Tumbuhan obat Pemanfaatan Tumbuhan

masyarakat, kemudian tengkulak tersebut menjualnya ke pedagang di pasar. Dengan alur yang seperti itu masyarakat mengalami kerugian, karena biasanya tengkulak membeli dengan harga yang rendah dari petani, namun dapat menjualnya ke pedagang dengan harga yang tinggi. Tetapi masyarakat tidak dapat menjual hasil pertanian mereka secara langsung tanpa melalui tengkulak. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki akses langsung kepedagang yang ada di pasar. Sehingga masyarakat sangat mengharapkan adanya upaya dari Pemerintah Daerah setempat untuk dapat mengatur pola perdagangan sayuran di daerah tersebut terutama dalam pengendalian harga sayuran. Misalnya dengan membuat sentra agroindustri sebagai tempat masyarakat menjual hasil peertaniannya dibawah pengawasan pemerintah daerah setempat. Gambar 16 Suasana perdagangan sayuran di pasar lokal.

5.2.2 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah segala spesies tumbuhan yang memiliki khasiat untuk mengobati penyakit. Tumbuhan obat juga diartikan segala jenis tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian khasiat obat adalah mengandung zat yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat tertentu mengandung efek dari berbagai zat yang berfungsi mengobati. Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk obat sebanyak 63 spesies dari 35 famili Lampiran 3. Spesies yang banyak digunakan sebagai tumbuhan obat paling banyak dari famili Zingiberaceae Gambar 16. Famili ini banyak digunakan sebagai tumbuhan obat karena selain berkhasiat sebagai tumbuhan obat, spesies tumbuhan dari famili ini juga banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan pangan biasanya sebagai bumbu. Spesies dari famili Zingiberaceae relatif mudah untuk tumbuh dan tidah membutuhkan perawatan khusus, sehingga banyak di budidayakan oleh masyarakat, selain itu spesies dari famili Zingiberaceae juga sebagai komoditas yang diperdagangkan. Spesies dari famili ini lebih banyak dibudidayakan di pekarangan rumah warga. Gambar 17 Keanekaragaman tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Setiap tumbuhan memiliki khasiat yang berbeda-beda. Namun beberapa jenis dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang sama atau beberapa penyakit yang berbeda dapat di obati dengan jenis yang sama. Selain beda khasiatnya, cara menggunakan dan bagian yang digunakan juga dapat berbeda. Hal ini dikarenakan setiap bagian tumbuhan memiliki kandungan yang berbeda. Bagian tumbuhan yang umum digunakan untuk obat antara lain daun, akar, batang, kulit kayu, bahkan semua bagian tumbuhan. 2 3 3 3 3 3 3 4 4 7 2 4 6 8 Rubiaceae Apiaceae Asteraceae Cucurbitaceae Lamiaceae Lauraceae Poaceae Myrtaceae Solanaceae Zingiberaceae Jumlah spesies Fa mili Hasil wawancara menunjukan bahwa bagian yang paling banyak digunakan untuk tumbuhan obat adalah daun Gambar 17. Dengan dimanfaatkannya daun maka tidak akan memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Menurut Fakhrozi 2009 daun memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas dan tidak memberi pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu tanaman meskipun daun merupakan tempat fotosintesis. Dengan pemanfaatan pada daun maka tidak perlu mematikan spesies tersebut, sehingga tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada kelangsungan hidup individu yang dimanfaatkan. Meskipun demikian pemanfaatannya juga harus diperhatikan, karena pemanfaatan yang berlebih juga akan mengganggu proses kehidupan individu tersebut. Gambar 18 Bagian yang digunakan untuk tumbuhan obat. Damayanti 2003 mengategorikan spesies tumbuhan obat penting menjadi tiga yaitu 1 spesies yag paling banyak diketahui oleh masyarakat, 2 spesies yang paling banyak untuk mengobati satu jenis penyakit, dan 3 jenis yang paling bermanfaat untuk pengobatan. Jika dilihat pada kondisi masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo berdasarkan pada keterangan responden tidak banyak jenis penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. Jenis penyakit yang sering diderita adalah penyakit ringan yang mudah untuk disembuhkan. Penyakit yang paling sering diderita adalah tekanan darah tinggi, masuk angin, diare, demam, pegal-linu dan beberapa jenis lainnya. Sehingga spesies tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah spesies tumbuhan yang dapat digunakan untuk 1 1 1 2 2 4 5 7 21 28 5 10 15 20 25 30 Juml ah spesi es Bagian yang digunakan menyembuhkan penyakit yang mereka derita atau hanya sekedar pengetahuan mengenai spesies tumbuhan yang dapat digunakan Lampiran 3. Jenis penyakit yang dapat digolongkan penyakit yang berat yang didertia masyrakat adalah diabetes. Namun dari hasil wawancara ternyata ada satu warga masyarakat yang meninggal akibat kanker payudara. Penyakit kanker itu merupakan satu-satunya kejadian dalam masyarakat tersebut yang sampai menyebabkan kematian. Karena menurut masyarakat rata-rata warga yang meninggal diakibatkan oleh faktor usia, bukan dari faktor penyakit. Gambar 19 Jenis penyakit yang paling banyak disembuhkan. Spesies tumbuhan obat penting berdasar pada kondisi masyarakat adalah spesies yang banyak dimanfaatkan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Masyarakat banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, misalnya spesies seperti alpukat, labu siam, belimbing, mengkudu, salam dan mentimun untuk mengobati tekanan darah tinggi. Kristianti 2012 menyatakan bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis. Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh gaya hidup, stress, alkohol atau kelebihan konsumsi garam dalam makanan. Mentimun Cucumis sativus salah satu spesies yang digunakan sebagai obat hipertensi karena dalam biji buahnya mengandung zat asetilkolin, karotin dan minyak lemak. Labu Sechium edule yang biasa mereka sebut dengan jipan juga sering dimanfaatkan untuk mengobati tekanan darah tinggi. 2 3 3 3 3 3 3 3 4 8 5 10 sariawan campuran obat demam diare masuk angin melancarkan asi melancarkan pencernakan pegal-linu diabetes menurunkan tekanan darah ringgi Jumlah spesies Jenis penyakit Masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari paling banyak memanfaatkan labu siam atau yang lebih mereka kenal dengan jipan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Labu yang diambil adalah yang berwarna hijau tua, kemudian kupas kulitnya, cuci dengan air matang kemudian diparut dan diperas. Air hasil perasan tersebut dapat langsung diminum. Biasanya untuk mengobati tekanan darah tinggi masyarakat mengkonsumsi dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Namun jika kondisi sudah mulai membaik atau gejala yang mereka rasakan untuk darah tinggi sudah berkurang, masyarakat juga akan mengurangi dosis yang mereka minum. Gambar 20 Spesies tumbuhan obat a Janggelan, b Labu. Pada saat ini pemanfaatan tumbuhan untuk obat sudah mulai menurun. Hal ini dikarenakan semakin terbatasnya sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan mulai adanya perkembangan jaman. Responden juga mengakui bahwa saat ini mereka lebih banyak menggunakan obat kimia daripada obat herbal. Hal ini dikarenakan penggunaan obat kimia lebih praktis daripada penggunaan obat herbal. Selain itu takaran dan dosisnya pun lebih jelas. Hasil wawancara dengan responden sebenarnya responden masih memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan obat, namun beberapa spesies yang dulu digunakan oleh masyarakat sudah sulit untuk ditemukan di hutan misalnya akar parem yang dulu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati keseleo, memar, retak dan pegal-linu. Namun jenis tersebut sekarang sudah tidak dapat ditemukan lagi. Menurut keterangan masyarakat spesies tersebut dulunya hanya terdapat di hutan kawasan TAHURA, spesies tersebut sulit untuk dibudidayakan oleh masyarakat. Sebenarnya responden lebih percaya dengan obat dari tumbuhan karena sudah turun-temurun, karena beberapa alasan masyarakat lebih cenderung b a b menggunakan obat kimia. Alasan utama masyarakat sudah mulai berkurang dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat selain sulitnya memperoleh spesies yang akan digunakan, proses yang perlu dilakukan sebelum dapat menggunakan tumbuhan sebagai obat yang menurut mereka kurang praktis juga menjadi alasan. Harapan masyarakat adalah adanya obat herbal yang praktis dan siap konsumsi. Masyarakat juga mengharapkan adanya klinik pengobatan herbal seperti yang ada di daerah Tawangmangu. Klinik obat herbal yang mereka harapkan adalah klinik yang ada di bawah Dinas Kesehatan, bukan klinik herbal milik swasta. Selain itu dapat diupayakan pula TOGA Tanaman Obat Keluarga, mengingat masih banyaknya lahan yang dapat digunakan di sekitar tempat tinggal yaitu pekarangan yang cukup luas dapat dikembangkan TOGA. Namun untuk mewujudkan hal tersebut harus dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya menyediakan tumbuhan obat di sekitar tempat tinggal mereka. Menurut Ikhsan 2010 ternyata, banyak tumbuhan obat yang dapat ditanam di tanah sempit dan tidak perlu perawatan yang njlimet, bahkan banyak yang tidak perlu dirawat dibiarkan saja tumbuh alami. Untuk menanam tanaman obat di lingkungan rumah hanya memerlukan sedikit pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan keterampilan untuk menanam. Untuk mewujudkan TOGA atau apotik hidup di pekarangan tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak menyita banyak waktu, karena spesies tumbuhan tersebut dapat ditanam satu persatu sesuai dengan kebutuhan dan tidak perlu menanam semua spesies tumbuhan tetapi cukup menanam spesies yang akan dibutuhkan oleh keluarga saja. Menurut Septiatin 2009 bahan baku untuk obat tradisional terdiri dari tumbuhan rempah-rempah, tanaman hias dan tumbuhan liar. Spesies tumbuhan rempah-rempah akrab oleh ibu-ibu rumah tangga karena selain bermanfaat untuk bumbu masakan sebagian besar memiliki khasiat untuk obat, misalnya jahe, kunyit, kencur, temulawak dan lain sebagainya. Manfaat lain yang diharapkan dengan adanya TOGA yang dikembangkan oleh masyarakat adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai pemasok bahan baku utama untuk jamu, mengingat Kabupaten Karanganyar memiliki pabrik jamu yang cukup besar dan banyak usaha kecil pembuatan jamu gendong. Selain itu diharapkan dapat sebagai daerah percontohan dalam pengambangan kemandirian masyarakat terhadap kesehatan masyarakat itu sendiri. Tumbuhan obat yang terdapat di Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo banyak yang diminati oleh produsen jamu. Spesies yang diminati anta lain adalah kina Cinchona pubescens dan beberapa spesies tumbuhan yang dapat digunakan sebagai campuran obat seperti kingkong Eupatorium triplinerve. Pemanfaatan kulit pohon kina yang banyak dimanfaatkan untuk bahan baku obat malaria masih diambil dari hutan di kawasan TAHURA. Belum ada masyarakat yang membudidayakan spesies tersebut di pekarangan maupun kebun. Menurut pengelola TAHURA aktifitas masyarakat yang mengambil kulit kina di dalam kawasan tersebut sebenarnya mengancam keestarian spesies-spesies kina tersebut, namun disisi lain masyarakat ikut serta dalam pengawasan terhadap kelestarian spesies yang ada di dalam kawasan tersebut. Selain kina, kingkong juga banyak dimanfaatkan untuk campuran jamu karena kingkong dapat digunakan untuk mengurangi rasa pahit dari bahan baku utama pembuatan jamu. Gambar 21 a Kondisi pohon kina yang sudah dikuliti, b Kingkong. Spesies tumbuhan obat yang banyak diperjual-belikan oleh masyarakat dan sudah banyak dibudidayakan adalah spesies dari famili Zingiberceae. Spesies tersebut antara lain lengkuas, jahe, kunyit, temu kunci, temulawak, temu ireng dan beberapa spesies lainnya. Untuk spesies dari Zingiberaceae langsung dijual ke pasar lokal yang ada di daerah tersebut, hal ini berbeda dengan spesies kina dan kingkong yang langsung dijual pada tengkulak yang kemudian dijual ke pabrik maupun produsen jamu. a b Gambar 22 Spesies tumbuhan yang diperjual-belikan sebagai tumbuhan obat.

5.2.3 Tumbuhan penghasil pakan ternak