Gambar 5 Karakteristik masyarakat berdasar pada pekerjaan.
5.1.2 Pola kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat sekitar TAHURA dapat dikategorikan pada pola kehidupan yang teratur. Pagi setelah Sholat Subuh sekitar pukul 05.00-07.00 WIB
mereka sudah berangkat ke hutan untuk mencari rumput sebagai pakan ternak biasanya dua sampai tiga kali balik ke tempat araman. Setelah itu mereka
melanjutkan aktifitasnya untuk berladang sambil mencari kayu bakar. kegiatan itu biasanya dilakukan hingga pukul 14.00 kemudian mereka istirahat sejenak dan
setelah sholat ashar mereka kembali ke hutan atau ke kebun untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menjelang magrib. Setelah itu masyarakat sholat magrib
berjama’ah di masjid yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Setelah magrib mereka menunggu waktu isya sambil bersosialisasi dengan warga lainnya. Setelah
isya biasanya mereka kembali kerumah dan beristirahat mengumpulkan tenaga untuk aktifitas esok hari.
Masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo adalah masyarakat yang ramah. Hal ini ditunjukan dengan sikap mereka yang menyambut baik wisatawan
yang datang setiap harinya. Wisatawan yang datang lebih dominan wisatawan asing, meskipun mereka terkendala bahasa namun mereka berusaha untuk
memberi sambutan sebaik mungkin. Keramahan lain yang mereka tunjukan adalah sapaan hangat mereka terhadap orang-orang baru yang belum mereka
kenal. Tenggang rasa antar mereka juga sangat kuat, tenggang rasa itu lebih ditunjukan ketika ada salah satu warga yang punya hajatan mereka akan
bergotong royong untuk membantunya, pada kondisi “kesripahan” ada yang meninggal juga akan sangat tampak kondisi tenggang rasa dan gotong royong
penjaga purbakala
1 swasta
36
pelajar 10
petani 53
mereka. Hal lain yang dapat dilihat adalah ketika ada salah satu yang membangun rumah maka mereka akan “sambatan” membantu tanpa dibayar.
Masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo juga memiliki pola kehidupan sehari-hari yang teratur. Masyarakat memiliki pola makan yang teratur,
menurut mereka makan teratur akan membuat mereka terhindar dari masalah pencernakan. Masyarakat rata-rata makan tiga kali dalam sehari, namun
masyarakat tidak selalu makan nasi. Mereka sering menggantikan nasi dengan beberapa jenis makanan pengganti seperti singkong, garut, ubi, sukun dan
beberapa jenis lainnya. Selain itu dalam makan masyarakat selalu menggunakan sayuran, meskipun tidak banyak jenis sayuran yang mereka konsumsi karena
biasanya mereka hanya mengambil dari pekarangan mereka. Meskipun sederhana masyarakat berusaha untuk memenuhi pola makan yang sehat. Sumber protein
masyarakat berasal dari ikan asin, tempe, tahu dan beberapa jenis makanan lainnya. Sedangkan sumber vitamin biasanya diperoleh dari buah-buahan. Dengan
pola makan yang sehat masyarakat mengharapkan mereka dapat terhindar dari penyakit.
Masyarakat juga menerapkan hidup sehat dengan mengkonsumsi obat herbal. Misalnya dengan mengkonsumsi jahe untuk menghangatkan tubuh
mengingat suhu di daerah ini rendah. Masyarakat juga membuat minuman sendiri, misalnya untuk teh atau kopi mereka lebih sering membuatnya sendiri secara
manual, bukan mengkonsumsi minuman instan. Namun beberapa pola kehidupan masyarakat sudah mulai ditinggalkan.
5.1.3 Interaksi mayarakat dengan kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagro I