tumbuhan bawah H Rubia cordifolia, kalanjana Pennisetum purpureum dan singkong Manihot Utilissima. Selain jenis tumbuhan yang mereka tanam di tempat araman, masyarakat juga memanfaatkan daun-daun dari sayuran yang tidak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya daun labu siam, daun jagung, daun ubi dan jenis-jenis daun lainnya. Gambar 23 Rumput pakan ternak.

5.2.4 Tumbuhan hias

Tumbuhan hias adalah tumbuhan yang memiliki nilai estetika. Selain itu tumbuhan tersebut dapat berupa tumbuhan yang ada di sekitar masyarakat yang dapat memberikan hiburan atau rasa senang bagi setiap orang yang menikmatinya. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias adalah hasil budidaya. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias terdiri dari 14 spesies dari 12 famili. Tumbuhan yang paling banyak ditemui di rumah masyarakat adalah jemani Anthurium jemani, lidah buaya Aloe vera, hokeri Anthurium hokeri dan lidah mertua Sansevieria trifasciata. Gambar 24 Anthurium jemani. Menurut sejarahnya sekitar tahun 2007 anturium terutama spesies jemani adalah tumbuhan yang banyak dibudidayakan masyarakat karena pada saat itu jemani memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang membudidayakan jemani untuk sumber pendapatan. Namun pada saat ini harga jemani sudah sangat rendah sehingga masyarakat lebih memilih untuk memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai tumbuhan hias. Hilangnya harga anturium tersebut bermula dari kejadian bencana alam berupa tanah longsor yang terjadi di Tawangmangu. Menurut keterangan masyarakat kejadian tersebut diakibatkan karena hutan yang ada disekitar lokasi bencana tersebut sudah mulai rusak dengan aktivitas manusia yang memanfaatkan pakis secara besar-besaran dari dalam hutan. Menurut hasil wawancara hingga sekarang masyarakat masih membudidayakan beberapa spesies tumbuhan tersebut Gambar 25 dan berharap suatu saat akan memiliki nilai jual kembali. Namun selain dari spesies anturium masyarakat juga banyak membudidayakan spesies tanaman hias yang mereka jual di daerah wisata sekitar mereka hingga ke Tawangmangu. :tempat budidaya tanaman hias Gambar 25 Budidaya tanaman hias.

5.2.5 Tumbuhan untuk keperluan ritual adat dan keagamaan