Alat Alat dan Objek Penelitian

alat pengumpulan data yang pokok. Meneliti sebagian dari populasi, diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus berdasarkan pada kepala keluarga, yaitu dengan menentukan responden yang mewakili seluruh kepala keluarga dalam Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo, Desa Berjo, Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Walaupun dengan menggunakan sensus penentuan responden awal juga berdasrkan pada tokoh kunci dalam kampung tersebut. Pertimbangan dasar yang digunakan dasar dalam penentuan responden pertama dalam penelitian ini adalah orang yang dituakan di dukuh tersebut dan dianggap mengetahui mengenai kawasan TAHURA dan pemanfaatan tumbuhan, responden awal yang dijadikan kunci adalah tukang pijit bayi. Responden pertama akan digali pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan di desa tersebut, kemudian untuk menentukan responden kedua berdasarkan rekomendasi dari responden pertama, untuk menentukan responden ketiga dan seterusnya menggunakan cara yang sama. Jumlah responden yang diwawancarai adalah sebanyak 34 responden yang mewakili masing-masing KK. 3.4.2 Wawancara dan pengamatan langsung Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, yaitu menggunakan cara pengisian kuisioner dengan pendalaman pertanyaan sesuai dengan kebutuhan data terhadap sejumlah responden. Data dari setiap spesies tumbuhan yang dimanfaatkan adalah nama lokal, kegunaan, habitus, bagian yang digunakan, serta cara menggunakannya. Selain dari wawancara, juga dilakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat sekitar kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I dalam upaya konservasi tumbuhan serta jenis pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat. Pengambilan data juga dilakukan melalui survey pasar tradisional di daerah setempat pasar Kemuning dan pasar Karangpandan.

3.4.3 Pembuatan herbarium

Herbarium adalah bentuk kumpulan spesimen yang telah diawetkan. Tujuan dari pembuatan herbarium adalah untuk memudahkan proses identifikasi spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi di lapangan. Herbarium biasanya berupa awetan dari bagian tumbuhan misalnya daun, bunga, ranting, kuncup, buah, dan lain sebagainya. Pembuatan herbarium dilakukan dengan cara herbarium basah. Menurut Anggana 2011 tahapan pembuatan herbarium adalah: 1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya juga sebaiknya diambil. 2. Pengambilan contoh herbarium bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan wawancara dengan masyarakat. 3. Contoh herbarium diberi dipotong dengan menggunakan gunting sepanjang 40 cm. 4. Kemudian contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. etiket berisi keterangan tentang nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama kolektor. 5. Selanjutnya beberapa herbarium disusun diatas sasak yang terbuat dari bamboo dan disemprot alcohol 70. 6. Selanjutnya herbarium dioven dengan suhu 50-70 o C selama 48 jam. 7. Herbarium kering lengkap dengan keterangan yang diperlukan diidentifikasi untuk mendaatkan nama ilmiah.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Tipologi masyarakat

Hasil survei lapang yang didukung dengan data-data dari Pengelola TAHURA KGPAA Mangkunagoro I dan Kelurahan Desa Berjo, khususnya Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo masyarakat yang ada di Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo tersebut dikelompokan menjadi beberapa tipologi masyarakat yang didasarkan pada tingkat interaksinya dengan pemanfaatan tumbuhan yang ada di kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I. Tipologi masyarakat tersebut antara lain adalah pencari rumput, petugas TAHURA, pencari kulit kina, dll.