Tumbuhan penghasil kayu bakar

dalam pewarna pada sayur atau masakan. Menurut Heyne 1987 kulit akar dan daun-daun muda pada pohon jati dapat digunakan untuk mewarnai bahan anyaman. Sedangkan kunyit yang digunakan adalah bagian rimpang. Rimpang kunyit menghasilkan warna kuning. Kunyit juga hanya digunakan sebagai pewarna makanan. Selain digunakan sebagai bahan pewarna pada makanan menurut Heyne 1987 rimpang kunyit juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada anyaman, terkadang juga digunakan untuk bahan-bahan tenunan.

5.2.10 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Pada masyarakat yang mayoritas sebagai petani biasanya sangat mengenal pestisida. Pestisida juga dapat berasal dari tumbuhan yang biasanya disebut dengan pestisida nabati. Menurut masyarakat jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati antara lain daun mimba Azadirachta indica, jarak Ricinus communis, cengkeh Syzygium aromaticum, dan tembakau Nicotina tabacum. Meskipun masyarakat mengetahui jenis tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati, masyarakat tidak dapat menjelaskan bagian yang digunakan, jenis hama yang menjadi sasaran dan proses pembuatannya. Hal ini dikarenakan pada saat ini masyarakat sudah bergeser dalam penggunaan pestisida dari pestisida nabati ke kimiawi. Menurut masyarakat alasan utama mereka menggunakan pestisida kimiawi adalah arena sulitnya ditemukan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Sehingga atas dasar kepraktisan mereka lebih memilih menggunakan pestisida kimiawi. Menurut Rachmat dan Wahyono 2007 dari pohon mimba Azadirachta indica yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah bagian biji dan daun. Biji mimba mengandung 25 senyawa limonoid dan daunnya mengandung 57 senyawa limonoid dengan zat bioaktif utama azadiractin C 35 H 44 O 16 . Zat bioaktif ini bekerja sebagai zat penlak, pencegah nafsu makan, penghambat tumbuh, larvasida, bakterisida untuk mencegah aflatoksin, mitisida obat kudisa, virisida mengendalikan virus mosaic pada tembakau, rodentisida, ovisida, spermatisida, fungisida, nematisida dan moluskisida. Bahan aktif ini dapat ditemukan diseluruh bagian tumbuhan mumba, namun demikian kandungan bahan aktif paling tinggi pada biji. Keunggulan dari azadiractin adalah fitotiksisitasnya kecil bahkan tidak ada pada dosis efektif, tidak toksik untuk manusia dan vertebrata lainnya dan daya kerja utama adalah menghambat nafsu makan pada serangga hama. Cengkeh Syzygium aromaticum, bagian yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun dan biji bunnga yang mengandung minyak atsiri metal eugenol Rachmat Wahyono 2007. Pada tembakau Nicotina tabacum bagian yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun dan batang. Namun bagian yang umum digunakan adalah daunnya. Tembakau mengandung bahan aktif alkaloid seperti anabarine, anatobine, myosinine, nicotinoid, nicotelline, nicotine, nicotyrine, norotine dan piperidine. Kandungan nicotine paling tinggi terdapat pada rsnting dan tulang daun Rachmad Wahyono 2007. Semua bagian tumbuhan jarak Ricinus communis beracun untuk nematode, cendawan dan serangga karena kandungan bioaktif ricin sebesar 80- 90 dan sisanya adalah minyak castor. Ekstrak daun jarak 50-100 gr dalam 1 liter air ditambah sabun cair diendapkan 1 malam, kemudian diperas dan disaring lalu disiramkan pada tanaman dapat mengendalikan cendawan, nematode, hama yang ada di dalam tanah Rachmat Wahyono 2007. Spesies yang dulunya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pestisida nabati berasal dari hutan disekitar tempat tinggal masyarakat tersebut. Hingga saat ini tidak banyak ditemukan spesies tersebut di lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat sebagai bentuk budidaya. Karena masyarakat sudah tidak banyak memanfaatkannya sehingga masyarakat merasa kurang perlu membudidayakannya. Biasanya masyarakat akan membudidayakan spesies yang dpaat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Alasan utama masyarakat tidak memanfaatkan pestisida nabati adalah karena lebih praktis menggunakan obat kimia. Sehingga perlu adanya sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat mengemas pengetahuan masyarakat mengenai spesies yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dalam bentuk produk yang siap digunakan namun tetap dengan konsep alami hanya sedikit menggunakan unsure kimia. Menurut Wisjnuprapto 2010 ketersediaan teknologi pendukung kualitas sumberdaya manusia setempat perlu diperhatikan