masyarakat juga banyak membudidayakan spesies tanaman hias yang mereka jual di daerah wisata sekitar mereka hingga ke Tawangmangu.
:tempat budidaya tanaman hias
Gambar 25 Budidaya tanaman hias.
5.2.5 Tumbuhan untuk keperluan ritual adat dan keagamaan
Hasil wawancara yang dilakukan pada masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo hanya mendapatkan 8 spesies yang sering dimanfaatkan untuk
kebutuhan ritual dan keagamaan. Tumbuhan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk pelengkap sesajen atau untuk bunga sekaran di tabur di makam dan tempat
keramat. Spesies tumbuhan tersebut antara lain bunga yang sering disebut dengan bunga setaman yang terdiri dari bunga kantil Michelia alba, mawar Rosa sp.
dan melati Jasminum sambac. Selain itu juga sering dimanfaatkan kemenyan Styrax officinalis sebagai pelengkap untuk sesajen atau nyekar.
Selain untuk kebutuhan nyekar dan sesajen masyarakat juga percaya jika di rumah mereka di tanam bambu kuning Bambusa vulgaris maka mereka akan
terlindungi dari makhluk halus. Spesies tumbuhan lain yang juga sering dimanfaatkan untuk ritual dan keagamaan adalah beras ketan Oryza Sativa
glotinosa dan awar-awar Ficus septica.
Gambar 26 Awar-awar.
5.2.6 Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan
Beberapa masyarakat Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo sering membuat kerajinan untuk dimanfaatkan sendiri bahkan untuk dijual. Bentuk
kerajinan yang dibuat oleh beberapa masyarakat adalah anyaman tikar dari bahan mendong Fimbristylis globulods. Dahulu masyarakat banyak membuat tikar
untuk dijual, namun karena keterbatasan bahan baku untuk membuat tikar tersebut saat ini masyarakat sudah tidak dapat membuat tikar dari mendong.
Sulitnya memperoleh bahan baku untuk membuat kerajinan memang menjadi alasan utama, namun kurangnya promosi dan sulitnya pemasaran juga
menjadi faktor mulai hilangnya kearifan masyarakat dalam membuat tikar dari mendong. Bagi masyarakat jika ada alur pemasaran yang jelas sebenarnya masih
banyak usaha yang bisa diupayakan untuk memperoleh bahan baku tersebut. Tikar dari mendong sekarang sudah tidak banyak diminati lagi, karena banyaknya tikar
dari bahan lain yang lebih banyak diminati di pasaran. Harapan masyarakat adalah dapat mengembangkan usaha dalam membuat tikar seiring dengan pengembangan
kawasan TAHURA sebagai lokasi wisata. Masyarakat berharap beberapa kerajinan dari masyarakat dapat digunakan sebagai sarana dalam objek wisata
tersebut.
Gambar 27 Anyaman a Mendong bahan anyaman, b Tikar dari mendong. Spesies bambu khususnya bambu petung Dendrocalamus asper
dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kerajinan berupa keranjang, tumbu, kukusan dan gedhek dinding rumah dari anyaman bambu. Tidak semua spesies
bambu dapat digunakan untuk membuat anyaman. Bambu yang digunakan biasanya siperoleh dengan membeli dari pedagang dari Karangpandan. Namun
a b